00' Prolog

79 19 4
                                        

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


.
.
.


—Tahun 625 M (Era Asuka)

Malam itu, rembulan menggantung rendah, memantulkan cahaya lembutnya pada sosok seorang gadis muda yang berlari dengan cepat, menyusuri lorong-lorong sepi di antara pepohonan. Nafasnya memburu, bukan karena lelah, tapi karena rasa bersalah. Di tangannya, sebuah batu kecil berkilauan, memancarkan cahaya rembulan yang menenangkan. Batu itu, yang pada awalnya bukan miliknya, kini menjadi sumber kutukannya—kutukan yang mengikat takdirnya untuk selamanya. Batu abadi yang seharusnya menjadi milik Kaguya-sama, kini menyandang beban yang tak bisa ia lepaskan.

Ia tidak pernah menyesal mencuri batu itu. Apa yang ia lakukan adalah untuk cintanya—untuk menahan Keiji Akaashi, satu-satunya pria yang pernah mengisi hatinya, agar tak pergi meninggalkannya ketika manusia yang bisa saja pergi meninggalkan dunia karena penyakit. Namun, Kaguya-sama melihat segala yang terjadi, dan sebagai hukuman, memberi gadis itu keabadian. Lebih dari itu, ia dikutuk untuk terus jatuh cinta pada Keiji Akaashi, yang juga selalu terikat dengan kutukan untuk terus mati di hadapannya, berulang kali, tak peduli betapa kerasnya ia berusaha menghindarinya.

















 Lebih dari itu, ia dikutuk untuk terus jatuh cinta pada Keiji Akaashi, yang juga selalu terikat dengan kutukan untuk terus mati di hadapannya, berulang kali, tak peduli betapa kerasnya ia berusaha menghindarinya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

.
.
.

Ratusan tahun berlalu, dan meskipun ia terbiasa hidup sendiri, menghindari dunia, rasa kesepian itu tak pernah benar-benar hilang. Suatu hari, tanpa rencana, langkahnya membawanya ke sebuah pertandingan bola voli. Ia hanya ingin merasakan hiruk-pikuk manusia lain untuk sementara, mencoba melupakan kesedihan dalam dirinya.

Namun, ketika matanya tertuju pada lapangan, ia melihatnya. Keiji Akaashi, dengan rambut hitam yang terawat rapi dan tatapan tajam yang ia kenali. Sosok itu, dalam kehidupan ketiganya, berdiri di sana, sedang bertanding dengan penuh semangat.

Tubuhnya membeku. Ia tahu apa yang harus dilakukan. Ia harus pergi, jauh darinya, agar pria itu bisa hidup tenang tanpa kutukan yang mengikat mereka. Namun, takdir sepertinya sudah menentukan jalan mereka.














 Namun, takdir sepertinya sudah menentukan jalan mereka

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

.
.
.

Setelah pertandingan, gadis itu duduk di sebuah kafe, mencoba mengusir bayangan sosok itu yang terus menghantui pikirannya. Namun, suara lembut menghentikan langkahnya.

"Apakah kursi ini kosong?"

Ia mendongak, dan di sana, berdiri Keiji Akaashi, mengenakan jaket olahraga dengan senyum kecil yang tak asing lagi. Jantungnya berdebar kencang.

"M-maaf, aku harus pergi," ucapnya tergesa, berdiri dan meraih tasnya.

Namun, Keiji menahannya dengan lembut. "Aku merasa pernah bertemu denganmu sebelumnya."

Gadis itu menunduk, berusaha menyembunyikan matanya yang mulai berkaca-kaca. "Mustahil," jawabnya pelan.

Keiji hanya tersenyum. "Entah kenapa... aku merasa ingin mengenalmu lebih jauh."

Ia tahu, tak ada cara untuk lari dari takdir. Cinta yang berulang, berputar dalam siklus tanpa akhir. Namun kali ini, ia bertekad untuk berjuang—untuk mengubah kutukan ini menjadi berkah. Jika mereka harus terus bersama, maka ia ingin mencoba sesuatu yang berbeda.

"Namaku..." ia berhenti sejenak, menatap Keiji yang penuh harap. "Aku hanya seorang gadis yang pernah percaya bahwa cinta bisa mengalahkan segalanya."

Keiji tersenyum lembut, matanya berbinar. "Lalu, izinkan aku menjadi alasan bagimu untuk percaya lagi."

Di bawah langit malam yang bertabur bintang, di tengah kota yang penuh hiruk-pikuk, dua jiwa yang telah terhubung selama berabad-abad itu kembali menyatu. Meski kutukan masih membayangi, untuk pertama kalinya, mereka merasa bahwa cinta—meski abadi—masih punya harapan.

———

Hello everyone, I'm Chloe
This is my first long AU, I usually make Oneshot AU cuz i quickly run out of ideas for the next part
But I hope for this AU it doesn't happen like that ʕ⁠´⁠•⁠ ⁠ᴥ⁠•̥⁠'⁠ʔ
Anw thank you guyss for reading this, i hope u guys like it, ENJOY!!

|
|
|
|
|

endless







𝐅𝐚𝐥𝐥𝐢𝐧𝐠 𝐀𝐠𝐚𝐢𝐧 • 𝗔𝗸𝗮𝗮𝘀𝗵𝗶 𝗞𝗲𝗶𝗷𝗶 𝗔𝗨 | ˣʳᵉᵃᵈᵉʳWhere stories live. Discover now