Chapter 4

8.3K 758 12
                                    

Izal berkutat dengan komputer 35 menit lamanya. Tetapi belum ada dia menemukan pekerjaan yang cocok untuk keadaanya.

Terus mencari dan cari pantang menyerah. Hingga saat berada di menit ke lima puluh, terdapat sebuah artikel.

Dalam artikel tersebut tertuliskan bahwa dibutuhkan seorang babysitter. Dengan syaratnya adalah sebagai berikut

a. Berkelamin pria.
b. Lulusan (tidak diperlukan).
c. Bersih dan sehat dari penyakit menular.
d. Dapat menetap disana.
e. Dibutuhkan dalam jangka waktu panjang.
f. Berketerampilan dalam mengurus anak.
g. Dengan kompensasi gaji awal adalah 8 juta.

Itu adalah persyaratan yang tertera disana, tetapi ada salah satu persayaratan yang tidak bisa Izal penuhi. Dirinya harus meminta izin terlebih dahulu pada kedua adiknya itu.

Lagipula ternyata orang yang membutuhkan babysitter itu tidak jauh dari rumahnya. Mungkin saja dia diizinkan oleh adiknya.

Tetapi sebelum pulang ke rumah, Izal akan bekerja lagi sebagai badut penghibur, mendapat uang untuk keperluan besok hari.

*
*
*
《~ººººº~》
*
*
*

"Tidak!" Ucap Wiluna dan Ezie dengan keras menolak. Setelah Izal menceritakan jika dirinya akan bekerja sebagai babysitter dengan persyaratannya adalah untuk menetap di sana.

"Tapi kenapa?" Ucap Izal tak mengerti lagi.

"Jadi abang mau ninggalin kita gitu?" Ucap Wiluna menatap tajam Izal.

"Gak gitu Wiluna, abangkan cari uang buat kalian" jawab Izal memberi pengertian kepada Wiluna.

"Wiluna bolehin abang kerja di sana, tapi kalo disuruh tinggal disana. Wiluna gak mau yaa" Ucap Wiluna dengan bersidekap dada dan membuang muka ke arah lain agar tidak menatap abangnya itu.

"Iyaaa! Ezie juga setuju sama kak Unaa" ucap Ezie sambil mengikuti gaya kakaknya.

"Wiluna, Ezie abang mohon untuk biarin abang pergi yaa" Izal sungguh memohon pada adiknya ini, sebab ini adalah pekerjaan yang hanya bisa Izal harapkan untuk saat ini.

"Tetep enggak!" Ucap Wiluna dan Ezie.

"Kenapa kalian gak ngijinin abang sih?" Ucap Izal merasa mulai lelah dengan hidupnya.

"Kalian lebih suka ya? Liat abang kesusahan saat jadi badut penghibur"

"Abang mau cari pekerjaan lain juga buat kalian melanjutkan sekolah. Tetapi kenapa kalian malah gak setuju abang dapat pekerjaan yang layak" ucap Izal dengan nafas yang mulai tidak beraturan, juga menahan tangisnya agar tidak keluar.

"Kalian tau gak, sudah dua tahun abang bekerja sebagai badut penghibur itu, sudah beberapa kali abang sakit hati dengan perlakuan orang-orang yang terkadang melempar abang dengan batu, atau gak dikeroyok preman, kadang dibegal, bahkan harga diri abang berasa diinjak-injak" lanjutnya.

"Yaudah kalo gitu, kita berdua gak usah ngelanjutin sekolah aja. Abang diam dirumah dan kita berdua saja yang bekerja" ucap Wiluna mencoba membantah ucapan Izal.

Tetapi disisi lain pula Wiluna dan Ezie merasa kasihan dengan abangnya, ternyata banyak yang belum Wiluna dan Ezie ketahui tentang apa yang sudah di alami oleh Izal.

"Gak! Abang gak mau! Abang gak mau kalian seperti abang, yang abang mau itu kalian lulus disekolah SMA, lalu melanjutkan hingga kuliah agar nanti kalian dapat pekerjaan yang lebih layak lagi, hingga membuat abang bangga bahwa orang seperti abang ini dapat membuat kalian menjadi orang yang hebat" ucap Izal panjang lebar sembari mengeluarkan unek-uneknya, Hingga akhirnya keluarlah setitik air mata dari Izal tetapi lansung menghapusnya dengan cepat.

BabysitterBoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang