Bab 14 • 「Pentas Seni」

126 85 56
                                    

Saturday, June 8th 2024

Hari ini adalah salah satu hari yang di nanti-nantikan para murid SMASGA

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Hari ini adalah salah satu hari yang di nanti-nantikan para murid SMASGA. Setiap kelas memiliki tampilan masing-masing, begitu juga dengan kelas XI A Plus, yang akan fashion show dengan busana yang mereka rancang sendiri.

Di dalam aula SMASGA, semua murid serta guru sudah berkumpul, saling bercanda tawa dan menikmati suasana. Mereka melakukan aktivitasnya masing-masing, ada yang disibukkan dengan makanan, tampilan, dan tak sedikit juga yang menyibukkan diri dengan merekam suasana hari itu.

Di luar aula, langit bagai dilukis dengan gradasi warna jingga, merah, hingga ungu yang begitu indah. Bayangan pohon terlihat seperti siluet yang memanjang lagi menawan.

"Di sini ga ada cireng atau batagor gitu?" tanya Vira.

"Ini pentas seni Vir, bukan bazar," jawab Anvaya.

"Ya siapa tau ada gitu kan, lo kaya ga tau aja hidup mati gue ada di seblak, cireng, batagor, cilok, dan lain-lainlah."

"Gadaa gadaa, sono lo ke pasar kalo mau makanan kaya gitu."

"Eh tapi kok aneh banget ya pensinya diadain sore hari sampe malam, biasanya kan pagi," tanya Seya.

"Ya biar beda mungkin, lagian enak tau kalo malam, lebih bagus," jawab Kisthi.

"Engga, ini bukan karena biar beda aja Kis, benar kata Seya ada yang aneh. Pentas seni, hari sabtu, jam 10 pagi sampai selesai, itu udah ciri khas SMASGA dari zaman dulu," sambung Belva.

"Ntah lah Bel, hanya mereka dan Tuhan yang tahu," kata Seya.

"Heh Vira, coba liat di pameran depan deh, ada lukisan kak Rian!" suruh Kisthi.

"Ya terus apa hubungannya sama gue, kocak."

"Lukisan mirip lo sumpah."

"Bisa aja dia ngelukis lo Vir, siapa tau dia naksir sama lo kan. Kalian kan lumayan dekat," sambung Anvaya.

"Alah salah mungkin lo pada."

"Ih ga percaya banget si lo, liat aja sendiri."

"Hai hai warga SMASGA, wah semua pada cantik-cantik dan tampan-tampan banget ya. Nah untuk tampilan yang pertama itu, kita mulai dari tampilan solo dulu ya, baru nanti tampilan dari kelas," ucap sang mister ceremony.

"Siapa nih yang tampil solo?"

"Gue tebak Bima nih."

"Kaya nya Kak Gilang deh."

"Tampil apa ya nanti?"

Begitulah kira-kira pertanyaan yang ditanya-tanyakan para murid.

"Oke, langsung saja kita panggil Bimantara Samuel Erlangga," kata si MC dengan penuh energi.

Ketua geng motor The Warrior Street itu pun naik ke atas panggung, dengan membawa gitar elektrik hitam putih kesayangannya. Baju kaos putih sederhana yang ia kenakan tampak lebih ramai karena disertai kalung titanium dan aksesoris lainnya.

Pemuda itu pun duduk di bangku yang telah disediakan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pemuda itu pun duduk di bangku yang telah disediakan. Perlahan, ia memetik senar gitarnya, menghasilkan harmoni yang begitu indah.

"Do you think I have forgotten?
Do you think I have forgotten?
Do you think I have forgotten
About you?
And there was something 'bout you that now I can't remember
It's the same damn thing that made my heart surrender
And I miss you on a train, I miss you in the morning
I never know what to think about"

Yup, tak hanya bermain gitar, ia juga menyanyikan sebuah lagu, About you by 1975.

"Kak Bima ganteng banget ya Tuhan, ehh walau kak Bima mempesona kak Didhil gue labih menggoda," kata Seya.

"Dia nepatin janjinya." Ucap Belva sambil melihat ke arah Bima.

"Hah siapa Bel? Janji apa?" tanya Vira.

"Waktu itu dia pernah bilang mau nyanyiin lagu ini di pensi, karena lagu fav gue," jawab Belva.

"Utututuuu sweet banget kak Bima," kata Anvaya.

Saat dipertengahan lagu, Bima menghentikan nyanyiannya serta gitarnya, membiarkan instrumental berjalan tanpa lirik.

"Pada suatu malam, gue ngelakuin kesalahan, kesalahan yang cukup fatal. Maka dari itu, kepada Belvana, gue mohon maaf untuk yang kesekian kali.
Izinin gue buat menghapus dan menebus luka yang gue buat.
Andai maaf adalah senja,
gue ingin menjadi malam yang lo izinkan tiba.
Andai dengan ketiadan gue bisa buat lo lupa dengan luka,
gue rela mati."

Semua orang yang ada di tempat itu tercengang dan terheran-heran dengan apa yang baru mereka dengar. Bagaimana bisa seorang Bimantara, sang ketua geng motor yang angkuh, berandal, dan biasanya memainkan perasaan perempuan, kini merendahkan dirinya sendiri untuk meminta maaf pada seorang gadis.

"Gila, kak Bima ternyata bisa buat kata-kata gini juga ya," kata Seya.

"Bau-bau couple goals nya SMASGA bakal berlayar nih," ucap Nina.

"Kejadian yang amat langka ini," sambung Anvaya.

"Maafin.. Maafin... Maafin," teriak seluruh para siswa siswi dengan serentak.

Wajah Belva yang tadinya terlihat masam, kini memancarkan senyuman, bagai pelangi yang datang seusai hujan. Ia tersenyum, lalu kemudian mengacungkan ibu jarinya, menandakan bahwa ia setuju.

"WUUUUU"

Semua orang bersorak dan bertepuk tangan. Bima lega, akhirnya maaf yang selama ini permohonkan pada Belva, kini tercapai sudah. Ia senang, bahkan orang-orang yang melihatnya turut merasakan kesenangannya, author juga senang. Kalian?

"Nah kalo gini kan enak diliat, kalo udah jadian jangan lupa pj nya ya," kata Kisthi.

"Apaansi Kisthikus, ga ada pj pj-an," sahut Belva.

"Ih orang pelit kuburannya sempit tau Bel."

"Bacot."

"Bel, kata si Kia kalo acaranya udah selesai, lo disuruh buat nemuin dia di rooftop," ucap Nina.

"Dih siapa dia berani-beraninya nyuruh gue."

"Ih siapa tau penting loh Bel."

"Iya, tapi ngapain harus di rooftop sih anjir, masuk angin gue yang ada."

"Ga tau tuh."







Dilanjut di Bab 15.

WHO IS THE VILLAIN? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang