[⚠️NO PLAGIARISM⚠️]
"𝙅𝙖𝙣𝙜𝙖𝙣 𝙜𝙖𝙣𝙜𝙜𝙪 𝙙𝙞𝙖. 𝙎𝙝𝙚'𝙨 𝙢𝙞𝙣𝙚."
•°•°•
Kendrick Brix Stephaneus─pemuda tampan yang memiliki seribu kesempurnaan. Jago dalam bertarung dan memimpin salah satu geng motor terbesar seantero Jakarta─Black Viper...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
••
Saat ini Black Vipers berada di depan markas Vixens, untuk satu bulan ini memang Kendrick memberikan kebebasan untuk geng Vixens karena telah berani mengusiknya dengan cara menculik gadisnya -Loura- bulan lalu.
Saat ini adalah waktu yang tepat untuk ia membalaskan perbuatan mereka dengan setimpal.
Mereka melempari markas itu dengan batu hingga kaca di markas itu sudah hancur dengan pecahan kaca yang ada dimana-mana. Tak hanya itu, mereka juga menyiram markas itu menggunakan bensin secara merata. Ya, mereka memang berniat untuk membakar markas itu. Kejam bukan?
Kendrick berdiri dengan bersedekap dada. Ia menatap kekacauan di depannya dengan seringai mengerikan di sudut bibirnya.
"the beginning of destruction, bastard."
Laki-laki itu melangkah lebar dengan korek api ditangannya. Pembawaanya tenang namun memancarkan aura kekejaman yang melekat.
Ia menyalakan koreknya dan melemparkan ke arah sisi-sisi yang sudah di sirami bahan bakar. Detik kemudian, api mulai menyala dengan perlahan.
Semakin lama api itu semakin berkobar dengan tingginya menghabiskan markas tersebut hingga hangus tak tersisa.
Kendrick menatap api itu dengan ekpresi datar, dia benar benar-merasa sangat puas saat ini melihat kehancuran itu.
"Gue gak sabar ngelihat ekspresi geng Vixens pas tau markasnya udah gosong gini." kata Gema, menatap markas yang sudah hangus itu.
"Mereka kapan sampai sih?" tanya Ryo. "Bentar lagi dateng, siapin kamera buat ngerekam wajah jelek mereka," ujar Edgar, membuat mereka terkekeh.
"Keren cok nyampe gosong begitu, mirip pantat si Theo gosongnya," Dean melirik Theo dengan ekspresi tengilnya.
Si empu memutar bola matanya malas, "Garing!" ketusnya.
"Iya garing kaya pantat lo HAHAHA!"
Bugh!
"Sialan lo!"
"Gue ngeliat kehancuran ini kok kaya puas banget ya? Gue aja puas apalagi si bos," Kendrick melirik Ryo dengan seringaian tipis, "Puas banget." balasnya.
Brum!
Brum!
"Nah yang ditunggu-tunggu dateng tuh! Udah siap nonjok mereka gue!" seru Gema, menatap segerombolan geng Vixens.
"SIALAN LO KENDRICK, APA YANG LO LAKUIN BAJINGAN!" teriak Aaron dengan emosi yang menggebu saat melihat markas yang mereka bangun sudah habis tak tersisa.
Kendrick melangkah mendekati ketua Vixens itu dengan smirk yang tak lepas dari sudut bibirnya, "Keren gak?" ejeknya.
"BANGSAT LO!"
BUGH!
BUGH!
Suara pukulan serta teriakan terdengar menggema di tempat itu. Perkelahian semakin memanas, tendangan pukulan serta hantaman balok, batu, dan benda tajam lainnya itu terus berlangsung.
Wajah mereka kini sudah penuh dengan lebam lebam serta cakaran cakaran yang memenuhi wajah tampan mereka.
Kendrick kesetanan. Membogem Aaron serta menendang dengan kerasnya membuat Aaron kewalahan, laki-laki itu menahan rasa sakit di sekujur tubuhnya. Untuk yang terakhir, Kendrick tampak mengambil belati di pinggangnya. Tatapan tajamnya yang berkilatan emosi itu tetap tertuju pada Aaron yang terlihat sudah lemas di depannya.
Ia mendekati laki-laki itu dengan senyuman mengerikan di sudut bibirnya, tangannya beralih mencekik leher Aaron yang membuat nafas ketua geng Vixens itu tak beraturan.
"Ready to die?" bisik Kendrick, berat.
Aaron menggeleng guna melepaskan tangan Kendrick yang mencekik lehernya, tetapi Kendrick tak memberi celah. Laki-laki itu mendekatkan pisau belatinya tepat di leher Aaron, menggoreskan pisau tajam itu tanpa rasa kasihan.
Sret!
"ARGHHHHHH!" jerit Aaron, lehernya kini sudah mengeluarkan cairan merah pekat yang mengalir dari lehernya.
Anggota Vixens sudah terkapar di tanah dengan darah yang bercucuran di tubuh dan wajah mereka. Inti Black Vipers yang melihat sang ketua menggila hanya bisa meringis ngeri melihat ketuanya kesetanan seperti itu.
Sret!
"ARGHHH A-AMPUN!!!"
Sret!
Jleb!
"ARGHHHHHH!!"
Darah muncrat dari perut serta leher laki-laki yang kini tampak sangat mengenaskan. Kendrick menatap Aaron datar. Apakah dia merasa bersalah? tentu saja tidak! dia sangat puas sekarang.
"Gila bos! kalo dia mati gimana?" ucap Gema, menatap tubuh laki-laki yang kini sudah penuh dengan cairan merah.
Kendrick menyeringai, "Lo mau?" bukannya menjawab, laki-laki itu malah bertanya balik.
Gema jelas bergidik ngeri, "Gak lah! ngeri banget gila..." ringisnya.
"Gue baru ngelihat sisi lo yang seserem ini. You look terrible." kata Edgar, terkekeh pelan.
"Haven't I always been like this?" kata Kendrick.
"But this time you are different."Kendrick mengedikan bahunya, tak menjawab ucapan Edgar.
"Kalo cewek lo tau gimana bos? mana besok sekolah. Lo pasti ditanyain kenapa muka lo lebam-lebam," Kendrick melirik Dean, lalu bersuara, "Gue bolos." jawabnya.