BAB 34

40.5K 4.2K 272
                                    

Pukul setengah sepuluh malam, Narendra baru kembali ke apartemennya. Hari ini lagi-lagi papanya melimpahkan urusan rapat internal Inside Inc. pada Narendra. Membuatnya harus tinggal sampai larut di kantor bersama Darpa—asistennya di Inside Inc.

Padahal jadwal kuliah Narendra sudah berlangsung dari pagi hari. Ia tidak bisa mengambil waktu istirahat dengan benar karena harus bergegas ke kantor begitu kelas terakhirnya selesai sore tadi.

Saking sibuknya lelaki itu selama seharian, ia sampai tidak sempat memeriksa ponsel pribadinya. Entah berita apa saja yang Narendra lewatkan hari ini, ia akan mengeceknya nanti sebelum tidur.

Sekarang, sebelum jarum jam panjang menunjuk pada angka dua belas, Narendra harus melihat wajah gadisnya lebih dulu.

Ia mencoba mengetuk connecting door dari unitnya, namun selang beberapa saat menunggu, tidak kunjung ada jawaban maupun tanda-tanda pintu akan dibuka.

Narendra mencoba mendorong gagang pintu. Terkunci.

Hm, apakah Amora sudah tidur?

Narendra berbalik, melangkah menuju pintu utama unitnya, ia akan masuk ke apartemen sang tunangan lewat pintu depan saja.

Suasana apartemen yang gelap langsung menyambut Narendra sesaat setelah dirinya menginjakkan kaki di dalam unit Amora.

Alis lelaki itu seketika terangkat. Tidak biasanya Amora mematikan seluruh lampu apartemen pada malam hari.

Setidaknya gadis itu akan menyalakan lampu dapur atau lampu ruang makan sebelum tidur.

Jadi, sebelum menyambangi kamar Amora, Narendra lebih dulu menuju dapur, menyalakan lampu kabinet yang membuat ruangan menjadi sedikit lebih terang.

Dengan langkah hati-hati, Narendra menuju kamar gadisnya.

Lagi-lagi ia dibuat terheran-heran karena pintu kamar Amora tidak tertutup rapat. Suasana kamar gadis itu juga tak jauh berbeda dengan kondisi apartemen saat pertama kali Narendra masuk.

Gelap gulita.

Perlahan, Narendra mendekati ranjang Amora, menyalakan lampu tidur temaram di atas nakas, dan akhirnya bisa melihat wajah lelap sang gadis di balik selimutnya.

Ia berlutut di samping tempat tidur, lamat-lamat mengamati wajah damai Amora.

Tangannya bergerak untuk merapikan beberapa helai rambut sang gadis yang menempel di sekitar wajah. Gerakan jemarinya terhenti saat ia merasakan rambut Amora yang ternyata masih setengah basah.

Keganjilan lain yang membuat raut lembut Narendra memudar. Digantikan oleh ekspresi serius dan menelisik.

Something's happened today, dan Narendra perlu segera mencari tau.

"Emh," Amora bergumam kecil, merasakan tangan seseorang di sisi kepalanya.

Gadis itu membuka matanya sedikit. "...Ares?" lirihnya.

Narendra lekas memberikan senyumannya, mengusap sisi kepala sang gadis penuh sayang.

"I'm here, tidur lagi aja," bisiknya halus.

Amora mengubah posisinya menjadi menghadap ke arah sang tunangan, lalu lanjut tertidur. Sementara itu Narendra kembali merapikan rambut gadisnya sebelum menyematkan kecupan panjang di dahi.

FIX YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang