Chapter 14

6.2K 429 33
                                        

              _________________________
                 Selamat membaca🌷
              _________________________

Di sisi lain

Hari ini Bagas tidak pergi ke kantor, tapi pergi ke markas untuk menyelesaikan beberapa urusan di sana, bahkan ia tidak sempat untuk memberikan uang yang iya janjikan pada Abian dan alhasil, ia menyuruh bawahannya untuk mengantarkan uang itu kepada Abian.

Saat sedang fokus menatap layar komputer, terdengar suara ketukan pintu.

"Masuk"

Tak lama pintu terbuka, menampilkan pria jangkung di sana dengan membawa koper.

Bagas mengernyitkan dahinya, kenapa kopernya di bawa kembali pikirnya.

"Bos, dia tidak mau menerima uang dan suratnya, dia bilang dia tidak butuh! "

"Kenapa tidak kau paksa saja al?"

"Dia menangis bos, setalah itu langsung menutup pintunya dengan keras" Jawab Albert Dominic.

Ya pria jangkung itu bernama Albert Dominic, dia adalah anak buah Bagas. Sebenarnya Albert itu anak orang kaya, hanya saja dia menutup identitasnya, kenapa di tutupin? Ya biar dia bisa kerja di sana, alasannya karna dia gabut saja bekerja di perusahaan, menurut Albert itu sangat membosankan.

Bagas terdiam mendengar penjelasan Albert, Abian menangis? Kenapa lelaki itu menangis pikirnya.

"Dia menangis? "

"Iya, dan dia juga bilang bahwa dia itu istri anda bos, apakah itu benar? "

"Bukan! Letakan saja uangnya dan kau boleh pergi"

" Baik"

Albert meletakkan koper berisi uang serta surat rumah di meja, setelah itu ia pergi dari ruangan Bagas.

_________________________

"Kenapa aku terus kepikiran si pendek itu? Apa dia baik-baik saja? Kenapa tadi dia terlihat sedih? "

"Apa benar dia istrinya bos? Bodoh aku kan kaya dan punya anak buah, kenapa tidak mencari tahunya saja?"

Albert pergi ke tempat sepi untuk menelpon bawahannya, menyuruh mereka untuk mencari tahu tentang Abian.

"Kenapa aku jadi ingin tahu tentang dia? Tapi jika di lihat-lihat, si pendek itu menarik juga"

Kemudian Albert pergi dari sana mengendarai motornya.

Sementara itu

Untuk menghilangkan rasa sedihnya, Abian memilih beres-beres rumah, mulai dari kamar Bagas, kamar tamu,
Ruang tengah, ruang tamu, dapur dan terakhir ruang kerja Bagas.

Di sana Abian hanya melihat satu poto Keenan dalam bingkai kecil yang di letakkan di meja kerja Bagas.

Lalu atensinya teralih melihat pintu di ruang kerja Bagas. Abian berjalan ke arah pintu itu, lalu mencoba membukanya.

"Di kunci? Ini ruangan apa?? "

"Apa ini ruangan yang mas Bagas maksud supaya gw ga masuk? "

"Tapi gw penasaran apa isi di dalam ruangan ini? Buka aja kali ya?? Larangan adalah perintah!! "

Abian mencari kunci pintu itu, tapi nihil ia tidak menemukannya di mana pun.

"Sumpah gw kepo banget anjir, ini tuh sebenernya ruangan apa? Kenapa gw ga boleh masuk ke sini? "

"Udah deh, lain kali aja gw cari kuncinya"

Kemudian Abian keluar dari ruang kerja Bagas, saat ia berbalik badan, ia melihat Bagas di belakangnya sedang menatap dirinya datar.

I want to be lovedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang