Bagian 34

5.9K 470 45
                                    

Happy reading.

Bagian sebelumnya..

Jonathan menarik nafasnya dalam-dalam, ia memandangi mereka semua, "sebenarnya saya bukan keluarga kalian."

Bagian sekarang..

Semua orang yang berada di ruang tamu seketika membeku, terpaku dengan ucapan Jonathan. Sungguh hal tak terduga.

Frederick yang berada tak jauh darinya, berdiri menatap Jonathan dengan tajam. Emosinya mulai meluap, sulit dikendalikan karena satu kalimat yang telah di ucapkan oleh sang Daddy.

"Apa maksudnya dad!"

Melihat sang adik yang sudah emosi terlebih dahulu, Axel mulai bangkit mendekati adiknya. Berusaha menenangkan sang adik sambil berkata, "tenanglah, kita dengarkan penjelasan Daddy terlebih dahulu." Dengan usahanya yang menenangkan Frederick. Akhirnya Axel mengajaknya untuk duduk kembali.

Jonathan menatap ke arah kedua anaknya, "apakah saya sudah boleh melanjutkan?" Axel menatap balik sang Daddy. Lalu mengangguk memberi mempersilahkan.

Jonathan mulai menjelaskan dari awal sampai akhir secara detail, tanpa melewatkan satu pun (Bagian 24).

Seluruh ruangan menjadi sunyi kembali, tak ada satu pun yang bersuara. Suasana tegang menyelimuti setiap sudut.

Anna, istrinya, memandang Jonathan dengan tatapan sendu. Air matanya mulai keluar dari keluar dari kedua matanya, " jadi sekarang, dimana jiwa suamiku? Hiks." Ucapnya lirih.

Frederick bangkin dari tempat duduk tanpa sepatah kata, sorot matanya menyiratkan luka. Ia meninggalkan ruang tamu, langkahnya cepat menuju kamar. Axel, yang tak ingin meninggalkan sang adik sendirian, segera mengikutinya. Ia sangat tahu pasti Frederick akan menangis, terutama hubungan keduanya dengan Daddy selama ini sangat dekat.

Termasuk cucu Jonathan, mereka semua menangis dalam diam, sang opa yang telah meninggalkan mereka semua. Ribuan luka menusuk hati mereka. Clive, cucu bungsunya, menangis sangat keras. Morgan selaku kakak pertamanya mendekati adiknya. Memberikan pelukan dan menenangkan meskipun ia sendiri juga ikut merasakan kesedihannya.

Jonathan merasa sangat bersalah kepada mereka semua yang telah baik padanya, baru ini dirinya ikut merasakan sakitnya, tidak hanya keluarga Sinclair, bahkan keluarga Kartanegara juga merasakan kesedihannya.

"Kalau memang anda bukan Daddy saya, lalu anda ini siapa?" Ucap Ocean. Akhirnya cucu pertama Jonathan mengeluarkan suaranya, meskipun ia juga ikut sedih tapi kali ini pasti ada sesuatu.

Jonathan menatap Ocean dengan berat hati. "Nama asli saya Jayden Dominic. Saya berasal dari dunia yang berbeda dengan kalian. Setelah kematian saya, jiwa saya ditarik masuk ke tubuh ini. Ketika saya terbangun, saya sudah di kamar pemilik tubuh bernama Tuan Jonathan ini. Bahkan saya juga tidak tau dimana jiwa pemilik tubuh ini." Suaranya melemah.

Ia menarik nafas sebelum melanjutkan. "Saya juga diberi tahu olehnya bahwa anak saya akan diincar oleh musuh dari pemilik tubuh ini."

Ocean mengangkat sebelah alisnya, "siapa anak yang anda maksud?" Tanyanya pada Jonathan.

Jonathan tersenyum. Lalu memandang Alaska, "Dia bernama Aldrich. Dan sekarang, ia berada di pangkuanmu."

Alaska langsung menoleh ke arah Jonathan, otaknya mulai berfikir bagaimana dia tau namaku?

"Bagaimana anda ta-" sebelum menyelesaikan ucapannya lebih dahulu di potong oleh Jonathan.

"Daddy baby."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 01 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My PapaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang