21.00

13.5K 1.1K 274
                                    

Happy reading
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Siang berlalu begitu cepat, sekarang giliran sang rembulan yang memancar kan sinarnya. Terlihat Seorang pria dengan sebatang rokok di tangan nya, menatap lurus ke arah seorang wanita yang duduk di ayunan seorang diri.

Wanita itu tampak larut dalam pikiran nya sendiri, tidak memperdulikan hawa dingin yang menusuk-nusuk kulit nya yang hanya tertutup baju tidur tipis.

Pria itu tampak tidak berkedip sedikitpun karena mengawasi wanita yang tak lain istri nya, pria itu adalah Laksana.

Setitik rasa bersalah karena telah mengurung istri nya dan kata-kata kejam nya pada kaluna, tapi pikiran dan otak nya tak berjalan searah. Laksana sudah berusaha menerima kehadiran kaluna di hidup nya, tapi bayang-bayang gadis kecil yang di cintai nya di masa lalu selalu hadir di saat dirinya ingin berusaha menerima kaluna.

Gadis kecil yang selalu dirinya usaha kan untuk selalu bahagia, Laksana lebih suka memanggil nya gadis kecil sekalipun gadis itu sudah dewasa. Gadis kecil yang sudah mengambil seluruh hatinya, gadis nya yang selalu dirinya rindukan sekalipun mereka tidak akan pernah bisa bersama. Jarak dirinya dengan gadis kecil nya terlalu jauh, bahkan sangat jauh.

"Aku merindukan mu Ely, bahkan sangat merindukan mu"ujar Laksana amat teramat sangat lirih.

Perlakuan nya selama ini tulus untuk kaluna, mulai dari merawatnya, perhatian-perhatian nya. Laksana sudah berencana akan menerima kaluna, tapi bayang-bayang gadis kecilnya lebih mendominasi hati Laksana.

Laksana selalu merasa bersalah pada gadisnya, setelah menghabiskan waktu berdua dengan kaluna, atau memberikan perhatiannya pada kaluna. Laksana selalu berusaha melawan semua yang bersangkutan dengan gadisnya, tapi tetap saja tidak bisa. Rasa cinta nya pada gadis nya lebih besar, di banding rasa bersalah nya pada kaluna.

Laksana tau bahwa kaluna jelas lebih terluka, bahkan luka kaluna mungkin sudah terlalu dalam dirinya torehkan. Tapi Laksana enggan melepaskan kaluna, seakan-akan ada tali yang mengikat mereka.

Setelah kaluna berubah, seperti ada daya tarik dalam dirinya untuk selalu dekat dengan kaluna. Tapi lagi dan lagi, ingatan Laksana selalu terpaku pada gadisnya. Gadis kecilnya, cinta nya, bahkan cinta Laksana tak bisa di bandingkan dengan luasnya samudra, dalam nya lautan.

Laksana ingin merengkuh tubuh istri nya yang tampak sangat kurus, memeluknya untuk memberikan kehangatan. Tapi jika Laksana melakukan nya, Laksana akan terus terbelenggu oleh rasa bersalah nya pada gadis kecilnya.

Setelah berpikir cukup lama, akhirnya Laksana mengalah. Dirinya tak ingin kaluna lebih sakit akibat perbuatannya, biarkan dirinya melepaskan kaluna. Membiarkan nya untuk bahagia tanpa kembali merasakan luka darinya, membiarkan kaluna bahagia dengan pilihannya sendiri.

Laksana berjalan mengambil mantelnya, dan keluar dari kamarnya untuk menghampiri kaluna. Laksana berjalan tanpa suara, menghampiri istri nya yang masih larut dalam pikirannya sendiri.

Kaluna tersentak saat merasakan sesuatu menempel di kedua bahu nya, saat menoleh kaluna menemukan kehadiran Laksana di samping nya.

Laksana mendudukkan tubuhnya di ayunan kosong, menatap manik kaluna yang selalu memancarkan sorot mata teduh. Tatapan itu selalu mengingat kan pada gadis kecilnya, Laksana selalu melihat gadis kecilnya dalam sosok kaluna.

"Apa kau berniat kembali mengurung ku? Menyiksa ku?" Tanya kaluna memecahkan keheningan di antara mereka.

"Tidak"

"Lalu, kenapa kau kemari? Kehadiran mu membuat ku muak, A-aku sangat membenci mu Laksana"ujar kaluna lirih, tapi berbanding balik dengan hatinya.

Kaluna masih mencintai Laksana, sosok Laksana beberapa bulan lalu adalah sosok yang selalu dirinya rindukan. Kaluna bodoh, tapi hatinya selalu berharap bahwa Laksana akan kembali menjadi Laksana dengan semua tingkah manisnya, perhatian nya.

"Tidak masalah,jika kamu memang membenci ku kaluna. Itu lebih baik daripada kamu mencintai ku"balas Laksana, tatapan nya menatap lurus pada danau di depannya.

"Kenapa aku tidak boleh mencintaimu?"

"Karena kau akan selalu terluka karena nya, hatiku telah terisi oleh nya. Sekalipun dirinya tak lagi bisa lagi ku gapai, hatiku selalu dan selamanya hanya terisi oleh dirinya "balas Laksana.

"Sebenarnya siapa gadis yang kau cintai begitu dalam Laksana?"lagi lagi kaluna bertanya yang akan kembali menyakiti hati nya.

"Dia gadisku, gadis dengan tatapan teduh nya yang selalu membuat ku tenang. Gadis dengan senyuman manisnya yang selalu ingin ku lihat sepanjang waktu, gadis yang selalu terlihat kuat di saat dunia nya sedang tidak baik-baik saja. Gadis yang sudah mengambil seluruh hati ku yang tak pernah terisi oleh siapapun, gadis yang selalu menjadi poros dalam hidup ku "ujar Laksana dengan senyuman yang tak pernah sekalipun kaluna lihat.

Senyuman itu terukir karena gadis yang di cintai nya, kaluna terkekeh miris.

"Dia beruntung bisa di cintai begitu hebat olehmu, lalu kenapa kau tidak bersama nya?"

"Takdir tidak merestui kami untuk bersama, jarak Aku dengan nya terlalu jauh dan mustahil untuk bisa bertemu kembali "ujar Laksana, sorot matanya yang selalu menatap tajam siapapun kini tampak redup.

"Apakah tidak bisa kamu melupakan nya, dan berusaha menerima ku?"

"Tidak, Aku tidak ingin kembali menyakiti mu terlalu dalam kaluna..."ujar Laksana menjeda ucapan nya.

"Maka dari itu, Aku melepaskan mu kaluna. Hidup lah bahagia dengan pilihan mu, lupa kan Aku yang selalu menoreh kan luka-luka untuk mu"

DEG

Kaluna menatap Laksana tak percaya, bukan kah ini yang kaluna ingin kan? Tapi kenapa ini lebih menyakiti kan di banding luka-luka yang selama ini laksana torehkan pada nya.

"Aku tau, luka yang ku perbuat padamu tidak akan hilang begitu saja. Jika kamu ingin membalas semua rasa sakit mu, dengan senang hati aku menerima nya kaluna"ujar Laksana menatap mata kaluna yang tampak berkaca-kaca.

Kaluna tampak diam membisu, mulut nya terasa kelu hanya untuk sekedar berbicara.

"Kamu pantas mendapatkan yang lebih dariku, carilah pria yang mampu memperlakukan mu dengan baik dan layak"

"L-lalu ba-gaimana Dengan N-nya"ujar kaluna terbata-bata mengelus perutnya.

"Gugur kan dia, dia tak pantas mendapatkan ayah yang buruk seperti ku, tapi jika kamu tetap ingin mempertahankan nya. Aku akan menafkahi nya sampai besar, tapi satu hal yang harus kamu rahasiakan dari nya. Jangan memberitahu nya bahwa Aku adalah ayahnya, Aku terlalu buruk untuk nya"ujar Laksana.

Dengan nafas yang menggebu-gebu, kaluna mencengkram kerah baju Laksana dan memukulnya dengan membabi buta.

"KAU KEJAM LAKSANA, KAU PRIA PALING BRENGSEK YANG PERNAH KU KENAL. KAMU DENGAN TEGA NYA MENYURUH KU UNTUK MEMBUNUH ANAK MU SENDIRI!!"teriak kaluna tangan nya terus memukuli Laksana dengan membabi buta.

Laksana hanya diam, dirinya membiarkan kaluna meluapkan semua emosi nya. Laksana hanya tidak ingin anaknya menyesal telah terlahir dari ayah yang buruk seperti nya.





























Hello gayss, meskipun belum tembus author tetap up soalnya ada sesuatu.

Author berencana akan menerbitkan karya author yang ini menjadi novel, kalo versi novel itu lebih lengkap dan akurat.

Semua teka-teki nya akan terjawab kan di novel, tentang masa lalu Laksana, gadisnya Laksana dan semuanya yang belum terjawab di sini.jadi kalian minta gak??

Tapi masih dalam rencana kok hehehe

Jangan lupa voteeeeeee, komen, follow and share cerita nya

(KALO VOTE TEMBUS 1K,KOMEN NYA BANYAK AUTHOR LANGSUNG DOUBLE UP YAA GESSS)

See you
.
.
.
.
.
.
.
.

TBC



Becoming the Male Protagonist's WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang