P I T U

53.5K 1.5K 25
                                    


lagi gabut, Nana update ah!

Enjooyyyy!!

Tinggalkan vote dan ramaykan kolom komentarnyaaa, makasehh🫦

Selamat datang dan selamat membaca

~~~*~~~

Siang ini, keluarga Jaya sedang kedatangan tamu.

Nyonya Saras nampak sibuk menyajikan hidangan camilan untuk tamunya.

"Monggo di icip," ujar juragan Jaya, sedangkan nyonya Saras duduk di dekat suaminya. (silahkan di cicip)

Tamu yang datang merupakan salah satu teman bisnis juragan Jaya.

Pak Setyo dan Bu Prinka.

Keduanya mempunyai putri yang cantik, namanya Resti.

Dan Resti ini kemarin yang ingin menjadi istri Adinata, namun ditolak oleh pria tampan itu yang lebih memilih si gadis kecil namun body yahut anak pak Wisnu.

Bicara soal body oh body, Resti ini mempunyai tinggi semampai malah lebih tinggi dari Cahaya, badannya ramping, dan gunung nya pun tak kalah maknyos.

Tapi, tetap saja pesona Cahaya yang gemoy smlehoyy tak mlehoy-mlehoy lebih memikat Adinata ketimbang Resti.

Poor Resti:)

"Om Jaya, Tante Saras apa kabar?"

Saras tersenyum kecil mendengar sapaan dari gadis itu.

"Baik nak, kamu gimana kuliahnya lancar?"

Resti mengangguk sopan dan malu-malu, ia memang masih menempuh pendidikan jurusan perawat.

"Alhamdulillah Saras, putri cantik ku ini pinter dan rajin, jadi kuliahnya yo lancar-lancar wae,  cocok tenan toh sama putra sulung mu sing guwanteng kui." Sahut Bu Prinka sembari tersenyum menatap putrinya.

Saras memandang suaminya, ia pun hanya membalas senyum tamunya.

"Kok sepi, neng ndi Adinata? Sedang kerja toh?" Tanya Setyo sambil menatap sekitar, mencari calon mantu nya itu.
(neng ndi= kemana)

Juragan Jaya menggeleng kecil, "dia di rumah, mungkin lagi neng gudang."

Setyo mengangguk, tiba-tiba celetukan bu Prinka terdengar. "Kamu mau ketemu Adinata toh cah ayu?"

Atensi Saras dan juga jaya teralih ke ibu dan anak itu.

Disana nampak Prinka sedang berbicara dengan Resti yang nampak menundukkan wajahnya malu.

"Saras, apa boleh putriku iki ketemu ro Adinata?"(apa boleh putri ku ini bertemu dengan Adinata)

Saras yang bingung mau jawab apa lantas memandang suaminya, meminta jawaban.

Anggukan juragan Jaya pun membuat mau tak mau nyonya Saras mengizinkannya.
"Boleh, silahkan. Puron Tante anter Resti?" (puron= mau)

"enggeh Tante." Saras bangkit dari duduknya, begitupun dengan Resti.

Keduanya berjalan beriringan keluar rumah menuju gudang padi yang berada di samping kediamannya.

Tak berselang lama, akhirnya mereka sampai di depan pintu gudang padi yang nampak bising dari suara mesin dan beberapa pekerja di sana.

"Sebentar, biar Tante panggilkan Adinata." Saras sedikit masuk kedalam, dan mendapati salah satu pekerja nya, lantas meminta tolong untuk memanggilkan putranya itu.

Adinata hari ini memang membantu ayahnya di pabrik, jadi pria tampan itu tak tahu menahu kedatangan tamu ayahnya.

"Mamah? Lanopo mriki?"
Suara berat Adinata membuat atensi Resti dan juga Saras teralih.
(kenapa ke sini?)

Disana, di ambang pintu. Seorang pria tampan dengan tubuh tinggi kekar sedang berjalan kearah mereka berdua.

Deg

Deg

Debaran jantung Resti serasa menggila di dalam sana.

Pahatan tegas dan tubuh menawan itu, oh tuhan begitu panasnya calon suaminya ini.

Ayah dan ibunya memang tak salah pilih.

"Iniloh ada yang mau ketemu." Saras melirik Resti yang menatap putranya terpesona.

Beliau mengode Adinata sekilas melalui kedipan matanya, dan putra sulungnya itu paham rupanya.

"Yasudah, mamah tinggal dulu kedalam yo." Pamit Saras ingin pergi dari sana, tak lupa ia menepuk pelan pundak putranya seraya berbisik lirih. 'Inget Cahaya Leh..'-

Seperginya Saras.
Adinata dan Resti saling pandang canggung, dengan inisiatif sendiri Resti mencoba membuka obrolan. "M-mas Adi apa kabar, sudah lama kita ndak ketemu."

Resti dengan malu-malu bertanya, sedangkan Adinata menatap gadis didepannya ini dengan pandangan datar.

Sangat kontras sekali dengan gadisnya yang lebih berani bicara padanya.

Ah mengingat Cahaya, ia jadi ingin kerumah Wisnu bermaksud mengapel calonnya itu.

"Baik," jawab Adinata singkat.

"Mas Adi masih ingat Resti kan-"

"Nak Adi."

Atensi kedua anak muda itu teralih pada kedatangan seseorang dari dalam gudang pabrik.

"Eh-"

"Ada apa pak Wisnu?" Tanya Adinata langsung, ia bisa melihat Wisnu menatapnya canggung, apalagi dengan keberadaan Resti di sampingnya.

"Maaf nak, itu penggilingan padi nya seret." Ujar Wisnu apa adanya, karena didalam sedang ada kendala dengan mesin padinya untuk menggiling padi.

Adinata mengangguk, "saya kesana."

Wisnu lekas berlalu ke dalam, ia sedikit penasaran siapa gadis yang berdiri disamping tuan muda nya.

Namun ia memilih diam, tak ada urusannya juga dengannya, Cahaya pun belum tentu menyetujui lamaran kan.

"Kamu lihat, saya sedang sibuk. Kembalilah ke dalam rumah." Usir Adinata langsung.

Senyum cerah Resti pupus, ia menatap punggung tegap Adinata yang berjalan masuk kedalam gudang dengan nanar.

Sepertinya agak susah untuk mendapatkan pria matang itu.

"Mas Adi." Lirihnya sendu.

~~~*~~~

Sedangkan, didalam rumah.

"Kebetulan kalian datang kesini, besok malam ada acara ulangtahun pernikahan kami dirumah, saya dan istri saya mengundang kalian untuk datang, ajak Resti juga."

"Oh tentu Jaya, Resti akan ikut hadir bersama kami, iya kan ayah?"

"Itu benar Bu, besok malam kami pasti datang. Terimakasih undangan nya Jaya, Saras."

"Ndak masalah."

Resti yang mendengar itu dari balik pintu utama diam-diam tersenyum.

Ini akan menjadi kesempatan untuknya memikat hati Adinata.

"Besok malam akan ku buat kamu terpikat dengan ku, mas Adi."

                        ~bersambung

WADOOHH?!!😱🫣

roman-roman nya bakal ada saingan Cahaya neh🤙🏻

ndak bocan-bocan mau ucapin, timakacih yang cudah bacaaa🙏🏻☺️

cee you next chapter cemuaaa😘💗

-Tertanda istri Massimo
~Nana🥰

Istri kecil Tuan muda Adtmajaya {21+} END✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang