Chapter 18

6.1K 645 20
                                    

Libur semester telah berakhir, dan kini si kembar kembali bersekolah setelah dua minggu.

"REVINN! RYLAN! Buka mata kalian! Ayo bangun! Sekarang kalian harus sekolah! Udah jam 6 lebih! Kalian...." panjangnya omelan Izal di pagi hari ini. Masih berlanjut jika dari keduanya belum ada yang bangun.

Izal membuka selimut yang masih dipakai mereka. Revinn dan Rylan memang satu kamar, tetapi berbeda ranjang.

Lalu, jika si kembar memaksa Izal tidur dengan mereka berdua. Mereka bertiga tentu saja tidur di kamar Izal, terdapat dua kamar milik Izal satu di mansion dan satunya di rumah.

Dan Izal lebih sering tidur di mansion, daripada di rumah. Karena itu terkadang Ezie dan Wiluna selalu protes.

Balik lagi ke awal. Izal menggoyangkan badan dengan kuat, agar Revinn dan Rylan cepat bangun.

"Heh! Ayo bangun! Kalian kebo banget dah" ucap Izal tak berhenti mengoceh.

"Eunghh, nanti kakak. Lima menit lagi plis" ucap Rylan yang meringkukkan badannya dan bersembunyi dibalik selimut.

"Gak ada lima menit, lima menit. Bangun sekarang!" Membuka selimut yang tadi dipakai oleh Rylan. Begitupun dengan punya Revinn, ditarik oleh Izal.

"Iya Kak" ucap Revinn, tetapi masih dengan mata yang tertutup.

"Ck, bocah-bocah ini. Gimana kalo kakak gak ngurus kalian lagi coba. Bangun pagi aja susah banget" gumam Izal, tetapi terdengar oleh telinga si kembar yang tajam.

Keduanya langsung terbangun lalu menatap Izal dengan tatapan yang tak dimengerti. Izal melipat selimut milik si kembar tak menyadari tatapan itu.

Revinn segera menarik tangan Izal dengan kuat hingga terbaring di kasur Revinn.

"Eehhh!" Kaget Izal saat ditarik tadi.

Revinn dengan sigap memeluk pinggang Izal diikuti oleh Rylan.

"Emang kita gak denger tadi kakak bilang apa? Kita sudah bilang jangan ninggalin kita!" Ucap Revinn dengan menekan menelusupkan kepalanya pada ketiak Izal.

"Shit! Gue lupa anjir" Izal membatin.

"Y-ya mangkanya cepet bangun. Kakak capek loh ini baru udah masak langsung ke atas bangunin kalian" ucap Izal mencari alasan. Tetapi alasan itu malah memperburuk perasaan si kembar.

"Maaf Kakak, kalo gitu kita gak akan menyusahkan kakak. Kita bakal bangun lebih pagi buat bantu kakak" ucap Rylan murung.

Revinn dan Rylan tidak tau bahwa mereka menyusahkan Kak Fai, hingga membuatnya capek dengan mereka berdua. Pikir keduanya, Revinn dan Rylan merasa bersalah.

"Bukan kayak gitu maksud kakak tuh. Kakak hanya ingin saat kalian dibangunkan, langsung bangun gitu" ucap Izal agar tidak salah paham.

"Kalian gak nyusahin kakak kok, meski kalian jahil, suka prank kakak, suka gak nurut kalo disuruh, berisik, tukang bohong tapi gak jago bohong, drama, hemm sama apa lagi ya" Izal berpikir kelakuan si kembar yang membuatnya pusing tapi sekaligus membuatnya terhibur.

"Stop! Stop! Ini kakak maksudnya nyindir kita atau gimana sih?" Ucap Rylan mencebikkan bibirnya.

"Nah! Kok tau?" Izal berucap dengan akting wajah bingung.

"Ouhhh! Kakak sekarang mulai ikut jahil yaa?" Ucap Revinn menyeringai.

Merasakan firasat buruk Izal memberontak untuk bangun. Lalu dengan cepat Revinn dan Rylan mengggelitiki Izal.

"Hahahahah hentikan kalian berdua" Izal tertawa dengan kuat dan menggeliatkan tubuhnya layak cacing karena tak kuat dengan gelitikan si kembar.

"Ehehe rasain nih!" Ucap Rylan masih menggeltiki Izal.

BabysitterBoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang