[⚠️NO PLAGIARISM⚠️]
"𝙅𝙖𝙣𝙜𝙖𝙣 𝙜𝙖𝙣𝙜𝙜𝙪 𝙙𝙞𝙖. 𝙎𝙝𝙚'𝙨 𝙢𝙞𝙣𝙚."
•°•°•
Kendrick Brix Stephaneus─pemuda tampan yang memiliki seribu kesempurnaan. Jago dalam bertarung dan memimpin salah satu geng motor terbesar seantero Jakarta─Black Viper...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
••
2 Minggu Berlalu...
Kini hubungan antara Loura dan Kendrick belum juga membaik. Minggu lalu, dengan terpaksa Kendrick menyetujui permintaan putus dari Loura. Kendrick menyetujuinya karena ingin gadisnya tenang baru ia bisa berjuang agar mendapatkan maaf dari gadis itu.
Setiap hari-laki-laki itu juga selalu menyempatkan untuk datang ke rumah gadisnya, tetapi nihil sebab perempuan itu masih tidak mau bertemu dengannya bahkan mengancamnya akan semakin membenci laki-laki itu jika masih menemui gadis itu.
Malam ini laki-laki itu tampak berada di apartemennya seorang diri. Apartemen laki-laki itu tampak sangat kacau. Serpihan kaca yang berasal dari botol-botol minuman beralkohol terlihat berceceran di mana-mana.
Bugh!
Kendrick memukul samsak dengan perasaan berkecamuk. Sudah 1 minggu laki-laki itu hanya berdiam diri di apartemen. Rasa rindu, emosi, kesedihan, tercampur bersamaan. Demi tuhan, dia tidak kuat berpisah dengan gadisnya.
Dari sini dia tersadar. Bahwa perasaannya pada Loura sudah sebesar itu.
"Arghhh! shit!" frustasinya, ia sangat merindukan Loura, sungguh.
Kendrick meraih Tequilladengan kasar, meneguknya langsung hingga tandas. Rasa asam bercampur dengan pahit membasahi tenggorokannya. Entah sudah ke berapa kali laki-laki itu meminum minuman beralkohol, yang jelas laki-laki itu hanya menginginkan dapat melupakan sedikit masalahnya.
"Kenapa... kenapa kamu bisa bikin aku segila ini..." lirihnya. "Lou...please come back to me... jangan tinggalin aku." racaunya seraya memegangi kepalanya yang mulai terasa berdenyut.
Kendrick ambruk diatas sofa. Matanya terpejam, kepalanya terasa berputar-putar, sementara bibirnya tetap meracau menyebut nama gadisnya, eh ralat. Maksudnya mantannya.
***
Loura mengayunkan kakinya menyusuri koridor akan menuju kelasnya. Saat melewati kelas Kendrick ia sedikit melirik tempat duduk laki-laki itu, tetapi tampak-kosong. Hal itu membuatnya sedikit khawatir, apa laki-laki itu baik-baik saja?
Ia menggelengkan kepalanya, "Ishh! ngapain peduliin dia coba?" gumamnya, tetapi di matanya tetap memancarkan kekhawatiran yang mendalam.
Sesampainya di kelas ia langsung di sambut oleh keadaan kelas yang awur-awuran, dan berisik. Ada yang sedang konser menggunakan alat kebersihan, ada yang sedang berjoget-joget heboh, ada juga yang sedang bermain lempar-lemparan kertas. Loura mengernyitkan dahinya heran. Kelas XII MIPA 2 sangat tidak mencerminkan anak SMA. Karena lebih mirip anak SD.
"WOYY RAA!!!" teriak Azalea memanggilnya. Perempuan itu pun langsung melangkah kearah ketiga temannya. Setelah sampai di tempat duduknya, ia lantas meletakkan tas sekolahnya. Dan bergabung bersama teman-temannya duduk di pojok kelas.
"Eh guys! tebak besok hari apa?!" seru Alisha, dengan ekspresi sumringahnya.
"Rabu?"
"No!!!"
"Terus, hari apa? orang jelas-jelas hari rabu," cerocos Azalea, membuat Alisha semakin melebarkan senyumannya. Melihat senyuman lebar temannya itu membuat Loura, Elin, dan Azalea mengernyit heran.
"Senyum lo keliatan bahagia banget, ada apaan sih?" tanya Elin, membuat Alisha tertawa. "Nih ya dengerin!"
"Lo tanya kan kenapa gue seneng banget? iya, KARENA BESOK GUE BIRTHDAY YUHUUU!!!" hebohnya, sambil bertepuk tangan.
"Ck! masa kalian lupa sih!!??" kesal Alisha, memanyunkan bibirnya.
Mereka bertiga lantas menepuk jidatnya, "Oh iyaa! gue lupa. Sorry sorry!" seru Loura. Membuat Alisha memutar bola matanya malas.
Alisha merogoh saku roknya, lantas mengeluarkan sebuah undangan ulang tahun, "Nah! buat kalian! jangan lupa beliin gue kado yang terbaikkk!" ucapnya, lalu memberikan undangan itu.
"Iya bawel! besok gue kasih kado ular-ularan," gurau Elin, membuat mereka tergelak.
"Kalo gue kodok!"
"Gue ee meong ajalah!"
"Anjengg kalian! sampe berani ngado itu gue tampol pake belati!"
"NGERINYEEE!"
***
Sorenya, Loura, Elin, dan Azalea mampir ke sebuah mall mewah di Jakarta. Mereka memasuki berbagai toko sepatu, tas, pakaian, parfum. Mencari kado untuk temannya-Alisha.
Saat ini, Loura berada di sebuah toko tas branded. Pandanganya berpindah kesana kemari melihat-lihat tas yang menurutnya cocok untuk kado temannya. Setelah berapa menit akhirnya ia pilihannya jatuh kepada tas berwarna white, tas tersebut tampak terlihat cantik dan elegant. Setelah selesai membayar, perempuan itu segera menyusul teman-temannya yang katanya sudah menunggu.
Dia melangkah dengan anggun memasuki lift, baru saja masuk ia langsung di pertemukan oleh Aneya yang kini melipatkan tangannya di depan dada. Loura hanya memandang perempuan itu datar dan melengos tak peduli.
"Songong banget muka lo." sebuah suara memecahkan keheningan di dalam lift. Loura memejamkan matanya untuk tetap bersabar, walaupun di dalam hatinya ia ingin sekali menjambak perempuan itu.
"Apa songong? tuh orang gak ngaca apa kalo mukaknya lebih songong!" batinnya, kesal.
"Kasian banget cuma di jadiin pelampiasan sama Kendrick." ejek Aneya, Loura tetap diam. Tak menanggapi ucapan perempuan itu. "Nih ya dengar, Kendrick tuh dari dulu cuma cintanya sama gue, dia cinta mati sama gue. Jadi gak mungkin kalo dia cinta beneran sama lo! Sekarang gue udah balik. Pasti sebentar lagi Kendrick bakal minta gue buat balik-"
"Udah ngocehnya?" datar Loura membuat Aneya tersulut emosi. "Gak sopan banget motong pembicaraan orang!"
"Terus?"
"Sadar gak kalo suara lo tuh kayak kadal kejepit! gak enak di denger!" sarkasnya, membuat Aneya semakin ingin mencakar Loura.
"Helloww! suara gue sebagus ini lo bilang kayak kadal kejepit?!" ucapnya dengan kepercayaan diri yang tinggi, mendengar itu membuat Loura ingin muntah.
"Najong!"
Ting!
Lift terbuka membuat Loura segera keluar. Ia tidak kuat berdekatan dengan Aneya. Bisa-bisa darah tinggi jika lama-lama berdekatan dengan gadis menyebalkan itu.
"Gue bakal gatal-gatal ini deket-deket ulat bulu." gumamnya, tetapi masih di dengar oleh Aneya, "Heh! gue dengar ya!" seru Aneya, menghalangi langkah Loura, membuat gadis itu berdecak.
"Minggir!"
"Gak bakal! gue gak terima ya lo panggil gue ulat bulu!" kesalnya, membuat Loura menahan rasa ingin mencakar dan menjambak perempuan itu.
"Minggir gue buru-buru!" sentaknya.
"Jauhin Kendrick!" seru Aneya, membuat alia Loura terangkat, "Lo siapa? ngatur." sarkasnya.
"Lo bakal tau akibatnya kalo masih deketin cowok gue, karena sampai kapanpun Kendrick milik gue!"
"Terserah! sekarang awas!"
Akhirnya, Aneya minggir, memberikan jalan untuk Loura. Loura segera melangkah meninggalkan Aneya sendirian yang kini menatapnya dengan tangan terkepal.
"Gue gak bakal biarin lo deketin Kendrick! karena selamanya, Kendrick milik gue. Only mine!"