ch 6 : sex before married?

138K 2.6K 45
                                    


PLAKKK

Suara tamparan yang sangat keras terdengar, Nadin menatap tajam lelaki didepannya, yang tampaknya terlihat kaget, dengan matanya yang masih menggelap.

Napas Nadi terengah, dan bibirnya berdarah, bibir Bara juga tidak ada bedanya. Ini karena jika Nadi tidak menggigit bibir Bara, Bara tidak akan mau sadar. Hanya saja bibirnya ikut tergigit.

Nadi menatap tangan Bara yang besar, ini karena tangan itu sudah berani memegang dadanya, dan meremasnya. lelaki ini benar-benar tidak bisa menahan dirinya sendiri. Ketika Nadi sedang kesal, karena perlakuan Bara. Bara malah melihat ke arah bibir Nadi yang berdarah, lelaki itu tampak bersimpatik, ia mendekat dan akan menyentuh bibir itu, Nadi menghindar.

"Jangan!" titah Nadi.

Bara tidak mendengar, ia menarik tangan Nadi, membuat wanita itu memberontak, Bara kemudian mengangkat tubuh itu paksa membuat Nadi semakin tidak mau diam, Bara mendudukkan Nadi diatas meja kerjanya.

"Diam." pinta Bara, suaranya bahkan terdengar sangat berat. Dan Nadi jad diam menurut, ini karena Bara lagi lagi tampak sangat serius, takutnya jika dibantah juga hanya akan menekan Nadi saja. Karena Bara benar-benar tidak mau menurut padanya.

Nadi juga masih kesal sekali, lelaki ini sudah meremas dadanya, dia orang pertama melakukan itu padanya, dan efeknya sampai saat ini, Nadi selalu merasa tidak nyaman dengan bekas sentuhan itu.

Bara menyentuh sudut bibirnya yang juga berdarah, "lalu mengambil salep di meja tapi caranya mengambil salep itu yang membuat Nadi kembali tersulut emosinya.

Bara menyentuh sudut bibirnya yang juga berdarah, "lalu mengambil salep di meja tapi caranya mengambil salep itu yang membuat Nadi kembali tersulut emosinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kenapa sih harus dari arah Nadi, kenapa tidak dari samping saja. Nadi menatap Bara, ketika Bara sengaja mendekat, Nadi kemudian mendorongnya.

“Jangan ambil kesempatan. Kamu mau ngapain?” tanya Nadi kesal.

“Obat, untuk mengobati lukamu.” jawab Bara yang membuat Nadi menggeleng.

“Tidak usah.” kata Nadi

“Saya dokter, saya tidak suka seseorang terluka, jika luka saya harus obati.” kata Bara dan mulai membersihkan luka di bibir Nadi.

Tatapannya sangat tajam, Nadi sampai tidak berkutik, Nadi menahan napas ketika Bara mengoleskan salep di bibirnya, lalu bekasnya ia oleskan juga di bibir tebalnya yang terluka.

Bara benar-benar sudah gila.

“Masih ada dua puluh delapan-” kata Bara berbisik.

“Nggak mau!” kata Nadi, dan Bara tertawa, menyentuh pipi itu.

Nadi menghindarkan tangan itu, tangan yang sama.

“Nad, mau sampai kapan?” tanya Bara lagi-lagi dengan suara beratnya 

“Apa?”

“Kita sama-sama jujur saja. Saya kemari karena kamu, saya tidak bisa melakukan hal romantis lagi dengan wanita lain, saya juga tidak bisa tidur dengan perempuan lain, saya takut kamu akan kecewa. Saya sudah menahan diri lama sekali Nad, oleh sebabnya saat saya bertemu denganmu, saya selalu seperti ini. Kamu harusnya bertanggung jawab, Nadi.” suara Bara membuat Nadin diam, Bara memang seperti itu, selama mereka bertunangan dahulu, hal yang membuat Nadin bertahan adalah karena kejujuran Bara.

My Possessive (ex) FiancéTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang