11. Anomali

15K 1.4K 96
                                    

Besok aing ga up ya, ada problem di real life🙏🏿

***

Gery dan Farhan bertugas mengangkat sofa yang ada di ruang tengah ke teras rumah. Membuat rumah kecil itu sedikit luas. Setelah meletakkan sofa di luar, Gery mulai menggelar karpet.

Di dapur, Kevan dan Leon bertugas untuk memasak. Leon yang merupakan anak tengah, sering membantu sang bunda di dapur, membuatnya sedikit mengetahui tentang urusan dapur.

Di lain sisi, Marvel, Jevan dan Kevin duduk di ruang tengah, bermain ponsel masing-masing.

"Samyang stew enak kayaknya, Van," ujar Leon, berdiri di belakang Kevan yang sedang mengaduk kuah sup.

Kevan mengangguk. "Habis ini bikin."

Di luar sana, langit mulai mendung. Angin bertiup kencang, membuat pintu utama terbuka lebar. Gery mengernyit saat angin masuk dengan brutal.

"Anjir, masih musim hujan, ya?" Gery langsung saja menutup pintunya dan menguncinya dari dalam.

Setelah selesai, semua mulai duduk di ruang tengah, menunggu makanan yang sedang dimasak oleh Kevan dan Leon.

Tak butuh waktu lama, Kevan dan Leon datang dari dapur dengan satu panci mie samyang stew. Kemudian membawa nasi, piring, dan makanan lainnya.

Gery yang melihat itu membuka mulut, bahkan iler di mulutnya hampir menetes manakala mencium aroma lezat dari mie yang ada di panci.

"Jangan rebutan, satu-satu," peringat Kevan saat Gery dan Jevan saling mendorong.

"Itu bagian gue, kocak!" seru Gery mendorong Jevan.

Jevan membalas mendorong tubuh Gery. "Gue udah tandain ya, anying!"

"Heh, itu anak gue yang masakin! Jangan ngelunjak lo!"

"Tamu adalah raja!"

"Halah tai, pepatah dari mana itu-"

Duagh!

Semua terdiam. Pertengkaran Gery dan Jevan terhenti saat sebuah panci tidak sengaja ditendang oleh kaki Gery, dan melayang ke kaki Kevin. Pemuda itu diam merasakan rasa panas yang menjalar di kakinya.

"KEVIN!" teriak Jevan dan Gery bersamaan. Dua pria itu berlari, menyingkirkan mie yang mengeluarkan asap panas yang hinggap di kaki Kevin.

"Gara-gara lo, anak gue jadi kena batunya!" teriak Gery, mengerling kesal.

"Lah kocak. Yang nendang kaki lo ya, setan!"

"Tetep salah lo!"

Kevan menghela napas lelah, menatap adiknya yang bahkan tidak mengeluarkan ringisan kesakitan. "Sakit?" tanya Kevan. Kevin menggeleng.

"Ga sakit, kok. Cuma panas."

Gery menganga, begitu juga dengan Jevan. Kevan yang merasa harus bertindak, mengambil kotak P3K di dapur. Sedangkan Jevan dan Gery sudah duduk tenang, mengangkat tangan ke atas saat Farhan memandang mereka tajam.

Papi Gaul Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang