haloww, selamat malam~
ada yang kangen sama moment Love ga? sama kalo gitu aku juga 🤧
Happy Reading!
—✦◌✦—
🤎🐻"Tuan muda, sebentar lagi kita akan sampai."
"Hmm."
Balasan gumaman itu berasal dari seorang remaja laki-laki berdarah campuran yang terlihat sedang bermain game di ponselnya. Remaja itu duduk bersila dengan santai di kursi belakang mobil, sedangkan yang berbicara barusan adalah sang pengawal pribadi yang tengah menyetir.
"Paman Aston."
"Ya, Tuan muda?"
Remaja laki-laki itu menghentikan permainan, memusatkan atensi sepenuhnya pada Aston, salah satu orang kepercayaan kedua orang tuanya yang ditugaskan untuk menjaganya.
"Menurut Paman, bagaimana reaksi mereka saat melihatku nanti?" tanyanya bersemangat.
Aston mengulas senyum hangat. "Tentu mereka akan sangat senang, Tuan muda. Bisa kembali bertemu dengan Anda setelah sekian lama."
"Hmm, Paman benar, sudah seharusnya begitu." Remaja laki-laki itu mengangguk puas, sebelum kemudian kembali membuka ponselnya untuk melanjutkan permainan.
✦◌✦
Sudah hampir satu jam waktu berlalu, langit pun sudah sepenuhnya gelap dengan lampu-lampu diluar supermarket yang sudah hidup menerangi jalanan. Setelah mendapatkan semua yang dibutuhkan, serta menemani Lou dan Eve memilih camilan, kini Lion dan Dave tengah melakukan pembayaran di meja kasir.
Lou yang berdiri di sebelah Lion, menarik-narik baju sang kakak untuk menarik perhatiannya.
"Kenapa?" Lion menunduk, menatap Lou yang perlahan menunjuk kearah sebungkus permen strawberry yang tampak sudah di masukkan kedalam plastik.
Lion yang mengerti, segera meraih plastik tersebut, mengeluarkan sebungkus permen yang di maksud lalu memberikannya pada si bayi.
"Terimakasih." Lou langsung menampilkan senyum manisnya pada sang kakak, sembari membawa sebungkus permen tersebut kedalam pelukan.
"Sama-sama." Lion mengusap pucuk rambut Lou lembut, ikut menarik senyum kecil melihat wajah ceria sang adik.
Kali ini, Lou menjadi anak yang baik. Karena ia hanya membeli satu bungkus permen, serta beberapa biskuit dan susu kotak strawberry kesukaannya.
"Mau Kakak bukakan? Kita tunggu diluar saja bagaimana?" Ravel menggandeng tangan mungil Lou, melihat jika barang belanjaan yang belum dikeluarkan dari troli masih cukup banyak.
Lou mengangguk, dengan tangan mungil yang ikut balas menggenggam hangat tangan besar Ravel. Menoleh kearah samping dimana Eve dan Darel seharusnya berada, Lou seketika dibuat mengerjap beberapa kali. Saat menemukan Eve sudah memasang wajah cemberut dengan tubuh mungil tenggelam dalam hoodie besar milik Darel.
"Nah, kalau begini bayi Kakak tidak akan kedinginan." Berbeda dengan Eve, Darel justru tersenyum gemas sembari mengusap-usap kedua pipi bulat anak itu.
"Sudah Eve bilang jangan panggil Eve bayi! Hmph!" Eve menggembungkan pipinya, bersedekap dada dengan sebagian wajah ikut tertutup tudung hoodie.
"Wah, kau benar-benar seorang Kakak yang perhatian." puji Ravel, mengacungkan jari jempolnya pada Darel yang langsung mengibaskan rambut depannya sombong.

KAMU SEDANG MEMBACA
LOUISE
Teen FictionLouise Wang namanya, bocah manja nan cengeng berusia 13 tahun. Si bungsu pecinta susu strawberry, dan akan mengaum layaknya bayi beruang saat ia sedang marah. Lou, hanyalah seorang anak yang selalu menginginkan perhatian lebih. Namun karena kedua or...