"Mendapat seribu medali emas pun tak akan berarti, bila tak diapresiasi."
• June, 6 2024.
XI A Plus Class
"Untuk olimpiade kali ini, kelas kita memiliki 3 murid yang ikut serta, yaitu Belva dengan mapel fisika, Nina mapel bahasa Inggris, dan Eric mapel matematika. Yang lain jangan patah semangat ya nak, terus berusaha. Lihat Eric, dia baru masuk tapi sudah ikut serta." Ucap Miss Yuni yang kemudian meninggalkan kelas.
"Semangat Belva dan Nina bawa medali emas lagi ya!" kata Anvaya.
"Hahaha, do'ain aja Vay," sahut Nina.
"Ngomong-ngomong, date lo tadi malam gimana Vay?" tanya Vira.
"Dia nembak gue."
"Sumpah?! aaaaaa sweet banget, jadi pengen," kata Seya.
"Apalah manusia ini, mau ditembak sama siapa lo? sama kak gem?" tanya Kisthi.
"Engga lah kocak, sama kakak Didhil"
"Didhil siapa anjir," tanya Vira.
"Kak Farrel, kan namanya Farrel Aryan Fadhil, jadi gue panggil Didhil biar lucu."
"Najis puki," celetuk Kisthi.
"Jadi lo terima Vay?" tanya Belva.
"Belum gue jawab, Bel. Gue masih minta waktu."
"Eh Bel, kita udah dipanggil ke depan tuh," ucap Nina kepada Belva.
"Bentar Nin, gue pipis dulu."
"Buruan, lama gue tinggal."
Belva keluar dari kelas, meninggalkan teman-temannya yang bercanda satu sama lain, untuk menuju toilet.
"Lega banget gue dah pipis, dari pada pipis di SPBU kadang bau anying." Ucap Belva dalam hatinya.
Saat hendak kembali ke tempat awal, tangan Belva ditahan oleh seseorang.
"Belva, maaf Bel. Gue ga bermaksud jadiin lo bahan mainan atau taruhan, gue cuma anak SMA biasa yang ga mau crush nya diambil orang Bel. Gue ngelakuin balapan itu karena gue ga mau ada yang ganggu gue buat deketin lo, tolong maafin gue Bel," kata sosok yang menahan tangan kiri Belva itu, apakah dia Bima? Bukan. Dia adalah Gilang.
"Cara lo itu pengecut kak, dengan lo kaya gitu lo pikir lo hebat? ngga, gue makin jijik tau ga," ucap Belva dengan penekanan.
"Iya Bel, gue tau salah gue kok. Tapi gue mohon maafin gue, Belva."
"Gue usahain, sekarang lepas tangan gue! gue mau berangkat."
"Oke Bel, good luck."
Belva meninggalkan Gilang yang masih setia berdiri di tempat itu, menuju tempat awalnya.
"Ayo Nin," kata Belva.
"Lama amat buset, boker lo ya?"
"Engga, ada urusan bentar tadi."
"Ya udah girls, kita pergi dulu ya."
"Oke, hati-hati sayang-sayangku," ucap Seya.
"Najis banget sumpah Se."
Kini Belva, Nina, dan juga Eric sudah berada di Lobi sekolah bersama peserta Olimpiade lainnya.
"Anak-anak, nanti setelah sampai, kita tidak langsung ke tempat pelaksanaan Olimpiade nya ya, melainkan ke penginapan dulu buat nyusun barang. Setelah itu baru ke tempat pelaksanaan Olimpiade nya," ucap Maam Indah, pembina peserta Olimpiade.

KAMU SEDANG MEMBACA
WHO IS THE VILLAIN?
Mystery / Thrillermisteri. 𝘴𝘦𝘣𝘢𝘩𝘢𝘨𝘪𝘢𝘯 𝘥𝘢𝘳𝘪 𝘵𝘦𝘮𝘢𝘯 𝘢𝘥𝘢𝘭𝘢𝘩 𝘭𝘢𝘸𝘢𝘯.