Istri kecil Tuan muda Adtmajaya {21+} END✓

L I M O

Hei, nungguin Nana update ndak?

oh, ndak yaa😌

yaudah ndakpapa, cukup tau aku😖💔

•

•

•

Selamat datang dan selamat membaca.

  ~~~*~~~

Sudah lebih dari seminggu, putra sulungnya tak berkunjung ke rumah.

Jaya jelas bingung, setelah pengakuan tak langsung Adinata mengenai putri semata wayang Wisnu tempo hari yang lalu.

Sebenernya putranya ini serius opo ndak toh?

Mana temannya yang kemarin sempat ke rumah ingin meminang Adinata juga sudah bertanya-tanya perihal kelanjutannya..

Jaya dibuat bingung oleh putranya itu.

"Juragan?"

Lamunan Jaya buyar karena panggilan seseorang, "ha, iya kenapa?"

Ternyata Wisnu, pekerja nya itu terlihat datang menghampirinya yang sedang duduk di bangku rotan sambil ditemani secangkir kopi anget.

"Wonten menopo toh juragan, saya lihatin dari tadi kayak bengong gitu?" Tanya Wisnu dengan sopan. (ada apa)

Jaya menghela nafasnya lelah, "duduk dulu sini Nu, temani saya ngobrol sebentar."

Mengingat tugas di dalam gudang padi juga selebihnya selesai, tinggal istirahat.

Wisnu pun menyetujui, dengan sopan ia duduk di samping bosnya yang tampak lelah itu.

"Saya tuh bingung sama Adinata,Nu."

Wisnu tak menjawab terlebih dulu, ia masih setia mendengarkan cerita keluh kesah bosnya.

"Banyak yang datang kerumah, bermaksud ingin meminang putra sulung saya itu. Tapi dia ndak mau."

"Menurutmu, apakah Adi itu sudah pantas membina rumah tangga Wisnu?"

Wisnu menelan ludahnya terlebih dulu sebelum menjawab, "menurut saya, kesiapan menikah itu bukan perkara mudah juragan."

"Iya saya tau, tapi coba kamu pikir-pikir. Umur itu semakin lama semakin tua, seperti saya ini. Lama-lama menua, saya ingin sekali menimang cucu dan melihat Adi menikah sebelum saya tiada, Nu. Dan sekarang umur Adi itu sudah masuk 32 tahun, sudah matang sekali untuk menikah." Beber juragan Jaya blak-blakan.

Dia tak menutup-nutupi kalau sebenarnya ia teramat sangat ingin melihat putra sulungnya itu menikah dan berumah tangga.

Namanya umur, tak ada yang tau.

Apalagi usianya yang sudah tua seperti ini, ia takut tak sampai melihat putranya itu menikah.

"Saya heran, yang ada dipikiran anak itu apa sampai sekarang ndak mau menikah."

"A-apakah nak Adi punya calon sendiri, juragan?"

Jaya terdiam sejenak sambil melirik Wisnu yang menatapnya seperti biasa, sopan.

"Mungkin,"

"Kalau saran saya, jika pilihan nak Adi nanti memang baik dan pantas. Coba juragan Jaya obrolkan dulu. Siapa tau memang cocok juragan, saya lihat nak Adi itu baik perangainya sopan dan sangat santun, saya doakan semoga nak Adi mendapatkan jodoh yang baik juga."