Happy reading
.
.
.
.
.
.
.
.Tandai typo yaa
Tak terasa sudah satu Minggu penuh kaluna di rawat di rumah sakit, selama itu pula Laksana tak pernah menunjukkan batang hidungnya. Setidaknya itu membuat nya aman dan damai, karena sudah di pastikan jika kaluna bertemu dengan Laksana emosi nya akan meledak-ledak.
Selama seminggu itu pula Angela lah yang mengurus nya, setidaknya ia bisa mempercayai Angela di dunia ini. Sekarang saja terlihat Angela yang sedang mengemasi barang-barangnya, kaluna pun sudah menganggap Angela sebagai adik nya sendiri sekalipun nanti dirinya dan Laksana telah resmi bercerai.
"Aku sudah mengemasi semuanya kakak ipar, tinggal menunggu Brayan menjemput kita"ujar Angela mendudukkan tubuhnya di samping kaluna.
"Tidak perlu memanggil ku dengan embel-embel kakak ipar mulai sekarang Angela.."
"KENAPA?!!APA KAU SUDAH TIDAK MAU MENGAKUI KU SEBAGAI ADIK IPAR MU?!"teriak Angela memotong ucapan kaluna sambil menangis dramatis.
"Tentu saja tidak Angela, hanya saja aku sudah menganggap mu seperti adik ku sendiri. Jadi kamu bisa memanggil ku dengan sebutan kakak , tanpa ada embel-embel kakak ipar"ujar kaluna menjeda ucapan nya, lagi pula umur kaluna dan Angela hanya terpaut 2 tahun saja, dengan kaluna yang lebih tua.
"Lagi pula Aku akan bercerai dengan Laksana, jadi tidak akan ada kata ipar lagi di antara kita. Hanya ada hubungan antara kakak dan adik, bagaimana apa kau menyetujui nya?"
Angela tampak diam mematung mendengar ucapan kaluna, dirinya menatap kaluna dengan sorot mata berkaca-kaca.
"A-apa terjadi sesuatu? M-maksud ku, kenapa harus bercerai? Apa kalian bertengkar hebat? Apa pria brengsek itu menyakiti mu kak? Kenapa kakak baru bilang sekarang? Apakah aku bukan pendengar yang baik? Apa aku.."ujar Angela sambil terus terisak.
"Kakak hanya mencari waktu yang tepat untuk menceritakan nya Angela, lagi pula tidak ada yang harus di sembunyikan lagi. Aku akan menceritakan semuanya nanti yaa"ujar kaluna mengusap punggung Angela yang masih terisak.
Tak lama kemudian Brayan datang menjemput mereka, di dalam mobil pun kaluna hanya diam sambil memandangi gedung-gedung pencakar langit dari balik kaca mobil.
"Brayan bisakah kita singgah di cafe sebentar? ada yang ingin Aku dan Angela bicara"ujar kaluna memecahkan keheningan di dalam mobil.
"Tentu saja"balas Brayan santai.
Akhirnya mobil yang di tumpangi mereka berhenti di depan cafe yang cukup sepi, tapi hanya kaluna dan Angela yang masuk. Brayan memilih menunggu kedua nya di dalam mobil, dirinya membiarkan kedua wanita itu berbicara dengan leluasa.
Kini kaluna dan Angela duduk berhadapan, hanya ada keheningan di antara mereka.
"Kalau kakak belum siap menceritakan nya, Aku tak masalah untuk menunggu. Aku.."
"Aku akan menceritakan nya sekarang "ujar kaluna memotong ucapan Angela.
Akhirnya kaluna menceritakan semuanya, mulai dari pernikahan nya dengan Laksana yang terjadi karena jebakan nya. Sikap Laksana setelah menikah, tentang Laksana yang masih mencintai masa lalu nya, saat dirinya di kurung. Dan kejadian malam itu yang membuat kaluna kehilangan anaknya, Kaluna menceritakan semuanya pada Angela tanpa ada yang di tutup-tutupi.
Angela yang mendengar semuanya, tak bisa menahan tangisannya. Angela tak membayangkan berada di posisi kaluna, kaluna pasti menderita selama ini.
"K-kenapa kakak baru bilang semuanya sekarang hiks, kenapa kakak masih bisa bertahan sama pria brengsek itu sihh. Seharusnya dari awal kakak tinggalin pria bajingan itu kakak!!, kenapa kakak memilih untuk terluka lebih dalam lagi? Dan gara-gara si Laksana sialan itu, keponakan aku udah gak ada hiks"ujar Angela sambil terus menangis histeris, membuat beberapa pengunjung yang ada di sana melihat nya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Becoming the Male Protagonist's Wife
General Fiction🚧 MENGANDUNG ADEGAN-ADEGAN KEKERASAN ⁉️ TERDAPAT KATA-KATA YANG TAK PANTAS PEMBACA HARAP BIJAK DALAM MEMILIH BACAAN,DOSA DI TANGGUNG SENDIRI!! EVELYN MAUREEN gadis yang selalu tenang dalam kondisi apapun,seolah dirinya diciptakan tak memi...