Revelon

112 69 43
                                    

-NUSANTARA BAJA

*

*

*

*

*

Di depan sebuah rumah, yang berada di cluster perumahan yang cukup besar. Terlihat di depan salah satu rumah sebuah mobil hitam berhenti.

Setelah mobil itu berhenti, orang di dalamnya pun turun dari mobil dan segera masuk ke dalam rumah itu.

Dia masuk secara pasti dan percaya diri, dia membuka pintu rumah itu, dan langsung naik ke lantai dua rumah itu, entah siapa sebenarnya orang itu.

Dia pun akhirnya mencapai sebuah ruangan di lantai dua itu, dan mengetuk pintunya secara perlahan-lahan, lalu keluarlah seseorang dari ruangan itu.

"Halo, Pak. Selamat datang di rumah saya, maaf jika saya terlalu lancang menelepon bapak Revelon secara tiba-tiba." Orang di dalam ruangan itu keluar dan membuka pintunya segera. Ternyata orang yang sedari tadi menaiki mobil hitam adalah Revelon-orang yang sama seperti semalam yang menghampiri Alam ID, kini dia menghampiri rumah partnernya-Riki.

Revelon pun berjabatan tangan dengan Riki, lalu tanpa lama lagi. Riki langsung menyuruh Pak Revelon untuk masuk ke dalam ruangan itu.

Di dalam ruangan itu, Revelon hanya tersenyum melihat seseorang di depan yang sedang diikat. Yaitu, Rizad Scamt.

"Anak itu ya? Sudah lama saya tak melihatnya, Riki. Bolehkah saya menghampirinya?" tanya Revelon tersenyum smirk melihat Rizad yang sedang terkapar lemas di kursi kayu terikat dengan kencang.

"Silahkan, Pak," jawab Riki.

Revelon pun menghampiri Rizad, lalu secara tiba-tiba Revelon langsung menampar Rizad dengan kencang.

Tangan Revelon langsung melayang ke arah pipi Rizad. Suara tamparan itu menggema di ruangan tersebut. Kepala Rizad langsung tersentak ke samping, dengan pipinya yang mulai memerah serta bekas jari-jari tangan Revelon yang mulai timbul.

"Rizad...."

"Kau pantas mendapatkan ini. Saya telah menunggu lama untuk melakukan ini, saya masih ingat sekejam dan sekeji apa dulu ayahmu kepada saya, Rizad."

Rizad yang masih lemas akibat di tampar bertanya dengan suara yang masih terbata-bata. "K-kenapa... gua salah apa...?"

"Kau memang tidak salah, Rizad, tetapi ayah bajinganmu itulah yang salah."

"Apa maksud lu bajingan! Kenapa ayah gua yang disalahkan! Sebenarnya lu siapa sih anj-"

PLAK!

Suara tamparan itu bergema lagi. Sepertinya Revelon tak mau lagi mendengar ocehan anak itu, dia menampar pipi Rizad dari kanan ke kiri.

Setelah menampar ke pipi Rizad, di sini terlihat telapak tangan milik Revelon secara tiba-tiba menimbulkan percikan api. Kemungkinan Revelon menamparnya terlalu keras, makanya timbul percikan api, atau mungkin hal yang lainnya? Tidak ada yang tahu.

Setelah melihat percikan api itu muncul, Revelon pun terkejut dan langsung mengelap telapak tangannya, dan ia juga langsung berhenti menampar pipi Rizad.

Kini, kondisi Rizad sudah benar-benar tak berdaya, tetapi di sini Rizad masih berani-beraninya bertanya kepada Revelon. "H-h-hentikan, gua udah engga kuat... memangnya apa salah ayah gua?"

"Ayahmu, dulu adalah sosok yang paling kejam di dunia ini, Rizad. Saya dulu pernah bekerja sama dengannya tentang suatu projek. Saya dulu pernah dipukuli dia sampai tak sadarkan diri waktu itu. Sampai sekarang, luka dari pukulan itu masih ada, tersimpan di salah satu anggota tubuh saya."

Nusantara BajaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang