Chapter 22

7.6K 496 101
                                        

            _________________________
               Selamat membaca🌷
            _________________________

Sementara itu

Albert memasuki ruangan Bagas, ia di perintahkan Bagas untuk mencari tahu tentang seseorang .

"Ini semua datanya tuan"

"Jelaskan!" Perintah Bagas

" Nama dia Kevan Prasetyo, ia sebatangkara orang tuanya meninggal karna kecelakaan saat ia berusia 17 tahun, saat ini ia berusia 22 tahun"

"Pekerjaan?"

"Dia seorang lelaki penghibur tuan"

"Apa? Kau tidak salah kan??"

"Tidak tuan, memang pekerjaannya seperti itu, tapi dia hanya menemani minum bukan menemani tidur" jelas Albert .

"Baiklah,kau boleh kembali"

"Maaf lancang tuan, apakah tuan ingin mendekati lelaki itu?"

"Kamu tidak perlu tau! Ini urusan saya"

"Baik,kalau begitu saya permisi"

Albert keluar dari ruangan Bagas dengan sedikit ngedumel .

"Dasar lelaki, bukankah dia sudah punya istri? Tapi ini kesempatan bagus untuk aku mendekati istrinya" ucap Albert .

Bagas kembali fokus pada pekerjaannya,tapi tiba-tiba ia ingin makan yang pedas-pedas .

"Ke ruangan saya sekarang" ucap Bagas lewat telpon menyuruh Devin ke ruangannya .

Tak lama Devin masuk ke ruangan Bagas .

"Ada yang bisa saya bantu tuan?" Tanya Devin .

"Saya ingin makan yang pedas-pedas"

"Anda ingin makanan apa tuan?"

"Saya tidak tau, tapi saya ingin makanan yang berkuah"

"Bakso? Tomyam?"

"Ck bukan, saya tidak tau namanya tapi saya mau itu"

"Mie?"

"Ck bukan Devin! Kalau mie saya tau,makanan itu ada topingnya, kerupuk juga"

"Seblak tuan"

"Bukan! Bukan itu namanya, pokonya Carikan saya makanan seperti itu, ingat harus dapat dan pedas"

"Baik tuan, ada lagi?"

"Saya ingin moci strawberi dan mangga, lalu bawakan saya buah rambutan juga"

"Untuk apa buah rambutan tuan? Sekarang tidak musim"

"Saya ga mau tau, pokonya harus dapat!"

"Tuan seperti orang hamil saja"

"APA KAU BILANG!"

"T-tidak tuan saya hanya bercanda saja, kalau begitu saya permisi"

Lalu Devin pun pergi dari ruangan Bagas untuk mencari pesanan Bagas .

"Apa-apaan dia itu, dia pikir aku lelaki seperti apa? Dia kira aku bisa hamil"

"Hah? L-lelaki hamil? Bukankah Andrea juga lelaki bisa hamil? Apa iya aku sedang hamil? Tapi mana bisa bukankah aku pihak atas"

"Apa jangan-jangan,,,,,"

____________________________

Abian dan Andrea sedang curhat di ruang tamu mansion, biasa lah para istri kalau ketemu pasti curhat, tapi bukan curhat masalah ekonomi yang macet .

I want to be lovedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang