Saat ini mereka sedang berada di mansion. Setelah tadi siang di rumah Izal, mereka pun disuruh pulang oleh Recill.
Ezie enggan ditinggal, bahkan hingga nangis-nangis seperti tadi pagi. Jadi di sinilah Izal, Ezie dan si kembar berada, di Mansion.
Ezie menatap kagum bangunan di depannya.
"Jadi ini rumah kalian?" Tanya Ezie pada si kembar dengan antusias.
Revinn dan Rylan pun mengangguk mengiyakan. Lalu mereka berempat pun masuk ke dalam. Terlihat Recill yang seperti menunggu kedatangan mereka.
Di samping Recill juga ada Henri. Saat melihat ke-empatnya masuk, Henri segera menghampiri mereka.
"Faizal, ada yang ingin nyonya saya bicarakan. Harap untuk ikut dengannya" ucap Henri pada Izal.
Izal mengangguk, lalu berjalan ke hadapan Recill berdiri. Sebelum sampai Recill pun berjalan menuju ruang kerjanya.
Sedangkan, Ezie, Revinn dan Rylan menatap bingung. Lalu menatap ke arah Henri meminta penjelasan.
"Tidak apa. Faizal hanya dipanggil untuk mengobrol saja" ucap Henri yang membawa para anak-anak masuk ke dalam ruangan bermain milik si kembar.
Yang dibalas anggukan kepala oleh ketiganya. Ezie menatap takjub sekali lagi menatap ruang bermain milik si kembar.
"Wahh! Mainan kalian banyak banget?!" Ucap Ezie dengan kaget dan mata yang berbinar.
"Aku boleh pinjamkan?" Lanjutnya bertanya pada si kembar meminta izin.
Si kembar mengangguk mengizinkan Ezie untuk meminjam mainan mereka. Lagi pula mainan itu terlalu banyak bahkan Revinn dan Rylan merasa bosan hanya bermain mainan saja.
Ezie bersorak kegirangan, lalu berkeliling melihat mainan yang sangat banyak itu. Sedangkan si kembar hanya diam memperhatikan begitupun dengan Henri.
"Rasanya aku ingin sekali mengambil hak asuh Faizal dengan saudaranya itu. Bagaimana bisa mereka terlihat lucu sekali" batin Henri memperhatikan Ezie dengan lembut.
"Mommy gak bakal pisahin aku sama kak Izal kan?" Batin Revinn menggaruk kecil tangannya tanda dia cemas.
"Cukup Mommy saja yang tak memperhatikanku, dan jangan bawa Kak Izal pergi" batin Rylan mengepalkan tangannya.
Sibuk dengan pikiran mereka masing-masing. Hingga tersadar saat Ezie bertanya pada mereka.
"Revinn? Rylan? Kenapa kalian malah diam di sana? Ayo, Main denganku!" Ucap Ezie cemberut, dia merasa seperti topeng monyet saja kalau diperhatikan seperti itu.
"Kakak aja, kita sudah bosan bermain itu-itu saja" jawab Rylan.
Ezie menunduk tak enak, masa dia doang yang main sih. Menyimpan kembali mainan yang sudah diambilnya, lalu berjalan ke arah mereka.
"Yaudah, ayo keluar aja!" Ucap Ezie saat sudah sampai di depan ketiganya. Dan keluar dari ruangan itu hingga kembali lagi ke ruang tamu.
Sebenernya Henri ingin menegur anak dari majikannya ini. Tetapi tak berani meskipun dia sudah bekerja di sini beberapa tahun.
Dengan berat hati, dan tak enak hati Henri hanya diam memperhatikan.
Ezie duduk dengan wajah yang tertekuk, menghiraukan keberadaan ketiganya.
"Males banget kalo main cuma sendiri, huft" batin Ezie menyandarkan punggungnya pada sofa.
"Lah? Kak Ezie marah?" Batin keduanya saat bertatapan satu sama lain. Menghampiri Ezie yamg terduduk di sofa itu dan duduk di samping kanan kiri Ezie.

KAMU SEDANG MEMBACA
BabysitterBoy
RandomTertarik? Silahkan baca saja!!!! No BL!!!! No Romance!!! +×+ +×+ +×+ +×+ +×+ +×+ +×+ +×+ +×+ "Kakak!! jangan pergi Kak" tangis seorang remaja. "apasih! pake nangis segala kek bocah aja" "Kakak! nanti kita sendirian" "udah mau lulus SMA gitu masa tak...