BAB 36

39.7K 3.7K 203
                                    

Hari sudah beranjak petang saat akhirnya Narendra dan Amora tiba di apartemen mereka. Tepatnya, di apartemen Amora.

Setelah rangkaian peristiwa yang terjadi selama satu hari ini, keduanya sama-sama merasa lelah. Walaupun begitu, Narendra sama sekali tidak menunjukkan letihnya di hadapan Amora.

Lelaki itu terus berada di samping gadisnya. Sampai Amora memutuskan untuk mandi, baru Narendra menuju unitnya untuk membersihkan diri dan mengganti pakaian.

Sepuluh menit kemudian, Narendra sudah kembali ke unit Amora, menunggu dengan tenang di sofa ruang tamu. Lelaki itu duduk dengan ponsel di tangan kanannya dan MacBook di pangkuannya.

Fokus Narendra berpindah antara layar ponsel dan layar laptop di hadapannya.

Siang tadi, karena tidak bisa kembali ke kampus dan menghadiri kelasnya, Narendra menitipkan tugas yang harus dikumpulkan pada Bara. Ia mengirimkan satu jilid tugas laporan tersebut melalui kurir online pada Bara yang menunggu di lobby gedung kuliah FEB.

Sekarang Narendra sedang memastikan apakah tugas laporan garapannya telah disampaikan dengan aman pada penanggung jawab mata kuliah. Begitu mendapatkan balasan pesan dari si penanggung jawab, Narendra merespon singkat lalu beralih pada kolom chat-nya bersama Galen.

Me

Sorry, Bang.

Something happened this afternoon.

Let's postpone the meeting to tomorrow, how about it?

Siang, di apartemen gue.

Hanya selang satu menit, Galen membalas pesan Narendra.

Bang Galen

Pantesan gue tungguin sampai lumutan kagak muncul-muncul lo.

Nothing serious happened, right?

Perasaan gue, kok, nggak enak.

Besok gue ke apart lo pagi aja, deh.

Me

Kita omongin besok sekalian aja, Bang.

Gue juga ajak yang lain, ya.

Bang Galen

Lo bikin gue makin parno, elah!

Gue ajak Ayang sekalian, deh.

Biar kalau lo bawa berita dar-der-dor ada yang nopang gue, gitu.

Me

Whatever you want, Bang.

Suara langkah kaki dari arah kamar Amora berhasil mengalihkan perhatian Narendra, membiarkan balasan Galen selanjutnya tak terbaca.

Narendra tersenyum, meletakkan MacBook dan ponselnya di atas meja, menepuk sisi kosong sofa di sampingnya.

Tanpa bicara, Amora yang sudah berganti pakaian dengan gaun tidur berlengan panjang, duduk di tempat yang Narendra tepuk. Gadis itu langsung bersandar di dada bidang sang tunangan.

"Mau makan sesuatu?" tanya Narendra sembari mengusap rambut halus Amora. Ia merasakan gelengan kecil di dadanya.

Narendra menempelkan rahangnya pada puncak kepala sang gadis. Sebelum pulang mereka memang sempat mampir ke salah satu restoran untuk makan, mengingat Amora belum mengisi perutnya sejak siuman.

FIX YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang