Chapter 17

7.3K 717 17
                                    

Setelah hari-hari berat bagi Ezie, Revinn dan Rylan usai. Akhirnya Izal sudah tidak ngambek lagi pada mereka.

Sebenernya, Izal tidak lama kok marah pada mereka. Hanya saja itu idenya Wiluna untuk berpura-pura, jadi Izal ikut saja. Izal menjauhi ketiganya seolah-olah memang sedang marah.

Tanpa Izal ketahui bahwa Wiluna hanya ingin Izal menghabiskan waktu lebih banyak dengannya. Tanpa diganggu ketiga orang itu, dengan iming-iming hukuman untuk mereka.

Saat ini Izal sedang duduk di ruang keluarga sambil menonton tv. Dengan si kembar yang memeluk tangannya, tak membiarkan Izal pergi.

"Baru beberapa hari loh, Kakak gak bareng kalian. Manja nya minta ampun" ucap Izal yang masih terfokus pada acara tv.

"Mangkanya, Kakak jangan jauhin sama cuekin kita berdua. Kita gak bisa kalo gak ada Kakak" balas Rylan yang semakin mempererat pelukannya pada Izal.

"Kakak gak bisa loh, selamanya sama kalian. Bisa jadi tahun depan kakak gak ngurus kalian lagi. Atau enggak bulan depan. Siapa yang tahu kan?"" ucap Izal memberitahu.

"Jangan ngomong kayak gitu!" Tegas Revinn sambil menatap Izal, begitupun dengan Rylan.

Izal meneguk ludah kasar, kenapa tiba-tiba saja suasananya mencekam seperti ini. Izal lupa, bahwa pembicaraan tentang dirinya bisa saja meninggalkan si kembar sangat tak boleh dibicarakan di hapadan mereka.

"Maaf, Kakak gak bakal pergi kok kalo kalian gak ngizinin" ucap Izal dengan cepat, agar suasananya tidak mencekam kembali.

"Kita gak akan biarin Kakak pergi, selamanya akan bersama kita" batin keduanya.

"En, Kakak harus bareng kita. Selamanya" ucap Rylan mengangguk dengan diakhiri bisikan yang menekan.

"Hah kamu ngomong apa tadi?" Tanya Izal karena fokus pada film.

"Pokoknya malem ini kakak harus tidur bareng kita" ucap Revinn mengebu, sembari mengalihkan pembicaraan.

"Iya, Iya! Suka-suka kalian aja" balas Izal.

Dan sekarang Izal yang hanya bisa pasrah. Revinn menyandarkan kepalanya pada Izal. Rylan yang tak ingin kalah membaringkan tubuhnya dengan kepala berada di paha Izal.

"Kalian tidak ada tugas libur semester, kan?" Tanya Izal, mengusap surai Rylan.

"Tidak ada" balas keduanya berbarengan.

Izal mengangguk. Teringat, Izal hari ini belum masak untuk makan siang.

"Jam berapa sekarang?" Tanya Izal.

Revinn mengambil handphone nya. Lalu menunjukkannya pada Izal, di sana tertera waktu menunjukkan pukul 12.30.

"Awas! Kaka mau masak" ucap Izal. Tetapi di hiraukan oleh Revinn dan Rylan.

"Kemarin-kemarin aja, karena marah sama kita masaknya digantiin pelayan. Jadi gak usah Kak. Kakak di sini aja sama kita" ucap Revinn menduselkan kepalanya pada leher Izal.

"Iya tuh, kita juga biasanya dibangunin kakak. Pas kemarin sama pelayan" Rylan ikut mengompori, mendongakkan kepalanya menatap Izal.

Izal tersenyum kaku, padahal Izal hanya mengikuti kata Wiluna saja. Yaaa, salahnya juga sih.

"Oke,Oke kalian menang. Terserah kalian aja deh hari ini Kakak akan nurutin permintaan kalian" ucap Izal menghela nafas.

"Hehe, kalo gitu..." Rylan tersenyum jahil, tetapi belum sempat berucap Izal memotong perkataanya.

"Kecuali nonton film horor" ucap Izal dengan cepat.

"Yaah, kakak gak asik" ucap Rylan mendesah kecewa, lalu terkekeh lucu mengingat wajah Izal yang ketakutan.

BabysitterBoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang