─ .✦ Bab 8 : Interlude of Mystery

51 25 9
                                        

🌷🌷🌷

Lima menit sebelum bel berbunyi, Fiuuna sudah duduk rapi di bangkunya sambil merapikan beberapa lembar laporan klub. Pikirannya masih terfokus pada peristiwa sebelumnya, di mana ia sempat bertanya yang tidak-tidak kepada Yumee. Raut wajahnya sedikit murung, merasa bersalah karena sudah mencurigai Yumee. Padahal, ia baru saja mengenal Yumee beberapa hari yang lalu.

"Walaupun aku curiga, seharusnya aku tidak berkata seperti itu tadi. Ah, bodohnya dirimu, Fiuuna."

Baru beberapa hari mengenal Yumee, dan ia sudah mengajukan pertanyaan mencurigakan. Sebenarnya, Fiuuna hanya mengikuti firasatnya yang kuat. Tapi, apakah itu cukup untuk menjadi pembenaran?

"Seharusnya aku tidak terlalu terbawa suasana. Mungkin... nanti aku bisa meminta maaf," pikirnya.

Fiuuna hanya menggelengkan kepala pelan, mencoba menghilangkan sedikit beban kekacauannya. Ini hanya masalah kecil, bukan? Hanya perlu meminta maaf atas apa yang telah terjadi sebelumnya, lalu berjanji untuk tidak menggali rahasia Yumee lebih dalam. Itu saja. Tapi itu bukan hal yang mudah dan sepele bagi Fiuuna.

Meminta maaf memang sudah biasa ia lakukan, tapi bagaimana cara mengutarakannya dengan baik agar tidak semakin menambah kekesalan orang lain? Berjanji untuk tidak menggali rahasia Yumee? Itu lebih sulit lagi. Yang namanya janji tentu harus ditepati, kan? Tapi Fiuuna terlalu penasaran untuk tidak menggali rahasia Yumee. Firasatnya berkata, semua ini saling berkaitan, tidak terkecuali Yumee.

Fiuuna hanya mendesah pelan, mengeluarkan buku Bahasa dari dalam tasnya, tepat ketika Mr. Ligard memasuki ruang kelas dengan suara lantangnya. Pelajaran dimulai, dan Fiuuna pun mengalihkan fokusnya dari Yumee ke materi pembelajaran kali ini. Seperti biasa, Fiuuna menyibukkan dirinya dengan buku dan goresan pena yang mengikuti penjelasan guru di depan kelas.

⛵️⛵️⛵️

Tidak seperti hari-hari sebelumnya, kali ini ketika bel istirahat berbunyi, Fiuuna langsung meluncur keluar kelas dan melesat cepat menuju kantin. Tangannya menggenggam beberapa lembar uang Mille (mata uang Millgrien). Kalau dihitung, uang yang ada di tangannya berjumlah 5 Mille, yang jika dibandingkan dengan mata uang di Indonesia, mungkin sekitar 50.000. Di Millgrien, jumlah uang sebanyak ini sudah cukup untuk membeli berbagai jajanan yang disukai remaja seperti Fiuuna.

Hari ini, Fiuuna tidak membawa bekal seperti biasa karena keluarganya belum sempat membeli bahan makanan. Hanya tersisa beberapa lauk pauk untuk dimakan di rumah, jadi lebih baik aku membeli makanan di kantin saja. Selain itu, aku bisa membeli dessert favoritku di sini. Gumam Fiuuna riang sambil memikirkan berbagai jajanan kantin kesukaannya. Ia mencoba menyegarkan pikirannya dengan melupakan masalah Yumee sejenak.

Kantin Akademi Staraa adalah tempat yang selalu dipenuhi hiruk-pikuk saat istirahat. Deretan meja kayu panjang berjajar rapi, sementara kursi-kursi metal berwarna perak menciptakan paduan modern namun sederhana. Lampu gantung berbentuk kristal bercahaya lembut menggantung di langit-langit tinggi, memberikan suasana hangat yang kontras dengan kegaduhan di bawahnya.

 Lampu gantung berbentuk kristal bercahaya lembut menggantung di langit-langit tinggi, memberikan suasana hangat yang kontras dengan kegaduhan di bawahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Diamas : The Clandestine of Millgrien Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang