Chapter 10

8.2K 821 23
                                    

Masuk ke dalam rumah yang Izal tempati, Revinn dan Rylan langsung melihat sekeliling. Karena ini pertama kalinya mereka melihat rumah kecil.

Jika orang yang tak tahu tentang kemewahan pasti dibilang kampungan atau norak. Lalu gimana dengan orang kaya yang tak tahu tentang dunia bawah, yang dimaksud di sini adalah dunia para kalangan bawah. Apa sebutan bagi orang yang seperti itu?

Entahlah, yang pasti orang yang kaya seperti Revinn dan Rylan sekarang ini terus menerus melihat sekeliling menyusuri sepanjang sudut rumah.

"Maaf ya, pasti menurut kalian ini kecil" ucap Izal melihat si kembar.

Ezie sudah diturunkan dari gendongan Izal dan kini sedang memeluk pinggang Izal. Memperhatikan apa yang dilakukan si kembar.

"Kakak, emang muat ya buat kalian bertiga?" Tanya Rylan menatap ke arah Izal dengan polos.

Ezie yang mendengar itu merasa marah, karena ucapan dari salah satu anak kembar itu terdengar mengejek rumah peninggalan dari orang tuanya itu.

"Emang nya kenapa?! Ini rumah ayah sama ibu aku, jadi jangan jelek-jelekin rumah aku" kesal Ezie menyolot ke arah si kembar.

Rylan merasa bersalah, tetapi maksud dirinya bukan untuk menjelekkan. Hanya saja Rylan penasaran dengan rumah yang di tempati Izal.

"Ma-maaf, aku gak bermaksud seperti itu" ucap Rylan, panik melandanya kala Ezie terus menatapnya.

Begitupun dengan Izal yang kini sedang memandangi para bocah di depannya ini. Sepertinya agak susah untuk membuat mereka akur pikir Izal.

"Sudah, sudah! Jangan bertengkar lagi" ucap Izal, meski pun hanya Ezie yang melayangkan tatapan permusuhan.

"Ezie! segera siap-siap untuk pergi sekolah" Izal membawa lebih tepatnya menyeret Ezie ke kamar mandi, untuk segera mandi dan bersiap.

Di belakang Izal terlihat Revinn dan Rylan yang mengekorinya. Izal hanya bisa memijat pangkal hidungnya dengan kelakuan mereka itu.

"Revinn dan Rylan, kalian bisa menunggu di depan bareng kak Luna, Oke?" Ucap Izal untuk menunggunya di ruang tamu.

Si kembar, Revinn dan Rylan yang mendengar hal tersebut menatap horor ke arah Izal lalu beralih menatap Wiluna. Dengan kuat keduanya menggelengkan kepalanya.

"Gak Mau! Kita sama kakak aja bolehkan?" Tanya Revinn merasa takut dengan Wiluna. Begitupun dengan Rylan yang merasa sama-sama takut.

Wiluna merasa sedih dengan penuturan dan tatapan yang dilayangkan Revinn dan Rylan. Padahal diakan akan menyambut mereka dengan senang hati.

Izal mengangguk setuju saja, karena memang sekarang kedua anak keci itu menjadi tanggung jawabnya sekarang.

"Yasudah, kalo gitu kalian berdua tunggu di sini ya" ucap Izal menyuruh Revinn dan Rylan menunggu di ruang tamu.

"Wiluna, kamu mandi sana!" Ucap Izal sesaat setelah melihat Ezie keluar dari kamar mandi.

"Iya bang!" Wiluna langsung bergegas menuruti Izal.

Ezie menghampiri abangnya masih dengan handuk yang menutupi tubuh telanjangnya itu. Dan kembali memeluk pinggang Izal seakan jika tidak, Izal akan direbut oleh Revinn dan Rylan.

Izal melihat kebawah, terlihat Ezie yang juga menatapnya.

"Bersiap sana! Jangan malah kesini, gak malu apa?" Ucap Izal.

"Gak mau! Mau sama abang!" Tegas Ezie sambil menarik tangan Izal.

Kembali menghela nafas. Dari pada terlambat sekolah, Izal menuruti Ezie.

BabysitterBoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang