Typo bertebaran
♪
♪
♪
Happy reading.....Setelah malam yang cukup menegangkan, pagi hari diisi dengan keributan khas anak-anak di kamar mereka. Suara gaduh berasal dari dapur, tempat Juna tengah sibuk memasak karena giliran dia yang bertugas menyiapkan makanan hari ini.
Namun, suasana jadi kacau karena ulah Kevan yang belum mandi tapi sudah mengusili Juna.
"Kevan! Stop gak lo makanin tuh sosis!" seru Juna dengan nada kesal, tangannya cepat mengambil piring berisi sosis yang baru matang. Dia sedang membuat sandwich dengan sosis sebagai isian, tapi si Kevan malah menghabiskannya duluan.
"cuma dikit, pelit amat lo, Jun," protes Kevan sambil mengunyah sosis terakhir.
"Gak ada dikit-dikit, sekarang lo mandi! Bau tau gak!" seru Juna sambil menarik telinga Kevan. Bukannya menurut, Kevan malah mendekat ke Juna, sengaja menempelkan badannya yang bau untuk mengerjai Juna lebih jauh.
“Coba rasain, nih, aroma alami seorang cowok keren,” ucap Kevan sambil tertawa kecil.
Plak~
Tamparan cukup keras mendarat di pipi Kevan. Juna benar-benar kesal kali ini.
“Mampus lo,” gumam Juna puas melihat Kevan meringis.
"Kenapa ribut pagi-pagi gini, sih?" tanya Arkan, yang baru saja datang ke dapur.
"Lihat, Aan! Juna nempeleng gue!" adu Kevan sambil menunjuk pipinya yang memerah.
“Dia duluan yang mulai! Bayangin aja, gue udah wangi dan tampan kayak idol K-Pop, malah ditempelin sama kudanil bau kayak dia,” balas Juna panjang lebar, membuat wajah Kevan makin merengut.
“Tuh kan, Juna jahat~,” rengek Kevan dengan suara dibuat-buat, sengaja memancing simpati.
“Geli gue dengernya, Van,” celetuk Naufal, yang baru duduk di meja makan sambil memutar matanya. Diikuti yang lain yang mulai berdatangan.
Arkan hanya tertawa melihat Kevan yang cemberut sambil mendekati Jiandra.
“Dek, liat nih pipi gue merah gara-gara Juna,” adunya dengan nada memelas.
Jiandra menatap Kevan dengan dramatis. “Hah, kok bisa sih, Jun? Jahat amat lo!” ucapnya, sebelum melanjutkan dengan nada menggoda. “Tapi harusnya ditambahin lagi, biar bukan cuma merah, sekalian biru!”
Pernyataan itu membuat Yuan yang sedang minum langsung menyemburkan airnya.
“Jia, yang bener aja lo,” ujar Yuan sambil tertawa. Kevan hanya bisa mendesah kesal sambil memegangi pipinya, sementara Juna berdiri dengan ekspresi puas.
"Jahat~, kalian gak ada yang sayang sama gue,"
"Emang," jawab tujuh remaja lainnya serempak, tanpa ragu.
Kevan langsung mendengus kesal, lalu pergi ke kamar mandi dengan langkah menghentak-hentak seperti anak kecil yang sedang marah.
"Emang cuma gue yang waras di sini," ujar Zidan tiba-tiba, membuat yang lain menoleh padanya dengan tatapan datar.
"Orang waras mana yang selalu ngobrol sama pohon, Zi?" sahut Yuan dengan ekspresi malas.

KAMU SEDANG MEMBACA
Haunted dormitory [END]
Horror"jangan pernah tinggalkan dia sendirian,jika kau tidak ingin dia celaka" "Bapak taukan asal usul asrama ini?" "WOY LIHAT ADA YANG KESURUPAN!!" "Kalian tau nggak,gue denger-denger ternyata asrama ini dulunya bekas tanah kuburan" bercerita tentang keh...