ch 4: Gairah sang Dokter

157K 2.3K 50
                                    

Jangan lupa Follow, Vote dan koment yaa.

Selamat membaca.

Selamat membaca

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••

"Dokter ini orang mana?" tanya wanita itu masuk kedalam rumahnya, Dia memakai Lingerie Set Slip yang mana cukup sopan kecuali jika membuka luarannya dan menyisahkan kain yang sangat tipis.

Wanita itu menyiapkannya saat dokter tampan itu sudah tergoda padanya.

Indah sangat tidak percaya lelaki ini akan setampan ini, bahkan pacar bule temannya saja tidak bisa di bandingkan. Dia memang bule kampung.

Kalau lelaki ini, sudah pasti bule kota yang dari tampannya saja sudah sangat menunjukkan bahwa ia adalah seorang yang kaya raya.

"Jakarta." suara Bara dan duduk di sofa menatap wanita yang tampak menggodanya itu.

Ia tidak tahu bagaimana penyambutan di desa ini apa benar selalu seperti ini?

Bara masih membuka pintu, karena Bara pun takut jika ada seseorang yang mendapati mereka berduaan dan malah meng arak mereka keliling desa. Harus digaris bawahi, Bara memang ingin itu terjadi, tapi wanitanya itu adalah Nadi seorang saja. Wanita itu cukup keras kepala, padahal saat ciumannya tadi, Nadi juga begitu menerimanya.

Ciuman?

Bibir Nadin terasa sangat lembut, rasanya ingin lagi.

"Dokter kok bisa jadi relawan disini? padahal disini tidak ada apa-apa loh pak dokter." katanya tersipu-sipu memasukkan beberapa kue kering ke dalam toples kosong.

"Apa alasan saya perlu diberitahu?" tanya Bara dingin, wanita itu tertawa kecil.

"Ya tidak juga sih pak dokter." kata wanita itu lalu mengikat rambutnya mengekspos lehernya yang jenjang. Untuk ukuran gadis kampung wanita ini sudah cukup cantik, tapi untuk di bandingkan dengan Nadin, yang tentu sangat jauh.

"Dokter mau ambil satu?" tanya wanita itu berjalan ke arahnya.

Bara sedikit tersenyum melihat bagaimana nyali wanita ini dalam menggodanya, dia sengaja menunjukkan belahan dadanya yang sangat besar.

Tunggu, apakah dada Nadi sebesar ini juga?

Ssshhh, jangankan untuk melihat dadanya, rambutnya saja dia sembunyikan. Tapi dia menggairahkan.

"Saya tidak suka makanan yang manis." katanya.

"Pak dokter bener tidak mau- tidur dengan saya? mumpung kita berdua saja pak dokter, bisa loh dok, kita seks kilat." katanya dan menaruh toples itu di meja di sampingnya, Bara menatap wanita itu yang tiba-tiba mendekat padanya dan akan mengecup bibirnya, untungnya Bara lebih dahulu membuang muka kesamping.

Wanita ini berbahaya, membuat Bara mendorongnya, "Sayangnya kamu tidak menarik." ucap Bara.

Indah tertawa kecil, "Masalah tertarik dibelakang saja mas dokter, coba servisan saya dulu, enak atau enggak."

My Possessive (ex) FiancéTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang