Akasia Fumiko, Aktris yang membintangi Film The Miracle Of A Saintess sebagai Karakter Antagonis, Akasia Rosalie Amber. Putri Raja yang tidak diinginkan Rakyatnya dan bahkan Ayahnya sendiri.
Kesialan menimpanya ketika tahu Ia tidak hanya sekedar mem...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Pria itu menunggangi Kuda nya dengan kecepatan tinggi. Sebuah genangan air dengan tanah bercampur lumpur, di lalui dengan mudah. Kaki kuda nya yang kokoh dan tangkas menghentak dan melompat melalui trek jalanan berlumpur itu.
Kecepatan nya yang hampir menyamai hembusan angin membuat rambut keemasan nya secara dramatis tersibak ke belakang. Kemeja gothic berbalut jubah bersulur emas yang di kenakan nya turut terbawa angin, semakin memancarkan aura kepempimpinan yang kuat.
"Woah! Hebat sekali." Akasia hampir menjatuhkan rahangnya, memperhatikan dari sisi trek untuk berlatih berkuda.
Perlahan langkah kuda itu mendekat padanya. Melihat itu, dengan binar takjub di sepasang bola mata jernih nya, Akasia mengacungkan dua ibu jari. "Papa, hebat!!"
Elliot melirik sekilas pada Ian yang menunduk seakan meminta maaf karena tidak dapat mencegah Akasia untuk melihat Latihan khususnya.
Beralih kembali pada Akasia, "Ada apa?"
Akasia menggaruk pipinya. "Aku hanya ingin melihat. Apa aku mengganggu mu?" Jika saja, Theodore dan Emma tidak sibuk dengan pekerjaannya masing-masing, Ia tidak akan mencari Elliot.
Elliot menatap nya datar, mengulurkan tangan padanya. Akasia menatap itu, dengan mimik wajah bertanya-tanya.
Menaikkan salah satu alisnya seakan memberi kode padanya agar menerima uluran tangan itu. Akasia secara perlahan menerima uluran tangannya dan Elliot dengan kuat menariknya hingga Ia turut berada di atas Kuda dengan posisi membelakangi Elliot.
Sebelum sempat Akasia mengatakan sesuatu, Elliot telah menghentakkan tali pengekang Kuda dan secara perlahan Kuda itu mulai kembali bergerak.
Meski takjub karena untuk pertama kalinya Ia merasakan menunggangi sebuah Kuda, Akasia sedikit takut dan secara alamiah tangannya mencari pegangan.
Ketika menemukannya, Akasia mencengkram nya kuat. Dan hal tidak terduga terjadi, Kuda itu bergerak tak terkendali secara tiba-tiba.
Meringkik dan menendang-nendang kaki bagian depannya ke udara. Elliot yang mengetahui itu lekas berusaha menenangkannya, tapi hal itu tidak membuahkan hasil.
Kuda itu bergerak agresif dan keluar dari trek nya, Akasia memejamkan mata takut. "Papa, aku ingin turun saja.."
Elliot lekas dengan objektif menyeleksi, apa yang membuat Kuda itu menjadi agresif dan saat itulah iris hijau nya menangkap tangan Akasia yang menjambak rambut dari Kuda itu.
Secara tidak sadar, seulas senyum geli terukir di wajah tampannya. Elliot secara perlahan meraih tangan kecil itu dan meremasnya lembut, menatap Akasia yang masih memejamkan mata.
"Tenang lah, kau aman." Akasia perlahan mulai membuka matanya, saat itulah Ia tidak lagi mendapati dirinya berada di jalur trek.
"Kita ada di mana, Papa?" Beo nya, menatap sekelilingnya yang di kelilingi lebatnya pepohonan tinggi menjulang.