Menurut Skara, Braga dulu adalah tempat berpulang paling nyamannya. Tempat dia berbagi duka dan suka. Dulu, dimana ada Skara pasti selalu ada Braga di sana. Dulu, hal utama yang Braga prioritas kan adalah Skara dan sekarang semuanya berubah karena s...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
3 tahun kemudian...
3 tahun berlalu semenjak kejadian itu ia sama sekali tak kembali. Ia tidak pernah tahu keadaan nya lagi, rasanya ia ingin menyusul ke sana saja namun selalu terhalang oleh orang-orang. 3 tahun tanpa ada kabar tentang nya lebih sulit daripada harus melupakan nya, bahkan gadis itu tak bisa mengingat suara laki-laki itu.
Hari ini di Universitas Bina Nusantara sedang kedatangan 2 mahasiswa baru yang baru pindah dari luar negeri, grasak-grusuk tentang mahasiswa baru itu menyebar di seantero universitas. Banyak Mahasiswa mahasiswi yang heboh dengan kedatangan dua murid baru ini.
"Norak nggak sih?" tanya Zaza.
Yah, mereka tetap bersama hingga masuk universitas yang mereka impi-impikan sejak SMP. Sepuluh orang––Ah, sembilan orang itu masuk universitas bina nusantara bersama-sama setelah melewati badai dan petir bersama. Harusnya masih ada satu orang lagi, namun ia tak pernah kembali selepas kejadian yang menggenaskan itu.
Afin memandangi foto yang ada di grub, foto seseorang yang tidak asing di matanya. Alisnya mengernyit melihat sosok yang baru ia ingat, tangannya bergerak memperbesar gambar yang ada untuk melihat lebih jelas. Foto yang di ambil sekilas dari salah satu temannya yang di kirim melalui grub yang membuatnya penasaran.
"Kalau di liat-liat mahasiswa baru ini mirip..." Afin menghentikan perkataan nya merasa tidak yakin.
"Mirip, Braga."
Ara dengan rasa penasaran melihat kembali foto itu dengan teliti, ada rasa dekat jika ia melihat lebih dalam foto ini. Aura foto yang hanya di ambil sekilas atau sekali jepretan ini memancarkan aura seseorang yang di rindukannya. Sudah 3 tahun ia tak bertemu dan tidak mengetahui kabar apapun tentangnya, Braga Latnan Wijayah. Kali ini tolong jangan kecewakan gadis ini.
Sebuah kehebohan yang meramaikan suasana kantin mengalihkan atensi sembilan orang yang duduk di sebrang sana, mata mereka menyipit rasa penasaran selalu berhasil membuat mereka menjadi orang kepo. Mahasiswa dengan hoodie hitam dan seorang mahasiswi yang berada di sampingnya memasuki kantin, pesona yang mereka tebarkan membuat mahasiswa/i lain terpesona. Aura orang luar negri biasanya memang berbeda.
"Dia...benar-benar, Aga." celetuk Ara tanpa sadar air matanya turun melihat laki-laki yang kini berdiri dengan tegapnya tanpa rasa sakit.
Ayumi mendorong tubuh Ara. "Apa yang lo tunggu, sana susul!" titahnya.
Ara diam. Ada sesuatu yang berbeda dari Aga matanya terarah kesini tapi arti tatapannya seperti tidak kenal dengan kehadiran mereka yang di kenal sebagai teman-temannya. Gadis yang berada di samping nya bergelantungan seperti ulat pada lengan tangan Aga. Gadis itu mengerucut kan bibirnya terlihat tengah merayu Aga, Aga merespon dengan gelengan sebagai bantahan.
"Apa dia nggak liat lo ada di sini, Ska?" tanya Zaza dirinya mulai kesal, tatapan Aga terus mengarah pada tempat mereka tetapi seperti tidak ada niatan untuk mendekati.
