Oke, sekarang up ya. Tapi besok belum tau update atau nggak. Tergantung sih, kalau udah selesai gua ketik, langsung gua upload.
Apa ada author yang paling baik dari gua, hmzzz? 😌
***
Gery melepas dasinya kasar. Dia menerobos masuk ke dalam mobil, mendorong Harles yang hendak memasuki mobil. Harles dan Antonio terdiam, mereka saling pandang dan mengangkat bahu acuh.
Di dalam mobil, Gery menahan tangisannya. Sial, dia terpaksa mengatakan itu pada wartawan jika saja tidak diancam oleh Harles.
"Jika kau mengaku punya anak, aku akan melakukan sesuatu pada mereka."
Brengsek.
Gery membuka dua kancing atas kemejanya, membiarkan udara masuk agar dirinya tidak terlalu sesak. Gery memandang ke luar jendela mobil dengan mata berkaca-kaca.
Habis sudah. Pasti si kembar membencinya setelah ini. Apa penjelasan Grace akan membuat si kembar percaya? Padahal Gery sudah mengaku pada dunia bahwa dia tidak memiliki anak.
Terlebih Gery tidak bisa menghubungi si kembar karena ponselnya disita. Semua yang berhubungan dengan teknologi komunikasi disita, hanya televisi yang Gery punya di kamarnya yang luas itu.
Gery tidak menyangka akan terjadi seperti ini. Tiba-tiba Harles dan Antonio menyeretnya untuk bertemu wartawan dan kolega bisnis Adiwijaya. Mereka memperkenalkan Gery pada media setelah sekian lama.
Dan paling menyebalkannya adalah mereka telah menghapus semua data si kembar dan dirinya saat menjadi duda beranak dua. Kini status Gery dikenal sebagai pria lajang yang belum menikah.
"Kau melakukannya dengan baik," ucap Antonio di samping kursi kemudi. Harles yang mengemudi ikut tersenyum bangga.
"Setelah ini kau akan bertemu dengan calon istrimu," ujar Harles.
Gery melirik datar. "Siapa kalian yang berani mengatur pernikahan gue?"
Tangan Harles terkepal. "Bukankah sudah aku katakan, Gery? Orang yang akan menjadi istrimu adalah orang pilihan aku dan ayah. Kau juga setelah menikah harus ada di rumah, tidak boleh memiliki rumah lain."
Gery menggeram kesal. "Terserah kalian saja!"
Gery memejamkan mata, berharap bahwa Grace segera membawanya keluar dari rumah itu sebelum pernikahannya. Jangan sampai mereka mengikat Gery lagi dengan pernikahan kontrak itu.
***
"Eh Vin, bukannya itu bokap lo?"
Kevin sudah terbiasa tanpa adanya snang ayah di rumah. Tapi yang membuatnya kembali mengingat Gery adalah teman-temannya yang bertanya tentang sang ayah padanya.
Kevin melirik ponsel Satya yang disodorkan ke arahnya. Saat ini dia nongkrong dengan beberapa teman di kedai Pak Bejo yang ada di samping sekolah. "... iya."
"Wah..." Satya menjauhkan ponselnya dari Kevin, mulai duduk memperhatikan wajah Kevin dan Gery yang ada di layar ponsel. "Mirip. Tapi dia ngaku di sini kalau ga punya anak."
Deg.
"Lo ga dianggap, Vin?"
Plak!
Satya meringis lantaran sebuah pukulan mendarat di punggungnya. Pemuda itu mendongak, mendapati Haikal yang mulai mencubit lengannya. "Aw, aw, aw! Lo apa-apaan sih, Kal?!"
"Lo yang apa-apaan!" seru Haikal. Amboiii, geramnyaa aku. Dasar ga tau situasi!
"Hah? Gue salah?"

KAMU SEDANG MEMBACA
Papi Gaul
Teen FictionGery adalah mahasiswa abadi yang memiliki kepribadian bar-bar dan kesabaran yang setipis tisu dibelah tujuh terus dicemplungin ke air. Ya, dia itu anaknya suka bener marah-marah. Tetapi, malam itu dia pulang dari berkumpul bersama teman-temannya. J...