08

22.5K 1.7K 123
                                        

"Mendekap mawar yang berduri hanya akan membuatmu terluka."

🥀🥀🥀

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🥀🥀🥀

Duke Leonord Meshach of Morwenna. Pria dengan surai cokelat dan netra birunya yang memikat. Banyak gadis di luar sana yang bertekuk lutut pada pesonanya hingga mengirimkan surat lamaran yang pada ujungnya akan berakhir pada penolakan halus.

Berbeda dengan Fredric yang selalu identik dengan pria kasar yang mengintimidasi, Leonord adalah pria yang ahli dalam bernegosiasi dan penuh perhatian.

Untuk kesekian kalinya, Fredric berada pada satu meja yang sama dengan Leonord, kakak iparnya yang sialnya memiliki wajah sama persis dengan istrinya. Tidak heran karena memang mereka berdua adalah kakak adik. Namun, hal ini justru membuat Fredric semakin merindukan Gretta.

"Kau terus-menerus menatapku, adik ipar," goda Leonord setelah semua orang pergi dan kembali sibuk dengan urusannya masing-masing.

Fredric mengusap foto pernikahannya yang tersimpan di dalam kompas. Mengusapnya dengan penuh kasih sayang seakan benda itu mampu menyalurkan perasaannya.

Tentu saja tingkah laku Fredric tidak lepas dari perhatian Leonord. Pria bersurai cokelat itu merasa lega karena berhasil memilihkan pasangan yang tepat untuk adiknya.

"Gretta mengalami perubahan sejak kabar putra mahkota bertunangan," ujar Fredric yang mulai menceritakan apa yang terjadi pada Leonord. Kakak ipar sekaligus sahabatnya sejak remaja. Mereka telah menghabiskan waktu bersama di akademik hingga medan perang.

"Bukankah itu adalah hal yang bagus?"

Fredric melemparkan tatapan aneh pada Leonord.

"Hei, ada apa dengan tatapan itu?" tanya Leonord bingung. Dia merasa bahwa perkataannya benar. Seorang Gretta yang berubah tiba-tiba adalah hal yang biasa baginya. Terkadang adiknya itu akan membencinya, lalu beberapa jam kemudian akan bergantung padanya lagi.

"Gretta hanya mencoba menipuku," jelas Fredric waspada. Ia memang belum memiliki kepercayaan penuh pada istrinya.

Kedua bola mata biru itu berotasi malas. Susah sekali pikirnya menjelaskan pada pria keras kepala seperti Fredric ini.

"Mengapa kau mengatakan adikku menipumu? Kau tidak lupa jika sekarang berbicara dengan kakaknya?"

"Tidak ada interaksi yang mampu membuatnya jatuh cinta dengan begitu cepat. Bahkan, persis sebelum dia tidak sadarkan diri. Aku masih mengingat dengan jelas tatapannya."

Malam itu sama seperti biasanya. Fredric dan Gretta menyelesaikan sarapannya dengan tenang. Bahkan rasanya suara udara lebih terdengar jelas.

Duchess of ValtorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang