0 0 4 ; Between Death And Life.

193 157 162
                                        

***

Februari 2024

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Februari 2024

"HAH?!" Keringat membasahi wajah gadis yang baru saja terbangun.

"Cuman mimpi? apa seenggak mungkin itu buat kita balik kayak dulu lagi, Ga?" monolognya. Ara berjalan mendekati kamar mandi pagi ini ia sudah ada janji akan pergi belajar bersama dengan Arumi, Ayuna, Zaza, dan Rani di sebuah cafe yang tak jauh dari rumahnya.

***

"Yaelah ini mah gampang." Zaza mengambil pulpen nya dan mulai mengerjakan bagiannya.

Ara hanya menggeleng-gelengkan kepalanya melihat sahabatnya yang begitu semangat mengerjakan tugas bagiannya, mereka mengerjakan masing-masing bagiannya dengan tenang tanpa ada suara. Ara termenung setelah selesai mengerjakan bagiannya, mimpi semalam terus terbayang-bayang olehnya.

"Ska, lagi mikirin apa sih?" tanya Arumi ia meminum jus mangga yang ia pesan seraya menatap Ara heran karena gadis itu hanya diam sedari tadi.

Ara tak langsung menjawab ia meminum Cappucino dingin yang sudah berada di depannya. "Tadi pagi gue mimpi. Mimpinya gue sama Aga baikan."

Arumi, Zaza, Ayuna dan Rani hanya bisa geleng-geleng mendengar apa yang di katakan Ara. Suara motor sport mengalihkan perhatian mereka, seseorang yang menggunakan motor sport baru saja datang, Ara dapat melihat sosok yang baru saja turun dari motornya walaupun wajahnya masih tertutup oleh helm tapi Ara langsung bisa mengetahui siapa laki-laki dibalik helm full face itu.

"Eh, mereka udah datang. Kita kan udah selesai, apa mereka nyalin punya kita aja ya?" pikir Zaza saat melihat beberapa orang memasuki cafe.

Ara tanpa sadar ia memandang laki-laki dengan jacket kulit berwarna coklat dengan kaos putih sebagai dalamannya, Ara menatap nya cukup lama hingga laki-laki itu menyadari ada yang menatapnya.

Aga, Kelvin, Afin, Naufal dan Denis mengambil tempat duduk di dekat mereka. Aga duduk di sebelah Ara membuat jantung Ara berdetak lebih cepat daripada biasanya. Kelompok mereka memang terhitung lebih banyak daripada kelompok yang lain, Pak Budi selaku wali kelas mereka yang memegang mata pelajaran ipa memberikan mereka tugas berkelompok.

Ara duduk dalam kegelisahan tak menentu hatinya terasa tak nyaman, ia duduk terlalu dekat dengan Aga membuat nya merasa tidak nyaman. Aga bisa mengetahui jika gadis yang berada di samping nya duduk dengan tidak nyaman, Aga tahu gadis itu gelisah berada di dekatnya setelah sekian lama mereka menjaga jarak.

"Ara." Satu nama itu lolos dari mulut Aga, ia menatap Ara yang berada di samping nya. Teman-temannya yang ada di sana yang tadinya sedang fokus mengerjakan tugas kini mengalihkan perhatian mereka pada Aga dan Ara.

Fragments Of MemoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang