ch 3 : Tidur Bareng?

126K 2.1K 54
                                    

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••

"Mbok aku belum beres-beres rumah, baru pulang, di dalam berantakan banget." kata Nadi menahan pintu, Nadi tidak bisa membiarkan mbok Darmi masuk atau ia akan melihat dokter baru itu di rumahnya. Sehingga Nadin mencoba keluar rumahnya tanpa membiarkan wanita tua itu menoleh kedalam rumahnya.

"Kenapa to, Nduk? Padahal mbok bisa bantu ngresiki. Kowe kuwi wis kesel lagi wae mulih kerja." kata Mbok Darmi.

("Kenapa sih, Nak? Padahal ibu bisa membantu membersihkan. Kamu itu sudah capek baru saja pulang kerja.")

Nadi menggelengkan kepalanya, "Mbok nggak bisa capek nanti kaki mbok ngilu lagi." kata Nadi dan menutup pintu rumahnya. Nadi menaruh rantang itu keatas meja di teras rumah nya dan membantu mbok Darmi jalan kerumahnya.

"Ora papa ta, nduk? Kuwi disimpen neng kono wae?" tanya Mbok Darmi bingung.

(Tidak apa-apa memangnya nak, itu disimpan disitu saja?)

Nadin menganggukkan kepalanya, "Aman mbok, ayo ta antar balik ke rumah." kata Nadin memeluk pinggang wanita yang sudah cukup renta itu.

Rumahnya ada dua puluh lima langkah dari depan rumah Nadi, jadi Nadi mengantar Mbok Darmi kembali ke rumahnya.

"Padahal mbok yo ora usah diantar mulih lho, nduk. Mbok sengaja nggawa panganan menyang omah, soale ndelok kowe lagi wae mulih saka puskesmas, mesthi ora duwe wektu kanggo masak. Mula mbok nggawa panganan." kata mbok Darmi menatap Nadi lembut penuh sayang.

("Padahal ibu sebenarnya tidak perlu diantar pulang, nak. Ibu sengaja membawa makanan ke rumah, karena melihat kamu baru saja pulang dari puskesmas, pasti tidak punya waktu untuk memasak. Jadi ibu bawakan makanan.")

"Mbok jangan pikirkan Nadi, Nadi nggak apa-apa, daripada jalan seperti ini ke rumah, nanti kaki mbok tambah sakit. Boleh nanti suruh Ina bawa saja kerumah." kata Nadi menasihati.

"Ora papa, mbok suka jalan, kalau diam saja malah capek sendiri. Makanan tadi itu Ina yang buat, tapi Ina belum pulang dari rumahnya Adel kerja pr katanya nduk." jelas mbok Darmi,

Nadi menganggukkan kepalanya, "Yowes mbok. matur nuwun,"

"Sami-sami, dipangan yo panganane. Oiya Nduk, bibirmu kuwi piye? bengkak itu lho" kata Mbok Darmi bingung. (Sama-sama, dimakan ya makanannya. Oiya Nduk, bibirmu itu kenapa? bengkak sekali itu)

Ditegur seperti itu membuat Nadin Rasanya kembali mengingat bagaimana cara Bara mencium nya. Terasa keras dan bergairah. Jantung Nadin seketika berdebar keras, mengingatnya. Nadi merasa berdosa sekali. Nadin merasa bersalah pada dirinya sendiri.

"Mbok nanti tempat-tempatnya akan Nadi balikin besok pagi. Mbok masuk ya, Nadi mau pamit dulu, assalamualaikum." kata Nadi, membuat mbok Darmi menganggukkan kepalanya.

"Waalaikumsalam Warahmatullahi wabarakatuh, hari hati di jalan." kata wanita tua itu, melihat kepergian kembang desa mereka itu. Nadi yang cantik, oleh sebabnya banyak yang menyukainya.

My Possessive (ex) FiancéTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang