[⚠️NO PLAGIARISM⚠️]
"𝙅𝙖𝙣𝙜𝙖𝙣 𝙜𝙖𝙣𝙜𝙜𝙪 𝙙𝙞𝙖. 𝙎𝙝𝙚'𝙨 𝙢𝙞𝙣𝙚."
•°•°•
Kendrick Brix Stephaneus─pemuda tampan yang memiliki seribu kesempurnaan. Jago dalam bertarung dan memimpin salah satu geng motor terbesar seantero Jakarta─Black Viper...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
••
Langit yang tadinya cerah kini berubah mendung, udara berhembus dingin, lampu-lampu rumah sakit menyala menyinari malam yang gelap. Suasana malam ini sangat mencerminkan isi hati Kendrick dengan Loura yang berada digendongannya. Laki-laki itu berlari mencari dokter dengan kepanikan yang membuncah.
Dia tidak mempedulikan luka tusukan dengan darah yang bercucuran membasahi baju dan lantai rumah sakit. Dia tidak peduli dengan dirinya, yang terpenting sekarang adalah luka gadisnya segera diobati.
Dia sangat takut gadisnya trauma.
"DOKTERRRR, SUSTER TOLONG PACAR SAYA!"
Dengan suara yang menggema, Kendrick berteriak meminta pertolongan sambil mengangkat tubuh Loura yang terkulai lemas.
Dokter berlari dengan tergesa-gesa kearahnya.
"SUSTER BRANKAR SUSTER!"
Darah yang berasal dari perutnya berceceran membuat pengunjung lainnya meringis ngeri melihatnya.
Kendrick dengan hati-hati meletakkan tubuh Loura keatas brankar. Tangannya bergetar dan keringat dingin bercucuran di dahinya, jangan tanyakan seberapa panik dirinya saat ini.
Kendrick menggengam tangan dingin gadisnya, "Sayang tahan ya! kamu bakal diobatin! kamu bakal sembuh!" ucapnya lirih sambil memegangi perutnya yang kini semakin nyeri.
Kendrick mendorong brankar kedalam koridor, tangannya menggenggam tangan Loura seolah memberi kekuatan pada gadisnya.
"Mohon maaf itu luka tuan juga harus segera diobatin!" ucap salah satu suster saat sudah sampai di ruangan.
"Gak papa, yang penting pacar saya tidak kenapa-kenapa."
"Tapi tuan itu harus segera di jahit! bahaya kalo tidak dijahit bisa kekurangan banyak darah!"
"Semalam pacar nona melakukan operasi kecil karena diperut tuan terkena tusukan, awalnya pacar nona menolak untuk kami obati, katanya yang penting nona baik-baik aja. Padahal pacar nona lebih parah karena mendapat luka tusukan." kata suster tersebut, Loura tertegun.
"Kini kondisi pacar nona kritis, tuan kehilangan banyak darah."
Deg!
"K-kritis...?"
"Ya, nona. Tuan kritis, tetapi untungnya kami mempunyi stok darah." jelas suster tersebut, "Kalo kami telat mungkin bisa berakibat fatal."
Loura tertegun, "Boleh antar saya ke ruangannya?"
"Tentu, mari..."
Loura perlahan menuruni brankar dengan dibantu oleh suster, dia melangkah bersama suster di sampingnya menuju ruang ICU.
Ceklek.
Pintu terbuka dan langsung memperlihatkan Kendrick dengan wajahnya yang pucat tertidur tenang di atas brankar.
Ruangan itu begitu hening--hanya ada suara alat monitor yang memecah kesunyian, mencatat setiap detak jantung yang sedang berjuang.
Loura duduk di sebuah kursi di samping ranjang, menatap Kendrick dengan penuh kecemasan. Ia menggengam tangan Kendrick yang terasa dingin.
"Kapan bangun...?" lirih Loura, berbisik tepat disamping telinga laki-laki itu.
"Ketua geng juga bisa koma ya?" tanya Loura sambil terkekeh, walau setelahnya air matanya tak bisa ia tahan, dia menangis.
"Ternyata kamu secepat itu bikin aku jatuh cinta. Sekarang aku udah cinta banget sama kamu walau belum lama." kata nya.
"Bangun yuk? ice cream strawberry aku belum dimakan, besok mam sama-sama ok?" lanjutnya.
Ia beranjak dan mendekat kearah wajah laki-laki itu dan-
Cup!
Loura mencium pipi Kendrick, "I love you, Ken."
Loura memeluk tubuh lemah Kendrick dengan eratnya, seolah menyalurkan kesedihannya. 10 menit berlalu akhirnya ia melepas pelukannya.
Matanya melihat ponsel yang tergeletak di atas nakas yang ia yakini adalah ponsel Kendrick. Ia segera mengambil ponselnya hendak menghubungi orang tua dan teman-teman laki-laki itu serta mami papi Loura.