Kelvin berdiri berjalan entah kemana yang hanya mereka perhatikan gerak-gerik laki-laki itu, Kelvin berdiri di depan Aga sekarang. Aga memasang wajah bingung dengan gadis di sampingnya menatap Kelvin heran.
Karena rasa penasaran mereka juga ikut, mereka berdiri tak jauh dari Kelvin. "Apa kabar?" tanya Kelvin.
Aga menaikkan satu alisnya ke atas. "Maksud lo? lo siapa? kita pernah kenal?"
Deg
Seperti di sambar petir di siang bolong, Ara merasakan denyut jantungnya yang berdetak tak karuan. Jika Aga tak mengingat Kelvin ia pasti tak mengingat dirinya juga. Mereka yang ada di sana shock saat Aga berkata seperti orang tak kenal.
Apa laki-laki itu amnesia?
"Lo nggak ingat gue siapa?" tanya Kelvin. Aga menggeleng tatapan laki-laki itu datar lalu beralih menatap Ara yang juga menatapnya.
Wajah datar Aga menunjukkan jika ia benar-benar tak kenal. Gadis yang berada di samping Aga menatap ke arah Ara dengan sinis, lalu menarik tangan Aga untuk pergi dari sana. Aga seperti magnet yang selalu menuruti kemauan gadis itu.
"Bahkan dia nggak kenal sama lo, Vin." Helaan nafas terdengar, helaan nafas pasrah dari Ara yang dapat Rani dengar.
Yah, walaupun Aga kembali dengan ingatan yang hilang tapi Ara senang jika lelaki itu kembali. Ara mengusap dadanya lembut meredakan rasa sesak di dadanya, kenyataan ia harus di lupakan oleh lelaki yang dulu menyuruhnya untuk melupakan dirinya.
***
Sore hari tiba. Ara berdiri di depan halte menunggu angkutan umum yang lewat biasanya ia selalu di antar jemput oleh supir pribadi nya, karena sang supir lagi mengambil cuti terpaksa ia harus mencari angkutan umum. Sudah lebih dari 1 jam Ara duduk di halte menunggu angkutan umum atau taxi yang lewat namun tidak ada tanda-tandanya sama sekali.
Ara mulai bosan menunggu dan lebih memilih untuk berjalan kaki saja walaupun ia akan sampai rumah malam. Seperti nya angkutan umum juga sedang libur hari ini, tiba-tiba Ara mengingat kejadian di kantin siang tadi, mengingat jika Aga tidak mengingatnya membuatnya gelisah. Ara menggulingkan kontak nya mencari nomor seseorang.
"Hai, halo sayang kenapa? maaf buna nggak bisa kabarin kamu 3 tahun ini karena nomor ponsel buna sama papa di blokir di sana. Apa kabar kamu sayang?"
"Kabar Ara baik bunaa...Iya gapapa kok. Ara boleh nanya sesuatu?" Ara mengobrol seraya berjalan di tepi.
"Hm, tentu sayang."
"Hari ini Aga pindah, apa yang terjadi pada Aga buna?"
Beberapa menit tak ada respon dari sebrang seperti berat untuk menjawab pertanyaan dari Ara. "Aga...Kehilangan ingatan nya sayang. Dan sekarang ia menganggap Alisya sebagai kekasih nya."
"Gadis yang ada di dekat Aga tadi bun??" tanya Ara memastikan.
"Iya, Ara. Buna minta maaf gak kasih kamu kabar 3 tahun ini."
"Iya buna gapapa, bisa jelasin semuanya buna?"
Ara mendengar kan semua penjelasan dari Buna tanpa ada yang terlewat sedikit pun. Ara merasakan dadanya yang terasa sangat sesak mendengar jika dirinya benar-benar telah di lupakan oleh Aga bahkan kenangan mereka, apa Ara bisa membuat Aga ingat kembali? apa dia bisa membuat Aga kembali mengingat nya?