Akasia Fumiko, Aktris yang membintangi Film The Miracle Of A Saintess sebagai Karakter Antagonis, Akasia Rosalie Amber. Putri Raja yang tidak diinginkan Rakyatnya dan bahkan Ayahnya sendiri.
Kesialan menimpanya ketika tahu Ia tidak hanya sekedar mem...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Wanita itu selalu duduk di sana, sendiri dan kesepian. Helaian rambut hitam segelap malamnya yang terurai panjang terbawa angin, seolah menari-nari. Gaun putih polos tanpa noda yang dikenakannya begitu indah, layaknya terbuat dari sulaman kain sutra paling mahal.
Ia tidak bisa melihat wajahnya karena Wanita itu selalu duduk membelakanginya.
Dan entah bagaimana caranya, Ia selalu merasa kalau Wanita itu mengetahui kehadirannya. Tapi anehnya, Ia tidak berhasil mengeluarkan suara untuk dapat mengatakan sepatah katapun padanya.
Kaki kecil nya perlahan berusaha melangkah mendekati Wanita itu.
Meski jaraknya terlihat sangat dekat, tapi Ia merasa kalau kakinya tidak pernah sampai untuk dapat meraihnya.
Kelopak mata itu segera terbuka, memperlihatkan iris amber rose nya yang menawan. Akasia mengubah posisinya menjadi duduk, menghela nafas panjang.
Rasa kering di tenggorokannya membuat Ia terbangun dari mimpi aneh yang hampir berhari-hari ini terus hadir dalam tidurnya.
Perlahan kaki kecilnya turun dari ranjang, meminum air yang selalu di sediakan Maid di atas nakas samping tempat tidurnya.
Setelah merasa lebih baik, bukannya kembali tidur, Akasia justru membawa kakinya untuk melangkah perlahan mendekati jendela kamarnya.
Ia membuka nya dan membiarkan angin malam berhembus menerpa wajahnya. Dari sini, Akasia dapat melihat dengan jelas sinar rembulan yang menjadi sumber utama dari penerangan di malam yang gelap, serta taburan bintang yang menghiasi sang langit malam.
Ada kalanya Akasia rindu pada kehidupannya yang lama. Lampu sorot yang selalu menemani setiap langkahnya, serta beberapa teman di industri hiburan yang bisa dihitung dengan jari. Ia juga merindukan Emma dan Theodore, meski baru beberapa Minggu Ia berjauhan dengan mereka.
Akasia menunduk, kenapa hidupnya tidak pernah jauh dari perpisahan dan kesendirian.
Sebuah benda berkilau yang berasal dari lehernya mengalihkan perhatiannya. Keningnya mengernyit, meraih liontin berbentuk Hati itu dengan wajah bingungnya.
Sejak kapan Ia memiliki Liontin ini.
Masih sibuk mengamati benda itu, Akasia tidak sadar kalau seseorang melompat naik melalui Jendela Kamar nya dan dengan mudah menerobos masuk.
Ketika tatapan lepas dari liontin nya, matanya melebar menemukan sesosok Pria telah berdiri tepat di depannya.
"K-kau--"
"... Pencuri!!" Akasia berteriak histeris, melemparkan barang-barang di dekatnya ke arah Pria itu dengan brutal.
"Hei, aku bukan Pencuri." Hansel dengan cepat memeluk tubuh Akasia agar Gadis itu berhenti melemparkan beberapa barang padanya.