Carel terdiam sejenak, memikirkan langkah apa yang selanjutnya harus ia ambil. "Kita harus cari bukti terlebih dahulu kalo mereka memang terlibat dengan kasus narkoba ini. Entah itu mereka hanya pengguna atau pengedar."

"Karena kita gak mungkin tiba-tiba tangkap dan interogasi mereka tanpa bukti yang jelas," tambah Carel.

"Narkoba?" ucap seseorang membuka pintu ruangan Carel.

Carel dan El terdiam, mereka berdua saling bertatapan. Terkejut karena pembicaraannya kali ini akan ada yang menguping. Pasalnya El sengaja mendatangi ruangan Carel saat jam pelajaran agar tidak ada siapapun yang mengetahuinya. Namun siapa sangka Alexa tiba-tiba membuka pintu dan mendengar pembicaraannya.

Alexa kembali menutup pintu dan berjalan mendekati mereka, "Kalian lagi ngomongin apa? Kok ada kata-kata narkobanya?"

"Kenapa lo kesini? Bukannya ini masih jam pelajaran ya?" Tanya Carel balik mengalihkan pembicaraan.

"Suka-suka gue dong," ucap Alexa melipat tangannya di depan dada.

"Jangan-jangan lo bolos ya?" ucap Carel dengan nada curiga.

"Lah dia juga ada disini, berarti lagi bolos juga dong," tunjuk Alexa pada El yang sedang duduk sambil menatap dirinya.

"El beda, gue yang suruh dia kesini," ucap Carel membela.

Alexa mencondongkan badan, matanya menyipit curiga menatap El dan Carel bergantian. "Kalian lagi ngomongin apa? Jangan-jangan kalian mau transaksi narkoba ya?"

Carel menyentil dahi Alexa membuatnya meringis mengusap jidatnya, "Sembarangan kalo ngomong. Lo ngapain kesini?" Tanya Carel lagi.

Alexa menatap kesal abangnya itu, "Lo sok sibuk banget sih jadi orang, emang seharian ini lo ngapain? Sampe pesan daddy gak dibales telepon gak diangkat."

"Emang iya ya?" ucapnya mengecek ponsel. Ternyata benar, sudah ada belasan pesan dan panggilan masuk yang tidak terjawab.

"Emang iya ya?" ucap Alexa mencebikkan bibirnya, mengejek Carel.

"Gue hubungin lo lagi nanti." Elard bangkit dari kursinya lalu menarik tangan Alexa, "Ayo, gue anter lo balik ke kelas."

__________

"Apa?" Tanya El bingung, pasalnya Alexa daritadi terus menatapinya dengan tatapan curiga.

"Lo jujur sama gue, kalian tadi ngomongin apaan?"

"Gak ada," ucapnya El singkat.

"Bohong! Lo itu pacar gue! Gue gak mau ya ada kebohongan diantara kita, jadi gak boleh ada yang ditutup-tutupin," kali ini Alexa menghentikan langkahnya membuat langkah El pun terhenti.

"Lagian kalo gue kasih tahu lo gak akan ngerti," jelas El lalu kembali menarik langan Alexa melanjutkan langkah mereka yang terhenti.

"Lo ngeremehin gue? Gue pasti ngerti ko makanya-"

Ucapan Alexa terputus saat El mendadak menghentikan langkahnya. Alhasil Alexa mengaduh karena keningnya berciuman dengan punggung lebar El.

"Lo kalo mau berhenti bilang-bilang dong! Jangan-"

"Halo?" ucap El mengangkat teleponnya.

"...."

"Kenapa?"

"...."

"Kok bisa?"

"...."

"Tunggu gue," El mematikan sambungannya. "Sorry gue ada urusan, lo balik sendiri ke kelas ya." El mengusap kepala Alexa lalu pergi terburu-buru.

Alexa menatap kepergian El hingga tubuhnya hilang di ujung lorong, "Ada apa sih? Mencurigakan banget," ucapnya pelan lalu kembali ke kelas.

__________

"Lo tau gak? Nanti lusa cewek-cewek di kelas kita mau ngadain party," ucap Manda menggebu-gebu.

Kali ini mereka tengah berada di kantin dengan makanan yang sudah mereka pesan. "Oh ya?" Tanya Alexa tertarik.

"Iya, dan lo pokoknya harus ikut! Gak boleh ada penolakan." Manda menyuapkan nasi goreng ke mulutnya.

"Party apaan emang?" Mata Alexa sesekali mencari seseorang.

"Ya party biasa aja sih kayanya, pajamas party? Or wine and cheese night?" ucap Manda menyeruput es jeruknya. "Lo dengerin gue gak sih? Daritadi tuh mata sibuk ngeliatin sekeliling, lo cari siapa?" Tanya Manda bingung setengah kesal.

"El sama abang gue kok gak keliatan ya? Tumben banget," ucap Alexa bingung.

"Iya ya bener, tuh duo curut juga ikut-ikutan kagak keliatan," ucap Manda mengerutkan keningnya.

Ditengah kebingungan mereka, tiba-tiba seseorang menyimpan nampan di sebelah Alexa lalu mendudukan dirinya. Semua orang yang melihat itu pun terheran-heran dibuatnya. Terbersit satu pertanyaan di otak mereka Ada apa dengannya?

"Ngapain lo disini?" Tanya Alexa sinis melihat Brandon di sampingnya.

"Lo gak liat gue bawa makanan? Berarti gue mau makan," ucap Brandon santai mulai memakan makanannya.

Teman-teman Brandon yang lain pun ikut mendudukan dirinya di meja Alexa, membuat Manda menatap mereka kesal.

"Gue tahu. Maksud gue masih banyak meja lain yang kosong, kenapa harus disini? Lo lihat sendiri kan di meja ini masih ada gue sama Manda," ucap Alexa tidak suka.

"Gue maunya disini, lagian ini tempat umum. Meja ini juga milik sekolah, bukan milik lo pribadi. Jadi terserah gue mau duduk dimana," tutur Brandon menatap Alexa.

Alexa menghela napas kasar, "Lo udah selesai kan?" Tanya Alexa pada Manda yang dijawab anggukan. "Kita pergi," ucap Alexa berdiri.

"Duduk," Brandon menahan tangan Alexa kuat membuatnya terduduk kembali.

"Apaan sih lo ngeselin banget, gue mau pergi!" tangan Alexa mencoba melepaskan cekalan Brandon.

Brandon menarik tangan Alexa dengan sekali hentakan ke arahnya, membuat posisi Alexa kini begitu dekat dihadapan Brandon. Ia menatap Alexa lekat lalu kepalanya mendekat dan membisikkan sesuatu.

Tubuh Alexa menegang seketika mendengar bisikan Brandon.



TBC

I'm Alexa [End-Tahap Revisi]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora