Sequel ke2 Dari Starting because of this.
Kali ini bercerita ttg kehidupan salah satu anak perempuan seorang Christian Wijaya. yes. Thalia Putri Christian Wijaya. terlahir di keluarga Tajir melintir tak membuatnya jadi wanita sombong Dan seenaknya...
Pagi ini kuberanikan diri mengutarakan maksud hati pada papa. Aku tak mau sampai kehilangan kesempatan seperti sebelumnya. Aku mengetuk kamar papaku. "Pa, maaf ganggu, can I talk to you?" "Of course, Ben, come in" "Ma," "Kalo gitu, mama akan keluar ke bawah" "No, ma, gak perlu, Ben juga perlu mama" "Ok, nak, bicaralah" "For the first, Please, jangan kaget ya" "Ok," "Aku mau menikah, ma, pa" "Hm, Papa cukup kaget sich, karena kamu bilang kayak gini scara tiba² but it's ok, Papa cukup appreciate. And then with who?" Sejenak aku menarik nafasku sebelum menyebut namanya. "Thalia Putri Christian Wijaya" "Sudah papa duga" "Maksud papa?" "Papa ini papamu sekalipun bukan ayah biologismu tapi kamu tinggal dan papa besarkan dengan tanganku selama hampir 30 th. I know you have feeling with her. Papa tau tatapanmu berbeda ketika melihat dia. Finally this day will be come. Honestly I'm so happy, son" "Benar, Ben, papa cukup lama membicarakan hal ini dengan mama, papamu khawatir kamu memilih untuk melajang karena kamu gak pernah terlihat berkencan, papa bahkan meminta bantuan adikmu untuk mendekatkanmu dengan Thalia. Berharap kalian cocok. Kami senang akhirnya kamu mengutarakannya karena kalo tidak kami yang akan bertindak untuk melamarnya buatmu" "Jadi kalian setuju?" "Pada prinsipnya kami it's ok, tinggal respon dari Thalia dan keluarganya. Kita berharap semoga mereka tidak menolak lamaran ini" "Tapi mama minta, please jangan buat Thalia meneteskan air mata kelak jika dia menjadi istrimu. Karena kalo sampai itu terjadi kami orang pertama yang memberimu pelajaran, inget itu, Ben" "Pasti ma, Ben gak akan mengecewakan dan membuat Thalia menderita" "Kalo gt, papa akan mengabari adikmu untuk membantu mengadakan pertemuan keluarga" "Ya, pa, ma, thank you" "Anak papa bentar lagi akan menikah, good job, son, good luck"
Author POV
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Mereka sekeluarga pergi menemui keluarga Christian. Ben memilih kemeja hijau sage yang dipadukan dengan celana kain warna coklat cream. Dominic Dan Teana berangkat bersama putra mereka yang sudah tegang sedari tadi. "It's ok, nak, jangan terlalu tegang, ntar malah gak bisa omong" "Ah, ma, ini" "Percaya sama papa kalo dia jodohmu pasti segalanya akan dimudahkan. Be confident, You are perfect, so don't be nervous" "Amin, thanks pa" "Ya, sayang" "...." "Ini kami sudah dekat" "...." "Ok, sampai ketemu di sana ya" ".,." "Zweetha ya, pa" "Ya, ma, mereka sudah menunggu kita ternyata" Tak berapa lama, merekapun Tiba di kediaman Christian. Nampak Christian Dan Tere menyambut ditemani Adelle Dan Allard di gerbang depan. "Hai Dom, An, welcome home" "Hai, Ben," "Om, tante "Kidos pada kemana?" "Mereka main dengan onty dan om mereka di taman" "Ayo, kita segera mkan, khusus hari ini yang masak kami berdua lho" "Wah, kita kok jadi merepotkan" "Gak lah, ma, kan udah lama Zweetha gak masakin kalian dan lagi aku juga udah lama gak masak bareng mom" "Ya, An, ternyata mantuku ini lebih jago dariku" "Ya, donk, kan istri siapa dulu" "Kan yang ngajari mommy, biar Mas El betah di rumah" "Gayamu, El, lupa ya, dulu siapa yg pake nolak segala buat dinikahkan sma mantu cantik mom" "Mom, jangan buka kartu donk" "Lia, Litha, Ed, Ebbie, yo sayang, kita makan dulu" "Nenek, kakek, om" "Archie, Anne" "Om, tante, kak" Merekapun bersantap malam bersama. Suasana cukup ramai. Maklum mereka sudah saling kenal sehingga seperti tidak ada sekat. Ditambah lagi celotehan Anne dan Archie semakin menambah keramaian. Selesai makan, merekapun berkumpul di ruang tengah. "Om tante, El, Ed, Ebbie, Lia, Litha, boleh minta waktunya sebentar" "Ih, tegang amat, Kak Ben" "Ebbie, Dilarang interupsi," "Iya, mom" "Jadi maksud kedatanganku kemarin dengan kedua orang tuaku tidak lain adalah ingin melamar anak om Dan tante, Thalia Putri Christian Wijaya" "Wowww, si jelek dilamar" "Ebbie, serius" "Ya, kak El, maaf" "Thalia, maaf klo terkesan lancang Dan mendadak, aku sudah jatuh hati padaMu sejak 5tahun lalu. Selama itu aku mencarimu dan baru berhasil ketika aku mengantarkan adikku kemari. Sejak hari itu aku bertekad tidak ingin kehilangan kamu lagi sehingga akhirnya keputuskan untuk melamarmu" "Mom, Dad" "Pertama tama, kami atas nama ortu Thalia berterima kasih dan merasa tersanjung atas lamaranmu, Ben. Kami kenal betul kamu, keluarga kita juga sudah dekat. Pada prinsipnya kami tidak menolak. Tapi kembali lagi masalah pernikahan ini bukan Hal sepele, tidak bisa diputuskan terburu-buru. Apalgi bagi Thalia dia pasti butuh waktu mengenal kamu dengan baik" "Ya, om tante, Ben Tau, it's ok, Ben akan tunggu. Selama apapun itu Ben akan tunggu dan Ben tidak memaksa harus malm ini dijawab" "Makasi ya, kak Ben" "Sama² Thal"