S U W E L A S

59.3K 1.6K 41
                                    

Selamat datang dan selamat membaca

Cayang-cayang aku cemuachh😘

~~~*~~~

"KITA BAKAL PUNYA MANTU AYAH!"

Di pagi hari yang cerah ini, di kediaman keluarga juragan Jaya, tengah heboh lantaran terkuaknya kebenaran putra sulungnya.

Niatan lamaran mereka di terima oleh Cahaya!

Kini nyonya di keluarga itu sedang sibuk untuk mengatur lamaran betulan untuk putra sulungnya ini.

"Kamu ndak becanda Leh?"

Adinata menggeleng mantap,
"Cahaya menyetujui niat baik Adi, yah." Jaya tak kuasa menahan senyumnya.

Pria paruh baya itu lekas memeluk tubuh kekar putranya.

"Mamah akan siapkan semua keperluan lamaran mulai dari sekarang!" Ujar nyonya Saras dengan semangat empat lima.

Wanita paruh baya itu sudah sibuk dengan gadget nya, entah sedang menelpon siapa.

Adinata dan Jaya kompak terkekeh kecil melihat betapa antusiasnya nyonya Saras.

"Ayah, Abang mau nikah ya?" Celetuk bocah laki-laki yang sudah siap dengan seragam merah putihnya.

Adinata menatap adik bontot nya sambil tersenyum tipis, Jaya lekas mengangkat Bimo ke pangkuannya.

Melihat ayahnya yang memangku Bimo dengan gaya mengangkang menghadap penuh sang ayah, Adinata jadi tersenyum penuh arti.

Sepertinya boleh dicoba dengan gadisnya nanti, malam itu kan miring- bukan mengangkang—Ehh?!!

"Iya nak, kamu ikut seneng kan? Secepatnya kita kerumah mbak iparmu untuk melamar."

Bimo yang belum konek pun hanya menatap ayahnya polos, "mbak ipar Bimo, siapa ayah?"

"Mbak cantik."

Belum Jaya menjawab pertanyaan putra kecilnya, Adinata sudah lebih dulu mewakili.

Terlihat mata Bimo berubah cerah, seperti suasana pagi ini.

"Mbak cantik yang waktu itu?! Aaaaa Bimo aja yang lamar mbak cantik ayah!"

Deg!!

Adinata terkejut, begitupun dengan juragan Jaya.

"Nak,"

"Emangnya kamu tau, lamaran itu apa?"  Tanya Adinata terdengar sebal, bisa-bisanya adiknya yang masih tak mengerti apa-apa perihal pernikahan, sudah ada keinginan juga melamar Cahaya.

Tidak, ini tidak boleh dibiarkan.

Sebelum kejauhan lanturan bocil itu, Adi harus menghentikan ini semua.

"Tau, yang mau nikah itu kan. Bimo pernah ikut pas lamarannya bulek Fika sama paklek Yogi ."

Jaya menatap putra kecil di pangkuannya lekat, "ayah. Bimo mau mbak cantik, buat Bimo aja ya?!!" Ujarnya antusias sekali.

"Ndak boleh!"

"Iiiihhh abaaaaang!" Si bontot mulai merengek.

Bisa-bisanya, Adinata kira Bimo sudah lupa perihal aksi manjanya bocah itu ke Cahaya, ternyata malah--

"Mau mbak cantik pokoknya!"

"Iya nak, kan nanti mbak cantik jadi mbak ipar kamu, Bimo bisa main sama mbak cantik kok." Tutur jaya menasehati dengan lembut.

"Mbak cantik buat Bimo ajaaa!!" Terpantau sudah mulai tak kondusif, Adinata lekas mengambil alih adiknya itu ke gendongannya.

"Wes, daripada kamu merengek-rengek begini, mending berangkat sekolah. Ayo, Abang anter."

Istri kecil Tuan muda Adtmajaya {21+} END✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang