Happy reading
.
.
.
.
.
.
.
.
.Laksana berusaha menenangkan kaluna yang terus memberontak dalam pelukannya, kaluna terus menangis histeris sambil terus memukuli dada bidang Laksana. Dirinya marah, kecewa,sedih mendengar ucapan Laksana barusan yang menyuruh nya untuk mengugur kan anak mereka.
"AKU BENCI SAMA KAMU LAKSANA!!"teriak kaluna untuk kesekian kalinya.
"Benci Aku sepuasnya kaluna, akan lebih baik jika kamu membenci ku "balas Laksana.
"LEPAS!!LEPAS LAKSANA!"teriak kaluna memberontak dengan membabi buta.
Akhirnya Laksana melepaskan pelukannya, menatap kaluna yang juga sedang menatap nya dengan bengis penuh kebencian.
"Okeh kalau mau kamu begitu, ceraikan aku sekarang juga. Dan mulai detik ini kita bukan siapa-siapa lagi, aku tunggu surat cerai nya"ujar kaluna bulat, tidak ada yang bisa kaluna pertahankan dari pernikahan mereka.
"Aku akan segera mengurus semuanya secepatnya "balas Laksana.
"Aku harap kamu akan menyesali semuanya Laksana!! Dan jika itu terjadi, Aku..Aku orang pertama yang akan menertawakan mu "sarkas kaluna.
"Aku akan menunggu waktu itu tiba"balas Laksana.
Daripada terus meladeni si pria brengsek Laksana, kaluna memilih masuk ke dalam mansion untuk mencari Oliver. Malam ini kaluna akan langsung pergi dari mansion si brengsek Laksana, tapi masalah nya sekarang kaluna tak menemukan keberadaan Oliver di mana pun.
Seketika pikiran negatif menghantui nya, menerka-nerka kemana perginya Oliver. Apakah Laksana yang menyembunyikan nya? Atau Laksana membuang Oliver kembali ke jalanan karena akan bercerai dengan nya?.
Saat sedang bergelut dengan pikirannya sendiri, suara langkah kaki yang berjalan mendekat ke arahnya menggema di kesunyian malam. Kaluna membalikkan badannya untuk melihat siapa orang itu, ternyata Laksana.
"Dimana Oliver Laksana!! Di mana kau menyembunyikan nya?! Tak cukup kah kau membuat ku menderita, sehingga kau juga menyeret Oliver ke dalam neraka buatan mu itu hah!!"bentak kaluna mencengkram kerah baju Laksana.
"Cukup selama ini kau terus menyiksa ku dalam neraka buatan mu itu laksana!! Jangan Oliver, dia tidak tau apapun tentang masalah kita!!"ujar kaluna menatap mata Laksana yang juga menatap nya tanpa mengeluarkan sepatah katapun.
Melihat Laksana yang hanya diam saja, membuat kaluna putus asa. Kaluna melepaskan cengkraman nya, tubuhnya tidak lagi memiliki tenaga. Kaluna bersimpuh di lantai, menangis terisak pedih.
"Ini salahku,ini semua salahku"lirih kaluna sambil terus memukuli dada nya yang terasa sangat sesak.
"Harusnya sedari awal , Aku tidak membawanya ke sini"ujar kaluna sambil terus terisak.
Laksana yang melihat kaluna menangis dengan bahu yang bergetar hebat memalingkan wajahnya, dirinya tidak boleh goyah.
"Oliver baik-baik saja, kamu tidak perlu menangisi nya "ujar Laksana membuka suara.
"Lalu di mana Oliver? Kenapa aku tidak menemukan nya di mana pun?"tanya kaluna tak sabaran.
"Aku sudah mengirim nya ke luar negeri untuk melanjutkan pendidikan yang lebih baik di sana"balas Laksana tanpa beban.
"Kenapa kamu gak bilang terlebih dulu sama aku? Aku ibunya, sedangkan kamu bukan siapa-siapa nya Oliver "
"Aku yang mengadopsi nya, dan dalam surat adopsi. Nama aku yang tertera di sana bukan kamu "
"Tapi Aku yang membawa nya kesini, bukan kamu Laksana!! Jika bukan karena kamu yang buat Aku koma dua Minggu. Aku yang akan mengadopsi nya, bukan kamu!!"bentak kaluna.

KAMU SEDANG MEMBACA
Becoming the Male Protagonist's Wife
General Fiction🚧 MENGANDUNG ADEGAN-ADEGAN KEKERASAN ⁉️ TERDAPAT KATA-KATA YANG TAK PANTAS PEMBACA HARAP BIJAK DALAM MEMILIH BACAAN,DOSA DI TANGGUNG SENDIRI!! EVELYN MAUREEN gadis yang selalu tenang dalam kondisi apapun,seolah dirinya diciptakan tak memi...