Bab 3: Diberi Rantai Pelindung

83 32 0
                                    


Malam semakin larut, namun tidur Ara tidak tenang. Selendang keramat itu yang melingkari tubuhnya terasa sangat berat.Seolah-olah ia mempunyai nyawa sendiri. Ara terjaga beberapa kali dari tidurnya, tubuhnya berpeluh dingin, dan suara gendang yang tidak pernah berhenti terus menghantui fikirannya. Setiap kali dia cuba menutup matanya, bayangan roh penari itu muncul dalam mimpinya, dan menari dengan gerakan yang aneh dan penuh kekerasan.

Namun, malam itu, sesuatu yang aneh berlaku. Ketika Ara  terlelap kembali dalam tidurnya, dia merasakan ada sesuatu yang berbeza. Ada perasaan sejuk yang menyelubungi tubuhnya, dan dia merasa seperti ada yang mendekatinya. Ketika matanya terpejam rapat, dia tidak tahu bahawa ada roh penjaga yang sedang berada di sisinya, siap melindunginya dan memberikannya kekuatan.

Dalam tidur yang nyenyak namun penuh dengan kegelisahan itu, Ara merasakan jari-jemarinya digerakkan dengan lembut. Sesuatu yang tidak dapat dilihat oleh mata manusia, tetapi cukup nyata bagi jiwa dan perasaannya. Roh penjaga itu, yang selama ini tersembunyi dalam tubuhnya, kini bangkit untuk melindunginya dari ancaman yang semakin dekat.

Roh Penjaga  berbisik di telinga kanan Ara.

"Ara... tidurlah. Aku akan melindungi kau malam ini. Aku akan memberikan pelindungan untuk kau hadapi apa yang akan datang nanti. Aku adalah roh penjaga bagi keturunan nenek moyang kau".

Dengan tangan yang halus dan penuh kekuatan, roh penjaga itu mula memakaikan Ara  seutas rantai pelindung. Rantai itu terbuat dari logam yang berkilau, tetapi tidak seperti rantai biasa. Ada simbol-simbol yang terukir pada permukaan rantai itu, simbol yang tidak dapat diketahui oleh Ara, tapi yang jelas, ia memancarkan cahaya yang menenangkan. Rantai pelindung itu melingkar di leher Ara, dan memberikan rasa aman. Seolah-olah ada kekuatan yang melindunginya dari segala ancaman.

"Rantai ini adalah pemberian dari nenek moyangmu. Ia akan melindungi kau dari ancaman roh jahat yang ingin menguasai diri kau . Jangan takut, Ara. Aku ada bersamamu." Bisik roh penjaga itu dengan suara yg tenang.

Setelah rantai pelindung itu terpasang dengan sempurna, roh penjaga itu  melanjutkan tugasnya. Ia perlahan-lahan mengukir sesuatu pada telapak tangan Ara. Ukiran itu bukan sekadar goresan biasa, tetapi simbol yang sangat penting, sebuah tanda yang akan menjadi kunci bagi keselamatan Ara. Setiap goresan yang dibuat di telapak tangan Ara dipenuhi dengan kekuatan yang hanya dapat dimengerti oleh mereka yang berhubungan dengan dunia roh.

Roh Penjaga kembali lagi  dalam berbisik, sambil mengukir di telapak tangan Ara.

"Ini adalah tanda perlindungan. Tanda bahawa kau adalah keturunan yang terpilih. Dengan tanda ini, kau akan dilindungi daripada pengaruh roh penari itu. Namun, kau harus bersedia untuk menghadapi ujian yang lebih besar."

Ketika roh penjaga  selesai mengukirkan simbol tersebut, ia memandang telapak tangan Ara yang kini terukir dengan jelas. Ara tidak tahu apa yang sedang terjadi, tetapi dalam tidurnya, dia merasakan sebuah kedamaian yang luar biasa. Seolah-olah seluruh ketakutan dan kecemasan yang menghantuinya selama ini telah hilang, digantikan dengan rasa aman yang tidak pernah dirasakannya sebelumnya.

"Ara, kau tak sendirian. Aku akan terus melindungimu. Rantai ini dan tanda pada tanganmu akan menjadi pelindungmu. Tetapi ingat, perjalananmu baru saja dimulakan. Roh penari itu tidak akan berhenti. Kau harus berani untuk menempuh jalan ini, dan aku akan selalu berada di sisimu."

Pagi berikutnya, Ara terbangun dengan perasaan yang aneh. Tidurnya terasa lebih nyenyak, lebih damai daripada yang pernah dia alami sejak memakai selendang keramat itu. Ketika dia membuka matanya, sekelilingnya terlihat biasa, namun ada sesuatu yang berbeda dalam dirinya. Selendang itu masih ada, melingkari tubuhnya seperti biasa, tetapi ada sesuatu yang lebih mengejutkan  dan membuatnya merasa lebih kuat, dan lebih dilindungi.

𝐓𝐀𝐑𝐈𝐀𝐍 𝐓𝐄𝐑𝐀𝐊𝐇𝐈𝐑 𝐑𝐎𝐇 𝐏𝐄𝐍𝐀𝐑𝐈 -𝐒𝐄𝐑𝐀𝐌 | 𝐂𝐎𝐌𝐏𝐋𝐄𝐓𝐄Tempat di mana cerita hidup. Terokai sekarang