Pagi yang cerah di koridor istana...
Remiel melangkah dengan santai menuju perpustakaan, membawa beberapa buku yang hendak ia kembalikan.
Namun, langkahnya terhenti saat melihat seorang gadis berambut cokelat keemasan berjalan ke arahnya dengan senyum yang terlalu cerah untuk pagi itu.
"Lyla," gumamnya pelan.
Lyla, yang mendengar namanya disebut, langsung mempercepat langkahnya, senyumnya semakin lebar. "Selamat pagi, pangeran Remiel!" sapanya ceria, dengan nada yang terdengar sedikit dibuat-buat di telinga Remiel.
"Selamat pagi," balas Remiel singkat. Ia mencoba melanjutkan langkahnya, tetapi Lyla berdiri tepat di depannya, membuatnya terpaksa berhenti.
"Ah, kebetulan sekali aku bertemu denganmu di sini. Aku ingin berbicara sedikit, jika kau tidak keberatan," kata Lyla, suaranya lembut, tetapi matanya menyiratkan sesuatu yang lain.
Remiel menatapnya dengan dingin. "Jika itu hal penting, katakan saja dengan singkat. Aku sedang terburu-buru."
"Oh, tentu saja," jawab Lyla, menahan senyum licik. Ia mulai berjalan di samping Remiel, pura-pura santai. "Aku hanya penasaran... sebagai adik dari keluarga kerajaan, kau pasti punya banyak cerita menarik, bukan?"
Remiel meliriknya dengan curiga. "Cerita menarik? Maksudmu apa?"
"Yah, misalnya," Lyla mulai dengan nada antusias, "apa kau selalu suka membaca? Apa kau punya teman dekat di luar istana? Atau mungkin ada seseorang yang spesial di hatimu?"
Remiel langsung berhenti melangkah dan menatap Lyla tajam. "Pertanyaan seperti itu tidak sopan, apalagi untuk seseorang yang baru saja mengenalku."
Lyla tertawa kecil, seolah-olah mengabaikan nada dingin Remiel. "Oh, maafkan aku jika terlalu banyak bertanya. Aku hanya penasaran. Kau tahu, aku suka mempelajari orang-orang di sekitarku."
Batin Remiel: Inikah pemeran wanita penuh kecerdasan yang dikisahkan dalam novel? Kenapa sikapnya sama sekali tidak mencerminkan kecerdasan atau kesopanan?
Sementara itu, Lyla menatap Remiel dengan senyum manis, tetapi dalam hatinya ia berpikir: Menarik. Remiel yang disini jauh lebih pendiam dan kaku dibandingkan karakter onar yang pernah kubaca. Aku ingin tahu apa lagi yang bisa kugali darinya.
Remiel yang merasa semakin tidak nyaman, membuka mulutnya untuk memotong obrolan. "Kalau kau tidak punya hal lain—"
Namun, sebelum ia sempat menyelesaikan kalimatnya, suara berat dan penuh wibawa memotong suasana
"Remiel."
Keduanya menoleh dan melihat Putra Mahkota Leonhart berjalan mendekat. Ia memancarkan aura yang dingin dan tak tergoyahkan, tatapannya bergantian antara Remiel dan Lyla.
"Yang Mulia," kata Lyla sambil memberi hormat kecil, langsung mengubah sikapnya menjadi anggun dan tenang.
Remiel hanya mengangguk kecil sebagai sapaan, meskipun hatinya sedikit lega melihat kedatangan kakaknya.
Leonhart berhenti di depan mereka, menatap Lyla dengan alis yang sedikit terangkat. "Ada apa di sini?"
Sebelum Remiel sempat menjelaskan, Lyla dengan cepat berbicara lebih dulu, nada suaranya penuh kepolosan. "Ah, tidak ada apa-apa, Yang Mulia. Aku hanya sedang mengobrol santai dengan Pangeran Remiel. Dia sangat ingin tahu tentang kehidupanku sebagai gadis desa."
Remiel menatap Lyla dengan mata membelalak. "Apa?"
Lyla menoleh padanya dengan senyum yang manis tetapi penuh tipu daya. "Benar, bukan? Pangeran tadi menanyakan tentang kehidupanku sebelum datang ke istana."

KAMU SEDANG MEMBACA
Become the youngest prince [END]
Short StoryBagaimana jika seorang pemuda manis, yang meninggal karena ceroboh tidak melihat jalan saat menyeberang, tiba-tiba menemukan dirinya bertransmigrasi ke dunia novel favoritnya? Dunia itu berlatar era kerajaan yang megah, namun ia tidak beruntung kare...