haloww~ night guyss~
maaf yaaa baru bisa balik 😓 kalo ada typo atau kesalahan apapun tolong bantu di koreksi yaa.
Happy Reading!
-✦◌✦-
🐻🤎
ㅤSaat ini, Lean tengah memejamkan mata dengan tangan bersedekap dada pada sofa panjang di dalam kamar. Hingga beberapa saat kemudian, ia segera membuka mata saat mendengar ada pergerakan dari atas kasur.
Lean memang sengaja tetap berdiam di dalam kamar untuk menjaga Lou dan Eve yang masih tertidur. Sedangkan untuk Levan dan Nathan, mereka turun kebawah untuk berkumpul dengan yang lain.
Leovan tadi juga sempat datang kesini untuk mencari Eve, karena bayi kucingnya itu menghilang tiba-tiba setelah meminta susu.
Lean segera beranjak berdiri, berjalan mendekati kasur seraya mengusap wajahnya. "Sudah bangun, hm?"
Lou terlihat menguap kecil, sepasang mata bulatnya langsung menoleh kearah kedatangan sang kakak.
"Mau tidur lagi?" Lean menundukkan tubuh, merapikan rambut yang menutupi dahi si bayi kemudian menempelkan punggung tangannya.
Lou hanya menggeleng pelan. Tanpa mengeluarkan suara, ia memiringkan kepala menatap punggung tangannya yang telah bebas dari infus.
Merasa panas si bayi telah mendingan, Lean kini beralih mengusap pipi chubby nya. "Mama membuatkan bubur, mau turun kebawah?"
Lean tahu suasana hati sang adik sedang tidak baik. Kebiasaan bayi setelah bangun tidur, ditambah ia juga sedang demam.
Mendengar ucapan sang kakak, Lou segera menoleh kearah samping. Menatap Eve yang masih terlelap dengan mulut mungil yang sedikit terbuka.
"Eve masih tidur."
Lou kembali menoleh, menganggukkan kepala menjawab sang kakak. "Kakak, Pawpaw." tunjuknya pada boneka Pusheen Cat yang berada di kaki Eve.
Lean mengikuti kemana arah tangan mungil itu menunjuk. Melihat boneka yang di maksud, Lean segera meraihnya.
Lou menerima boneka yang di sodorkan oleh sang kakak, kemudian meletakkannya tepat di samping Eve. Menepuk-nepuk Pawpaw sebentar, ia kemudian menyelimutinya bersama Eve.
Lean yang berdiri di tepi kasur tersenyum kecil, memperhatikan manisnya Lou memperlakukan Eve.
"Gendong." Lou beralih menghadap pada Lean, merentangkan kedua tangan mungilnya dengan tatapan polos.
"Sure, bear." Lean mengecup gemas pipi chubby si bayi, sebelum kemudian mengangkat tubuh mungilnya kedalam gendongan dengan hati-hati.
✦◌✦
Lean membawa langkahnya menuju kearah dapur, dimana Lovisa tengah menyiapkan bubur. Lou yang berada dalam gendongan Lean menyadarkan kepalanya dengan lemas, memejamkan mata saat tepukan lembut tangan sang kakak menyentuh punggung mungilnya.
"Lean? Kenapa membawa adikmu kemari?"
Suara Gloria membuat Lou langsung membuka mata, bisa ia lihat jika sang Oma menghampirinya dengan raut wajah khawatir.
"Oma~" Lou merentangkan tangan mungilnya, memeluk Gloria dengan manja.
"Maaf, Oma." Lean membenarkan posisi Lou dalam gendongan, membiarkan Gloria memeriksa suhu tubuh si bayi.
"Untunglah sudah mendingan." gumam Gloria, beralih mengusap sayang surai hitam Lou.
"Panasnya sudah turun?" Lovisa menarik salah satu kursi di meja bar, meminta Lean untuk mendudukkan Lou disana.

KAMU SEDANG MEMBACA
LOUISE
Teen FictionLouise Wang namanya, bocah manja nan cengeng berusia 13 tahun. Si bungsu pecinta susu strawberry, dan akan mengaum layaknya bayi beruang saat ia sedang marah. Lou, hanyalah seorang anak yang selalu menginginkan perhatian lebih. Namun karena kedua or...