Chp 1 "Prolog"

2 1 0
                                        

"Males banget lagi libur malah mendadak dapet kerjaan" Seorang pemuda membenamkan badannya di sofa empuk bandara. Dia berpakaian serba rapih dengan dasi dan blazer, gayanya sangat klasik seperti bapak-bapak tetapi tidak dengan umurnya yang masih muda.

"Mau gimana lagi? Lu kan CEO Stalagmite Holdings. Harus siap ama yang beginian, lagian udah jalan beberapa tahun juga. Udah berkali-kali kita perjalanan gini" Orang disebelah membalas. Sama seperti pemuda yang sebelumnya, pemuda ini juga memakai pakaian serba rapih hanya saja dia menggunakan pakaian serba hitam dari ujung rambut sampai ujung jari kakinya. Hanya sol sepatunya yang berwarna merah, sisanya berwarna hitam. Umurnya pun tidak jauh beda atau mungkin saja mereka seumuran.

"Ya tapi kalau diulang-ulang terus lagi dan lagi lama-lama bosen juga Zeen (baca:zin)" Ujar pemuda pertama. Pemuda yang dipanggil Zeen hanya menggidikan bahunya "Jangan ngeluh mulu kalau gitu, berisik Gam" Zeen fokus menatap layar smartphone miliknya.

Tingtong

Zeen mengecek notif pesan yang masuk. Nama kontak pengirimnya adalah Castle. Zeen tersenyum simpul dan membalas pesan tersebut. Tidak lama muncul notif pesan dari kontak yang sama. Pesan tersebut berbunyi "Safe Flight Zugzwang, kasih tau kalau udah mendarat nanti. See you in Jakarta" Senyum Zeen menjadi semakin lebar.

"Lu kayak orang freak tau ga" Kalimat tersebut keluar dari mulut Gam merusak momen tersebut "Dari Castle ya?" lanjutnya.

"Sok tau lu" Ujar Zeen singkat memasukan smartphone miliknya ke saku jasnya.

"Heh, gua udah kenal elu dari kita SMP. Tau banget kelakuan lu gimana" Gam memukul halus pundak Zeen.

"Sok tau lu" Jawaban Zeen masih sama "Kalau Castle emang kenapa" Zeen memicingkan matanya.

"Engga kenapa-kenapa sih, Gua kan tadi cuma nanya" Jawab Gam singkat.

∆°∆


Sebuah mobil Bentley Flying Spur hitam yang dikawal oleh 2 mobil LC300 berwarna hitam merapat di lobi hotel bintang 5 terbaik di ibu kota. Pintu Bentley dibuka oleh salah satu pengawal, seorang pemuda yang mengenakan jas putih keluar dari dalam kendaraan mewah itu disusul oleh pemuda yang berbadan lebih kekar yang juga mengenakan jas putih.

Manajer hotel segera datang menyambut kedua pemuda itu dengan sedikit tergopoh-gopoh "Untuk ruang rapat sudah disiapkan di lantai 30. Mari saya tunjukan jalannya Tuan chairman" ujarnya sembari membimbing jalan memasuki lift.

"Terimakasih ya Pak Teguh" ujar salah satu pemuda yang berbadan lebih kecil dengan senyum hangat.
Sang manajer hotel tersenyum sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal mendengar pujian itu.

Sesampainya di ruang rapat vvip lantai 30, kedua pemuda tersebut segera duduk di meja panjang yang telah disiapkan.

"King, apa Zugzwang dan Gambit udah on the way ke sini?" Tanya pemuda yang dipanggil Chairman. "Mereka sudah berangkat naik pesawat 4 jam yang lalu, saya sudah mengirim orang untuk menjemput mereka di bandara" jawab pemuda berbadan tinggi kekar yang dipanggil King. "Baiklah kalau begitu" Chairman menganggukkan kepalanya.

Tidak lama mereka menunggu masuklah seorang perempuan berkacamata yang memakai blazer biru navy "Halooooo, malam Ace, King" Sapanya penuh semangat. Chairman yang dipanggil Ace (dibaca:Eys) menyapa balik "Udah lama gak ketemu ya, apakabar Castle?" sementara King hanya menganggukkan kepala dengan senyum simpul.

"Baik-baik" Castle menaruh tasnya dan segera duduk "Zeen sama Gambit dimana?" Castle menoleh kesana-kemari. "Mereka belum sampai" Jawab Ace, dia menoleh kearah King. Mengerti apa maksud Ace, King mengecek jam tangannya "Seharusnya sebentar lagi sampai, kalau mereka tidak mampir kemana-mana dulu" jawabnya singkat. Ace dan Castle mengangguk kemudian mereka segera tenggelam kedalam percakapan ringan.

New OrderDonde viven las historias. Descúbrelo ahora