"Apa yang dimaksud 3 tahun lagi?" Kalyan memejamkan matanya mencoba berpikir. "Aish ini seriusan om gamau ngasih lagi ingetan apa gitu?!!" Kesalnya pada angin kosong. Siapa tau saja ada Arwah si Zeylan sedang bersamanya. Rasanya dia ingin menggila.
"Oke oke Kalyan, tenang..." Ia berjalan menuju meja yang dipenuhi oleh buku buku juga apapun itu. Bahkan berkas-berkas yang tak dapat dipahami olehnya.
Sudah dia bilang dia tidak mengerti. Karena saat berada ditubuhnya dia hanyalah pengangguran. Bahkan Daddy nya saja tidak menuntut nya untuk bekerja. Dengan senang hati dong Kalyan melakukannya. Ahh benar-benar anak yang dimanjakan dengan kekayaan orang tuanya. Betapa beruntungnya dia. Tapi sekarang? Dia harus bekerja dengan segala tumpukan berkas yang tidak dimengerti olehnya. Oh Tuhan, ampuni Kalyan.
"Pertama-tama gua harus buat plan." Ia mengambil sebuah buku secara acak.
1. Mengambil hati anaknya.
2. Mencari tahu permasalahan yang terjadi antara dirinya, maminya dengan sang anak?
3. Mencari tahu apa yang terjadi dengan 3 tahun yang akan mendatang.
4. Mencari siapa istri/mantan istri om Zeylan.
5. Berleha-leha tanpa bekerjaOke rencana yang pas. Alasan pertama, karena Kalyan takut dimasa depan ia akan dibunuh anaknya seperti cerita cerita yang sering diceritakan oleh sepupunya dahulu, bahwa sepupunya ini menceritakan seorang anak yang membunuh orang tua nya sendiri karena memendam kebencian yang terlalu dalam.
Oke Kalyan akui dia takut mati untuk kedua kalinya. Jadi untuk berjaga-jaga lebih baik dirinya melakukan pendekatan. Walau ia akui ini akan susah, karena bagaimanapun Kalyan memang tak pandai mendekati duluan orang yang ingin ia dekati. Sepertinya sebagai opsi pertama, dia akan mendekati anak keduanya, Elard. Jika dilihat-lihat anak itu sepertinya mudah untuk didekati.
Alasan kedua, dia harus tau terlebih dahulu seluk beluk tentang dirinya. Bagaimanapun itu akan memudahkannya dalam melakukan pendekatan dengan anaknya. Juga permasalahan maminya ini dengan ketiga anaknya. Terlebih dengan sibungsu Nio, kentara sekali tidak menyukainya.
Alasan ketiga, dia juga harus tau dengan apa yang terjadi dengan 3 tahun yang akan mendatang. Mungkin dia akan mendekati maminya itu lalu mencari tau secara perlahan. Ia hanya takut 3 tahun yang akan datang adalah hal buruk untuk kehidupannya. Bagaimanapun tubuh ini sudah menjadi miliknya. Ia hanya ingin kehidupan yang tenang di kehidupan keduanya ini.
Alasan keempat, ini sangat penting. Pokoknya dia harus tau siapa istrinya ini. Ah atau sudah mantan ya? Mungkin nanti Kalyan akan mencarinya. Siapa tau ada sebuah dokumen kan yang menyangkut ibu dari ketiga anaknya itu diantara tumpukan tumpukan penuh ini. Tidak ada alasan khusus ia melakukan ini. Dirinya hanya penasaran saja. Siapa tau dia mendapatkan Jackpot. Mungkin dengan ini ada hubungannya dengan ketiga anaknya itu? Seperti seorang suami yang mencampakkan istrinya, lalu anaknya membencinya? Sudahlah lagi-lagi pikiran konyol selalu ada dalam diri Kalyan.
Alasan terakhir... Kalyan tak ingin bekerja. Dia tak paham. Kalyan hanya takut jika memaksakan untuk bekerja di suatu pekerjaan yang tidak dimengerti olehnya, dia hanya akan menjatuhkan perusahaannya sendiri. Jika melihat dari bagaimana maminya ini memperlakukan nya tadi, sepertinya om Zeylan ini dekat dengan orang tuanya sebagaimana ia dekat dengan Mommy juga Daddy nya. Juga papinya yang menitip salam, berarti tidak ada permasalahan antara kedua anak dan ayah itu. Biasanya kan sebagian orang tidak dekat dengan ayahnya sendiri.
Oke Kalyan, kamu tinggal minta papimu itu untuk mencari seseorang yang benar-benar dapat dipercaya untuk mengurus perusahaannya. Tadinya dia ingin meminta Ken, asistennya itu untuk mengurus segala urusan kantor. Tapi tidak jadi karena dia memikirkan kemungkinan hal buruk yang akan terjadi. Dengan ini Kalyan hanya tinggal berbaring santai dengan segala kekayaan yang menyelimutinya. Hahahaha rencana yang pas.
Kalyan melihat jam pada handphone nya. Sudah pukul 11 siang. Ia pun menutup buku rencananya itu dan menyimpannya dilaci yang terdapat sebuah kunci. Menuju almari dan mengambil sebuah kemeja putih polos untuk luarannya. Lihat lah, penampilannya sudah seperti anak ABG.
"Bima."
"Iya tuan, ada yang bisa saya bantu?" Tunduk hormat Bima pada tuannya.
"Gua– eh saya mau pergi dulu. Tidak usah siapin makan siang untuk saya, karena mungkin saya akan makan siang diluar." Ucap Kalyan dengan kaku, walau ia sudah berusaha sesantai mungkin.
"Baik tuan, dimengerti."
Kalyan mengangguk dan menepuk pundak Bima. Dia berlalu dengan santainya dengan segala rencana luar biasa. Ia tak sengaja melihat anak pertamanya yang baru saja masuk. Jantungnya berdetak cepat memikirkan akan melakukan apa. Bagaimanapun ia akan dengan perlahan untuk mengambil hati anaknya.
"Udah pulang kamu." Basa basi yang basi.
Griffin melihat ayahnya dengan ekor mata, "Apa mata ayah sudah buta sekarang?" Sarkasnya.
Kalyan meneguk ludahnya kasar ditatap dengan sebegitu tajamnya. Ia berdehem, "Ayah hanya bertanya. Kalau begitu ayah pergi dulu."
Griffin berbalik badan. Melihat ayahnya yang berjalan dengan cepat. Dimatanya... Pria itu terlihat takut kepadanya.
—a y a h—

KAMU SEDANG MEMBACA
Ayah?
FantasyMenjadi seorang ayah? Tiba-tiba banget nih? Cover by pinterest. + ke perpustakaan Jangan lupa ☆ and 💬