Akasia Fumiko, Aktris yang membintangi Film The Miracle Of A Saintess sebagai Karakter Antagonis, Akasia Rosalie Amber. Putri Raja yang tidak diinginkan Rakyatnya dan bahkan Ayahnya sendiri.
Kesialan menimpanya ketika tahu Ia tidak hanya sekedar mem...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Asteria mengirimkan upeti sebagai tanda terjalinnya kerjasama dengan Foressaina. Jalur perdagangan kain sutra kita telah sampai ke Negeri-negeri sebrang. Amarta mengirimkan ungkapan terima kasih atas bantuan militer kita dan mengirimkan dua kotak emas sebagai imbalannya." Ian menjelaskan secara merinci informasi yang di dapat nya pada Elliot.
"Dan ini, berkas-berkas yang memerlukan persetujuan dari anda." Ian meletakkan setumpuk berkas itu di meja yang nyatanya masih terdapat banyak berkas-berkas lainnya yang belum Ia selesaikan.
"Apakah anda kembali merasa sulit tidur?" Ian hati-hati bertanya.
Sebagai orang kepercayaan Elliot, Ia tentunya tahu kalau Elliot sering kali bermimpi buruk dan hal itu membuat jam tidurnya menjadi kacau. Pekerjaannya pun jadi sering terbengkalai.
"Hm." Sahut Elliot singkat. "Kau bisa pergi." Elliot mulai kembali mengerjakan lembaran kertas-kertas itu sebelum kembali menumpuk.
"Baiklah. Saya permisi, Your Highness.." Ian melangkah mundur dengan postur menunduk, bentuk etika nya.
Setelah jauh dari posisi Elliot, Ian berbalik dan melangkah keluar dari Kamar Raja. Meski memiliki ruang kerjanya sendiri, Elliot tidak pernah menggunakannya. Ia selalu nyaman mengerjakan Tugas-tugas seorang Pemimpin di Kamarnya sendiri.
Ian berhenti melangkah begitu berpapasan dengan Akasia. Gadis kecil itu tampak senang begitu melihatnya.
Ian menunduk, menyilangkan kaki dengan salah satu tangan dilipat ke belakang dan salah satu di letakkan pada dada. "Selamat Siang, Tuan Putri."
Akasia memperhatikan itu, Ia kemudian menirukan cara Ian memberinya hormat. "Selamat siang juga, Tuan." Tersenyum lebar hingga menampilkan deretan gigi rapihnya.
Para Maid yang berlalu lalang di lorong Istana turut melihat itu. Mereka terkekeh kecil, merasa gemas dengan tindakan yang Akasia lakukan.
Semenjak kedatangan Akasia di Istana, Ia mulai menjadi Idola di kalangan Maid dan Ksatria. Mereka tidak bisa mentolerir segala sikap menggemaskan Akasia yang terkadang konyol dan polos.
Ia sudah terlihat ceria karena beberapa hari lalu Theodore sudah di bebaskan dari Penjara. Meskipun dengan syarat Akasia harus tetap di Istana untuk menggantikan Theodore.
"King Elliot ada di Kamarnya, Tuan Putri." Sahut Ian.
"Baiklah. Terima kasih, Tuan." Tanpa menunggu respon dari Ian, Gadis itu melangkah terburu menuju pintu Kamar Raja.
Ian hanya menggeleng samar melihat itu. Mereka kelihatannya mulai akur, meski Elliot masih terlihat sangat kaku begitu berinteraksi dengan Akasia. Lain halnya dengan Akasia yang begitu interaktif dan banyak bertanya.