Selamat Membaca ♡
• • • • • • •
Sebenarnya tak masalah menjalin asmara dengan seseorang yang memiliki usia terpaut jauh dengan kita. Namun, yang akan menjadi masalah bila orang itu masih di bawah umur, sementara pasangannya sudah berada di usia legal.
Hal itulah yang dialami Sagala Adiyaksa. Pria berusia 26 tahun itu menjalin hubungan asmara dengan gadis yang baru saja memasuki bangku SMA, tepatnya baru berusia 15 tahun. Araya Priscillia namanya.
Sagala tahu bahwa tindakannya salah, namun ia tak bisa menahan perasaannya terhadap gadis cantik itu yang merupakan adik dari sahabatnya. Di mana sahabatnya yang bernama Adrian itu belum tahu-menahu persoalan hubungan di antara Sagala dan adiknya.
Awal pertemuan mereka ketika Sagala berkunjung ke rumah Adrian, Kakaknya Araya. Sebelumnya Sagala belum pernah melihat Araya setiap kali bermain ke rumah Adrian, hanya sekadar tahu kalau sahabatnya itu memiliki seorang adik perempuan. Sampai ketika Araya mengantar minuman ke kamar Adrian, yang menjadi tempat berkumpul para lelaki itu, di situlah untuk pertama kalinya Sagala melihat wajah adik sahabatnya yang berhasil membius dirinya.
Cantik sekali. Sagala sampai tak percaya kalau Araya baru berusia 15 tahun, ketika Adrian memberitahu usia adiknya.
Setelah tahu bahwa sahabatnya memiliki adik secantik itu, Sagala menjadi lebih sering bermain di rumah Adrian, demi bertemu Araya dan lebih akrab dengan gadis itu.
Hingga pada bulan ketiga seusai pertemuannya dengan Araya pertama kali, Sagala langsung mengutarakan perasaannya. Terdengar menggelikan memang memacari gadis yang baru berusia 15 tahun dan memiliki jarak usia yang lumayan jauh, tapi Sagala tak peduli tentang hal tersebut. Dirinya hanya ingin menjadikan Araya sebagai miliknya.
Gadis yang bisa ia cium dan sentuh sesuka hatinya. Apalagi Araya masih di fase labil dan mudah diperdaya.
Seperti sekarang ini. Araya hanya bersandar pasrah di dada bidang Sagala yang tak mengenakan atasan apapun, menerima sentuhan telapak tangan pria itu di pahanya yang tersingkap rok abu-abu sekolah dan ciuman bertubi-tubi di puncak kepalanya. Araya baru saja pulang sekolah, belum mengganti seragam, namun sudah dijamah Sagala yang membawanya ke apartemen Pria itu.
"Gimana hasil tugasnya tadi, sayang? Dapat nilai bagus, nggak?" tanya Sagala perihal tugas sekolah Araya yang dikerjakan semuanya oleh Sagala.
Araya mengangguk, tersenyum lembut yang membuat Sagala semakin terbius. "Aku dapat nilai paling tinggi di kelas, bahkan sampai dipuji Guru. Makasih ya, Kak, udah bantu ngerjain tugas aku."
Sagala ikut tersenyum. Apapun demi gadis ini, akan ia lakukan. "Lalu balasan untuk Kakak mana setelah bantuin kamu?" Ia mengusap lembut pipi Araya.
"Ini?" Pipi Araya bersemu setelah menempelkan sekilas bibirnya dengan bibir Sagala. Sesuatu yang selalu ia lakukan bila Sagala meminta balasan terhadap bantuan yang pria itu berikan padanya.
"Hanya itu?" Jari-jari nakal Sagala sudah membuka dua kancing teratas seragam Araya, memperlihatkan sedikit dalaman putih yang dikenakan gadis itu.
"Aku ... " Araya terlalu gugup ditatap lekat oleh sepasang manik hitam di hadapannya. Lantas ia menunduk untuk menghindari tatapan tersebut. Sagala itu sangat tampan. Ia terkadang tak percaya pria ini adalah kekasihnya.
Sagala menaikkan dagu Araya agar kembali menatapnya. "Kamu tau, kan, kamu milik Kakak?" tanyanya diangguki pelan oleh Araya. Tangannya semakin gencar membuka kancing seragam Araya hingga terlepas semua, menyisakan tanktop putih di tubuh gadisnya. "Tubuh ini juga milik Kakak." Diusapnya kedua lengan terbuka Araya secara sensual, kemudian membawa tubuh gadis itu ke dalam pelukannya.
