12

18.3K 1.6K 34
                                        

"Bahkan ketika tubuhku akan terluka ketika melangkah mendekat, aku akan tetap berlari ke arahmu"

🥀🥀🥀

Di antara bunga-bunga yang bermekaran dengan indahnya di musim semi, gadis bersurai cokelat itu bersembunyi dengan kaki kecilnya. Menutupi tubuhnya di antara bunga yang mulai bermekaran merayakan pergantian musim. Terkadang terdengar suara tawa tertahan dibalik tangan kecil yang menutup bibir ranumnya. Manik birunya juga tak tinggal diam. Bergerak ke sana kemari melihat keadaan sekitar.

"Gretta!"

Gadis kecil itu tidak membiarkan jemari kirinya tergantung begitu saja. Ikut menutup bibirnya yang semakin tidak bisa tertutup.

Beberapa langkah dari tempatnya, terlihat anak laki-laki yang berjalan cemas. Tidak membiarkan netranya melewati setiap celah. Memastikan dengan baik bahwa apa yang ia cari ada di balik ribuan tumbuhan yang terbentang luas.

"KAKAK!"

Suara teriakan yang disusul tangis terdengar. Anak laki-laki tersebut mulai berlari menuju sumber suara. Sekarang, wajahnya terlihat sangat cemas dengan mata yang mulai memerah.

"KAK LEONORD TOLONG GRETTA!"

Tanpa pikir panjang, anak laki-laki itu langsung menjauhkan gadis kecil -yang memanggilnya kakak- tersebut dari ular yang hampir saja menerkam.

"Kau baik-baik saja?"

Dengan wajah yang sembab, gadis kecil tersebut mengangguk di dalam dekapan sang kakak. Menikmati posisi ternyaman yang telah ia temukan.

"Aku tidak bisa membayangkan satu hari tanpamu, Gretta. Kau adikku yang berharga," ujarnya sembari melangkah kembali ke kereta kuda. Lalu, menyuruh pengawal untuk kembali ke kediaman.

Sesampainya di kediaman. Leonord kecil melaporkan semua kejadian tersebut kepada tabib kediaman dan juga kepala pelayan. Semua hal dilakukan untuk memastikan keadaan adiknya baik-baik saja.

Jauh sebelum kejadian tersebut, ayahnya telah menitipkan pesan untuk menjaga sang adik dengan sangat baik. Sebagai kakak yang tentu saja sangat menyayangi sang adik, Leonord tentu berjanji dengan sangat yakin. Ia tidak akan membiarkan adiknya terluka walau bahkan jika itu bukanlah luka fisik. Ini juga menjadi tugas pertamanya menjaga sang adik yang sudah mulai bisa berjalan dan berlari dengan sangat aktif. Adiknya itu juga telah mendapatkan izin untuk bermain. Namun, tetap harus dalam pengawasan.

"Aku gagal."

Leonord menatap pilu Gretta kecil yang tertidur di atas kasur. Dengan perlahan ia menggerakkan jemarinya. Mengulurkan tepat ke atas kepala sang adik. Mengelus surai cokelat itu dengan penuh hati-hati seakan kaca yang rapuh.

"Bagaimana jika kau benar-benar terluka?"

"Maaf karena kau mendapatkan kakak sepertiku. Aku payah, Gretta."

Payah. Itu selalu menghantui pikirannya. Leonord kecil yang mencoba unggul akan selalu terlihat payah ketika berhadapan dengan anak laki-laki yang bernama Fredric. Anak Duke Chadwick yang sangat dibanggakan oleh semua guru. Anak laki-laki yang berhasil merenggut posisi pertama di hidupnya.

"Aku rasa kau akan sangat bangga jika memiliki kakak seperti Fredric." Ia tersenyum. "Tapi aku tidak mau kau menjadi adik orang lain. Aku tidak akan mau."

"Di masa depan, aku pastikan kau akan selalu aman, adikku."

🥀🥀🥀

Di antara seluruh musim yang singgah, akan selalu ada musim yang paling menyenangkan dan berarti di kehidupan seseorang. Sama halnya seperti Gretta, ia sangat menyukai musim dingin. Tidak ada musim lain yang membuatnya sangat semangat di setiap pagi.

"Duchess, anda telah berada cukup lama di luar," peringat Fleur yang takut Gretta sakit.

"Kau lupa? Aku selalu menyukai boneka salju!" teriak Gretta yang kini bahkan melemparkan bola salju ke arah Fleur. Menggodanya dengan diakhiri suara tawa.

"Biarkan saja," Walter bersuara. Memancing tatapan menuntut dari Fleur.

Walter menghela napasnya, "Duchess tertawa dengan sangat lepas. Bukankah akhir-akhir ini dia terus-menerus murung?"

Fleur sepakat. Duchess mereka memang terlihat mulai sering murung saat berada di tempat sepi yang hanya ada mereka bertiga.

"Saya rasa Duchess merindukan Duke."

Walter tidak menunjukkan reaksi apapun saat mendengarnya. Hanya diam tanpa mencela seperti dahulu.

"Kau menyadarinya?" pancing Fleur yang tentu saja mendapat tatapan tidak suka dari Walter. Pria itu terlihat tidak ingin membahas lebih lanjut. Lagipula, Walter memang menghindari berbicara hal-hal seperti ini di belakang tuan dan nyonya mereka.

Di sana, Gretta sibuk membentuk boneka saljunya. Ia sangat menyukai salju. Bersentuhan langsung dengan salju membuatnya merasa lebih tenang dana
akan selalu mengingatkannya pada sang kakak.

"Apakah dia baik-baik saja?" Lirih Gretta.

Entah mengapa akhir-akhir ini ia sering sekali bermimpi mengenai Leonord. Membuatnya bertanya-tanya apakah keadaan sang kakak baik-baik saja. Namun, Gretta tidak ingin memberikan surat kepada kakaknya. Ia hanya ingin Leonord yang lebih dahulu menemuinya ataupun mengirimkan surat.

"Dia sepertinya menikmati keuntungan dari hasil menjualku," ujar Gretta yang memang sudah merasa kesal dengan Leonord. Pria yang dia kira kakaknya itu dengan tega tiba-tiba memutuskan untuk menjodohkannya dengan Fredric. Orang yang bahkan tidak pernah Gretta temui sebelumnya.

"Mengapa aku menjadi memikirkan orang jelek itu?" monolog Gretta yang tanpa sadar mengatakan dirinya juga jelek. Bagaimanapun mereka memilih wajah yang sangat mirip.

"FLEUR! WALTER! KEMARI!"

Gretta berteriak memanggil kedua pelayan yang sudah dia anggap sebagai sahabat serta keluarganya. Dengan langkah lebar mereka berjalan menghampiri Gretta. Bertanya-tanya apa yang akan diperintahkan oleh Gretta.

"Lihat!" Gretta menggeserkan tubuhnya yang sejak tadi menutupi boneka salju yang berada di belakangnya.

Tepat setelahnya, mereka bertepuk tangan meriah sebagai apresiasi atas kerja keras Gretta. Bahkan, kedua pipi Gretta sudah merona karena merasa salah tingkah.

"Ini sangat menggemaskan!" semangat Fleur yang tentu saja tidak diikuti oleh Walter.

"Mengapa ada dua?" tanya Walter.

"Karena jika satu aku akan rugi. Salju di sini terlalu banyak!" Setelahnya Gretta berjalan meninggalkan mereka berdua. Tepat setelah itu, Walter baru menyadari bahwa di salju terbentuk tulisan 'semoga Leonord tenggelam dalam lautan salju' yang sangat kejam dibayangkan.

"Aku harap salju bisa menutupi tulisan menyeramkan ini dengan cepat."

🥀🥀🥀

Terima kasih ya telah menikmati cerita ini. Jangan lupa tinggalkan bentuk cinta kalian pada karya ini!

Happy holiday👋🏻✨

Duchess of ValtorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang