Chapter 5.

27.3K 2.6K 26
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





Teriknya sinar matahari yang menerpa, membuat Theodore dengan sigap membuka payung dan dan memastikan Gadis kecil yang membawa Rubah itu tidak merasakan terpaan langsung sinar matahari.

Orang-orang di sekitar mereka tampak menatap Gadis mungil itu dengan gemas. Meski wajahnya tidak terlalu terlihat, mereka dapat melihat mata bulat nya yang terus-menerus berkeliaran dengan penuh rasa antusias.

Rubah merah yang ada di gendongannya, tampak tidak suka dengan segala bentuk perhatian yang Akasia dapat dari orang-orang di sekelilingnya.

Sesekali Ia akan mendesis dengan garang, menunjukkan bentuk sikap protective nya pada Gadisnya dan hal itu membuat Theodore salah faham.

"Tuan Putri, sepertinya Moo sedikit stress karena melihat banyak orang." Ujar Theodore.

Melirik sekilas Rubah yang berada di pelukannya, "Oh, benarkah?"

"Ya. Biarkan aku membantumu untuk membawakannya."

"Ah, baiklah." Ketika Akasia mengangkat Rubah itu untuk di berikan pada Theodore, Rubah merah itu menunjukkan cakar tajamnya dan mendesis padanya hingga membuat Theodore sontak memundurkan wajahnya.

Emma terkekeh geli melihat itu. "Sepertinya dia tidak mau."

"Ah, kau benar." Tutur Theodore.

Akasia tersenyum, memeluk kembali Rubah itu. "Tidak papa, Ayah. Biar aku saja yang membawanya."

"Baiklah." Theodore melirik Rubah itu sekilas, ada apa sebenarnya dengan Rubah itu. Padahal Ia yang menemukan nya, Rubah tidak tahu berterimakasih.

Mereka melanjutkan kembali perjalanannya, Festival Musim Panas sangat ramai. Berbagai macam jenis kudapan dijual, pentas musik dan unjuk kekuatan di pertontonkan di hadapan banyak orang.

Akasia benar-benar bersenang-senang hari ini. Ke dua tangannya penuh dengan gula-gula manis dan coklat, sedangkan Rubah Merah nya berjalan di sisi kakinya dengan lucu.

"Anak Perempuan dengan rubah itu, sangat menggemaskan."

"Ya, kau benar. Orang tuanya sangat beruntung."

"Apakah mereka dari kalangan Bangsawan?"

Orang-orang mulai saling berbisik membicarakan Theodore, Emma dan Akasia yang tampak seperti Keluarga yang sangat serasi.

Theodore dan Emma tampak malu-malu mendengar itu, sedangkan Akasia melenggang santai bersama Rubah nya. Tampaknya Ia tidak dapat mendengar bisikan-bisikan itu karena terlalu larut dalam kemeriahan Festival.

Di kehidupan pertamanya, Akasia tidak pernah datang ke Festival seperti ini. Jadi semuanya tampak baru di matanya, gelak tawa orang-orang dan juga hiruk-pikuk pedagang menawarkan apa yang di jualnya.

Become An Antagonist (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang