Keesokkan harinya.....
Izal terbangun pada jam setengah 5 dini hari, dan langsung mandi serta berganti pakaian. Setelah siap, Izal tentu saja memasakkan sarapan untuk kedua adiknya. Hanya nasi dan telur ceplok.
Izal tak ingin adiknya memiliki magh, jadi dirinya selalu menyempatkan membuat sarapan dan bekal untuk dibawa ke sekolah.
Meskipun kadang uang yang untuk membeli bahannya hanya cukup untuk kedua adiknya saja. Hingga terkadang Izal menahan rasa lapar atau memakan sisa makanan dari adiknya.
Jadi tanpa sepengetahuan Wiluna dan Ezie, Izal sering berbohong sudah makan lebih dahulu dari mereka berdua. Hingga pada akhirnya dia mempunyai magh, dan tentu saja yang mengetahuinya hanya dirinya seorang.
Hari ini adalah hari Selasa, Izal mengingat-ingat apa saja jadwal kedua adiknya itu.
"kalo gak salah, Ezie itu ada pelajaran olahraga jadi harus botol minumnya harus penuh" batin Izal.
Karena jika bukan olahraga Izal hanya mengisinya setengah botol saja. Dan lagi pula botol yang dibawa oleh Ezie itu botol yang memuat 1 liter air. Sehingga setengah botol sama saja dengan 1 botol aq*a.
"Untuk Wiluna itu, pelajaran inggris, matematika dan ipa. Jadi harus bawa cemilan manis, kebetulan kemarin beli permen susu meski hanya 6 biji" batin Izal lagi.
Ketiga pelajaran itu adalah kelemahan Wiluna, jadi dia akan cepat stress. Kalo stress butuh yamg manis-manis biasanya, begitulah pikiran Izal setiap paginya.
Setelah semua siap, Izal akan membangunkan kedua adiknya untuk segera mandi dan berangkat sekolah.
Pertama, yang akan Izal bangunkan adalah Wiluna, setelah itu barulah Ezie.
Wiluna dan Ezie ketika pagi sangat mengerti dengan Izal, jadi tidak ada yang namanya keributan untuk setiap pagi.
Wiluna dan Ezie sekarang sudah siap untuk berangkat sekolah. Dan biasanya Izal akan mengantar Wiluna untuk mendapatkan angkot, sedangkan untuk Ezie dia akan mengantarnya hingga sampai sekolahnya.
"Dadah abang!" Ucap Ezie sambil melambaikan tangannya. Izal yang melihat itu tentu ikut melambaikan tangannya dengan senyuman yang hangatnya.
Setelah mengantar kedua adiknya itu, seperti yang sudah direncanakan kemarin. Sekarang ini Izal akan pergi menuju warnet yang ada di dekat SD, dimana Ezie sekolah.
"Bang, gue mau main 1 jam, yaa" ucap Izal saat masuk warnet tersebut.
"Yoo, pake aja cari yang kosong" ucap abang-abang warnet tersebut tanpa menoleh ke arah Izal.
"Nih bang, uangnya. Diskon boleh gak bang?" Tanya Izal bercanda.
Mendengar hal itu, bang warnet menoleh ke arah Izal. Sesaat menatap wajah itu yang mengingatkannya pada seseorang.
"Ehh si Izal ternyata, mana aja lu?" Tanya bang warnet itu, atau kita panggil saja Wawan.
"Ada bang, gak kemana-mana" ucap Izal sedikit terkekeh karena sikap Wawan yang tidak pernah berubah. Dulu dia adalah langganan warnet ini, ketika ayah dan ibunnya masih ada.
"Yodah gue kasih diskonlah, sana maen. Di tempat biasakan?" Ucap Wawan menyetujui perkataan Izal yang meminta diskon tadi.
Meski main satu jam saja hanya membayar lima ribu yang terbilang murah. Tetapi Wawan dengan senang hati malah memberikan diskonan, sehingga hanya membayar dua ribu sahaja.

KAMU SEDANG MEMBACA
BabysitterBoy
RandomTertarik? Silahkan baca saja!!!! No BL!!!! No Romance!!! +×+ +×+ +×+ +×+ +×+ +×+ +×+ +×+ +×+ "Kakak!! jangan pergi Kak" tangis seorang remaja. "apasih! pake nangis segala kek bocah aja" "Kakak! nanti kita sendirian" "udah mau lulus SMA gitu masa tak...