42. Two baby's

19.1K 2.5K 181
                                    

hayy, miss you guyss.

Happy Reading!
-✦◌✦-
🐻🤎

Setelah makan malam baru saja selesai terlaksanakan. Di ruang keluarga, Lou saat ini terlihat sedang mengintip dari balik gorden, menatap keluar halaman Mansion yang di jaga ketat oleh para penjaga.

Beberapa saat kemudian, setelah terdengar suara deru mesin mobil yang perlahan meninggalkan halaman Mansion, wajah bayi beruang itu langsung berubah murung.

"Apa yang sedang anak kecil lakukan disini? Bagaimana jika sampai ada yang menculikmu?"

Lou sedikit tersentak saat tubuh mungilnya tiba-tiba diangkat oleh Lean, dan dalam sekejap telah berada dalam gendongan koala pemuda itu. Menatap wajah sang kakak sebentar, ekspresi wajah si bayi kembali murung dalam kedipan mata.

"Mau ikut main keluar~" Lou bergumam lirih, menunjuk keluar halaman Mansion dengan bibir mungil yang perlahan melengkung kebawah.

"Tidak boleh, kau masih demam." Bukan suara Lean yang membalas, tapi Nathan yang kini berjalan menghampiri keduanya.

Yang pergi menggunakan mobil barusan adalah Ravel dan Lion, bersama Darel juga Dave. Karena Darel dan Dave juga mengenal Theo dan Travis, mereka berenam memiliki perjanjian untuk bertemu di luar malam ini.

"Mau ikut main." Lou kembali mengulang ucapannya, merengek lirih tak mempedulikan larangan Nathan.

Melihat Lou yang sudah hampir menangis, tangan Nathan langsung mengusap pelan surai hitam anak itu.

"Kau masih saja cengeng."

"Dan kau masih saja menyebalkan." balas Lean menatap Nathan jengkel, tak terima mendengar sang adik diejek oleh pemuda itu.

"Gege! Minum susu~"

Perhatian mereka langsung teralihkan, pada kedatangan Eve yang tampak berlarian dengan sepasang kaki mungilnya. Menampilkan senyum lebar dengan rambut yang bergerak lucu, anak itu dengan semangat membawa sebotol susu strawberry yang masih hangat ditangannya.

"Gege, Mama buatkan susu, mau minum sekarang?" Eve berhenti berlari tepat dihadapan Lean, mendongak menatap Lou yang berada dalam gendongan pemuda itu.

"Eve saja yang minum." Lou beralih memeluk leher Lean, memalingkan wajah tak mau menatap Eve.

"Kenapa? Kenapa tidak mau minum? Gege sudah kenyang?" tanya Eve beruntun, seraya memiringkan kepala mencoba menatap wajah sang Gege.

"Iya, Gege sudah kenyang." balas Lou mengangguk pelan, dengan suara yang hampir tak terdengar.

"Gege kenapa? Gege sedih tidak boleh ikut main?"

Nathan dalam diam mengulum bibir menahan gemas, memperhatikan tingkah Eve yang akan semakin aktif jika sudah berurusan dengan Lou.

"Tidak." Lou menggeleng keras, tangan mungilnya semakin erat memeluk leher Lean.

Lean kini ikut memiringkan kepala, mengintip wajah si bayi saat merasakan ada lelehan air mata membasahi lehernya.

"Lou sangat ingin ikut main keluar?" Lean segera menimang tubuh mungil si bayi, mengusap-usap punggung mungilnya yang bergetar pelan menahan isakan.

"Mau main keluar- hiks." Suara tangis Lou akhirnya terdengar, membuat Eve langsung ikut menepuk-nepuk punggung sang Gege dengan tangan mungilnya.

"Kalau sudah sembuh, Kakak berjanji akan membawa Lou bermain keluar."

"Kapan sembuhnya?" Lou kembali merengek, membuat Lean sedikit kesulitan menahan tubuh mungilnya yang ikut memberontak.

LOUISETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang