Akasia Fumiko, Aktris yang membintangi Film The Miracle Of A Saintess sebagai Karakter Antagonis, Akasia Rosalie Amber. Putri Raja yang tidak diinginkan Rakyatnya dan bahkan Ayahnya sendiri.
Kesialan menimpanya ketika tahu Ia tidak hanya sekedar mem...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Tunggu."
Akasia mematung di tempatnya, keringat sebesar butir jagung muncul di pelipisnya. Memasrahkan diri, entah apa yang akan terjadi padanya nanti. Dengan gerakan patah-patah Ia menoleh ke belakang.
Kembali bersetatap dengan sepasang iris Hijau zamrud yang tampak memandangnya dengan tatapan kosong. Sial, sekali. Kenapa Ia harus bertemu dengan nya lebih cepat daripada alur yang ada dalam cerita nya.
Tidak bisakah takdir membiarkannya hidup tenang terlebih dulu sebelum menghadapi kenyataan pahit.
Sebaiknya Ia menjalankan rencana cadangan.
Mata bulat jernih itu memandang Pria di depannya dengan tatapan polos dan di buat seimut mungkin. Berpura-pura tidak mengenalinya. "Iya, Paman? Apa kau mengenalku?"
Ia terdiam sejenak, tatapan tajam nya menghunus seakan berniat melubangi Akasia hanya dengan tatapannya saja.
Derap langkah kaki mendekat membuyarkan lamunan Akasia, beberapa Pria berpakaian armor datang dengan Theodore yang sudah diikat menggunakan rantai, layaknya seorang tahanan.
"Salam untuk mu, Your Highness.. King Elliot, kami berhasil menangkap Ksatria yang pergi bersama Pelayan setia Queen Hestia."
"Ayah!!" Akasia berlari ke arah Theodore dengan air mata yang mulai keluar dari persembunyian nya.
Menatap Theodore yang tampak mulai kehilangan kesadarannya, Pria itu mendapat banyak luka memar di wajah nya yang telah membiru.
"Tuan Putri.. Syukurlah-- Kau baik-baik saja." Theodore dengan nafas yang tersendat.
Elliot mencoba mendekat, Akasia yang menyadari itu lekas berdiri di hadapan Theodore dengan tangan mungilnya yang terbentang.
"Aku mohon jangan sakiti dia.. A-aku minta maaf k-karena membuat tempat indah mu ini k-kotor karena k-kehadiranku." Iris amber rose nya yang biasanya selalu memancarkan kilau kini tampak meredup, penuh dengan air mata yang kembali hampir tumpah. "Tapi bisakah kau melepaskan kami? Aku mohon.."
"A-aku tidak bermaksud buruk padamu, sungguh." Lutut mungil itu gemetaran menahan rasa takut.
Langkah Elliot terhenti, penuturan polos yang keluar dari Gadis kecil itu berhasil menghancurkan dinding kokoh yang selama ini Ia bangun. Tanpa sadar, tangannya terkepal kuat seolah dapat mematahkan apa pun yang ada di genggamannya.
Theodore tak kalah takut nya, meski kesadarannya berada di ambang batas. Ia dengan cepat berusaha bangkit sekuat tenaga, mengabaikan tarikan kuat dari rantai yang mengikat pergelangan tangannya.
Ksatria yang menahan rantainya berniat kembali menariknya, tapi begitu menangkap kode dari Elliot Ia akhirnya membiarkannya saja.
"Your Highness.." Theodore bersujud di kakinya. "B-biarkan saya membawa T-tuan Putri pergi. Saya berjanji akan membawanya j-jauh dari Forresaina."